webnovel

Damai

Daffa hanya terdiam dan terus-terusan memijat pelipisnya dengan tangan kanannya. Sungguh, apa yang sedang di hadapinya itu sangat tidak diinginkannya. Ditambah lagi, posisinya sedang berada di muka umum, dan hal ini membuat hati Daffa semakin tidak menentu.

"Jawab Kak, jangan diam terus! Kakak selingkuh sama wanita jalang ini bukan?"cecar Kania dengan penuh amarah.

Dan mendengar hal itu, Ririn tidak terima jika dirinya disebut wanita jalang oleh orang yang tidak dikenalnya itu. Bahkan rasa emosi mulai timbul dan meradang dengan begitu cepat sehingga ia pun mulai marah kepada Kania.

"Heh! Maksud kamu apa? Sembarangan saja kalau ngomong!" sentak Ririn dengan tegas.

"Memang itu kenyataannya ‘kan? Kalian berdua enak-enaknya makan malam di sini, sementara kakakku masih terbaring lemah di rumah sakit. Masa iya, kamu tidak tahu beritanya!" sentak Kania yang masih emosi.

"Tapi aku tidak—"