Mellisa bergerak-gerak gelisah saat melihat tatapan kosong Lilia dan air matanya yang terus mengalir. Akhirnya dia ikut duduk di samping wanita itu, lalu memeluknya dengan hati-hati.
"Jangan menangis untuk mereka. Air matamu jauh lebih berharga daripada itu." Ucap Mellisa dengan nada canggung. Dia tidak pernah berada dalam situasi dimana dia harus menenangkan seseorang seperti sekarang. Namun Mellisa merasa kalau dia tidak ingin membiarkan Lilia bersedih sendirian. "Lagipula, Leila adalah wanita yang licik. Dia bahkan berani mengincar nyawaku!"
Ucapan itu akhirnya menarik perhatian Lilia. Dia mengusap kedua matanya dan menarik diri dari pelukan wanita itu, lalu dia menatap Mellisa dengan terkejut. "Apa kamu serius? Aku tidak bisa membayangkan Leila mampu merancang kecelakaan itu…"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com