webnovel

Istri Sang Juragan

Novel ini 50% terinspirasi dari kisah nyata beberapa orang yang saya kenal Selamat membaca. Salam MS Assalamualaikum...semangat pagi...mohon maaf kepada para pembaca novel "Istri Sang Juragan" untuk sementara penulisan novel ini dihentikan, di karenakan novel ini telah di bajak di aplikasi lain. anda jangan kaget kalau saya melakukan perubahan sub judul di novel ini, perubahan caver dan sebagian isi . terima kasih banyak kepada mereka lebih yang lebih memilih webnovel. saya mencintai reader semua...saya terharu atas kesetiaan anda di novel ini. salam hangat! MS.

Meri_Sajja · Realistic
Not enough ratings
599 Chs

Penguasa Atas Dirinya

Dua anak kembar itu menangis dan meronta-ronta dengan ibunya bahkan ayahnya pun tak bisa membujuknya. Murni mendekati si kembar Ronal dan Rendi, membungkuok kepadanya dan membisikkan sesuatu, kedua anak itu mengangguk, berhenti menangis, lalu mereka berdiri menggandeng tangan Murni kira kanan. Kedua anak itu tertawa, melupakan akting menangis mereka tadi. " Dadah nenek, dadah ibu, dadah tante....kami jalan dulu", si kembar melambai ke arah mereka. "Hei....mau kemana?" Hasnah melompat dari tempat duduk ." Jalan-jalanlah weee", Ronal menarik mata kirinya , lidahnya menjulur ke Hasnah.

"Ikut nah". "Ga boleh" Rendi mendorong Hasnah. " Rendi Ronal...ingat kata bunda tadi apa?" Murni menggoyakan ibu jarinya ke mereka berdua. Si kembar menjadi manis sikapnya dan menarik tangan Hasnah mengajak ke mobil, Rita tak mau ketinggalan, ikut juga.

Murni hanya membawa mereka ke pelabuhan.

Sore hari begini pelabuhan atau dermaga ini sangat ramai, para pemuda banyak yang duduk santai dei tepi pelabuhan. Beberapa kapal kecil sandar ke pelabuhan, aktifitas bongkar muat barang terlihat ramai, banyak ikan-ikan sungai segar dan kering baru saja datang dikerumuni banyak orang. Buah semangka dan Labu besar-besar menarik perhatiannya. Meski Richman tidak suks semangka tetapi dia sangat suka. Murni membeli hingga beberapa biji untuk dibagikan nantinya ke Raudah dan Mbo Minah. Ia juga membeli ikan ikering Haruan (gabus), ikan kering dan ikan salai ¹ ( ikan asap) dari desa enggalam². Murni mrmbayangkan Citarasa dan aroma khas ikan asap ini ketika di masak. Rasanya yang enak bukan karena racikan bumbu namun pada proses pengasapan yang menggunakan panas bara kayu pohon Jeluma³.

Tak lama KM Mahkota datang, sandar sebentar kemudian melanjutkan perjalanannya kembali ke kota Melak.

Seorang penumpang turun nampaknya ia turis asing dan lansung menarik perhatian warga. Kota Bangun meskipun kota kecil sering juga didatangi turis mancanegara. Turis asing itu nampak kebingungan, begitu juga warga yang berkerumun juga bingung tidak bisa menjawab dengan jelas pertanyaan si Bule.

Murni mendekati turis asing dan bertanya apa yang bisa bantu. Biule itu bernama Rafael dari New Zaeland. Murni terlihat berdialog dengannya sehingga menimbulkan keheranan Rita dan Murni, juga warga lain yang mengenalnya. Bukannya Murni buta huruf, kenapa dia bahasa Inggris, tanya mereka heran.

Murni mengantar Hasnah dan Rita serta dua kurcaci kembar, lalu ia mengeluarkan belanjaannya tadi dan meminta Mbo Minah memberikan sebagian ke Raudah . Kemudian kembali lagi ke pelabuhan menjemput turis itu dan mengantarnya ke kecamatan. Di rumah Hasnah dan Rita bercerita kepada Mbo Minah tentang Murni yang bisa bahasa Inggris. Zul mendengarkan serasa tak percaya. Ia tercenung. Bintang Kejora itu semakin bersinar.

Rupanya Rafael kesasar harusnya ia tidak turun dari kapal, tujuannya masih jauh ke tanjung Isuy, ia harus meneruskan perjalanannya naik long boat* besok pagi. Karma kapal yang menuju Melak adanya tengah malam nanti.

Murni menelpon Om aji menceritakan tentang turis asing itu, Om Aji menyusul datang ke kecamatan. Lalu pak Camat dan om Aji membawanya ke Resort AHR.

****

Malam itu terjadi diskusi yang hangat di Resort Aji, antara pak Camat dan Rafael. Lima orang itu duduk di teras Resort di bawah terang purnama. Murni dan Richman hanya menjadi pendengar saja. Murni lumayan mengerti dan dapat menangkap apa yang bicarakan, tetapi Richman banyak tidak nyambung dengan pembicaraan mereka. Ia hanya fokus mengotak atik laptop main games diam-diam di meja yang berbeda.

Rafael seorang peneliti dari Lincoln University, New Zaeland, dia sedang melakukan observasi penelitian tentang sejarah kebudayaan bangsa Kutai.

Pak Camat seorang sarjana lulusan Ilmu Pemerintahan di Bandung, ia sangat pandai. Cara bicaranya sangat meyakinkan, ia bercerita tentang daerahnya, "Kota Bangun adalah sebuah daerah wisata air yang tersebar di beberapa wilayah pemukiman penduduk. Danau Melintang, salah satu tempat dimana daerahnya begitu teduh menyimpan keindahan yang tiada duanya ketika matahari baru akan terbit dan menjelang tenggelam. Kicauan burung dan tenangnya aliran air sungai menambah asyiknya menikmati pesona danau yang memiliki teman akrab bernama Danau Semayang ini. Ketika air Sungai Mahakam surut, kedua danau tersebut akan menyatu. Pada malam hari ketika air Sungai Mahakam sedang naik, kedua danau itu memisahkan diri dengan posisi Danau Melintang.

Pak Camat bercerita begitu nenarik hingga yang mendengar terhipnotis olehnya. Begitu juga Murni. Tapi tidak begitu dengan Richman. Ia tidak mengerti.

Agaknya Rafael juga terpesona dengan cerita pak Camat, ia membenarkan posisi duduknya serius mendengarkan. Pak Camat semakin bersemangat, "Kota Bangun memiliki peradabannya sendiri, Danau Semayang dan Danau Melintang hadir sebagai mata pencaharian penduduk yang bermukim di sepanjang jalur sungai dan danaunya. Disana juga terdapat sebuah desa, namanya Desa Melintang, desa terapung khas Kalimantan di atas Danau Melintang yang lebih mirip dengan lautan luas. Banyak perahu yang dirakit dengan tiang-tiang penyangga agar desa tersebut tetap kokoh meskipun angin yang bertiup sedang tidak bersahabat".

Om Aji dari tadi tidak bersuara, tangannya terbuka, nenyilahkan pak camat bercerita, Rafael juga setuju.

"Selain itu di kota bangun ada cerita tentang hilangnya sebuah kerajaan secara misterius, namanya Kerajaan Sri Bangun", pak camat bersuara pelan. Murni jadi merinding. Pak camat meneruskan, " kerajaan ini dulu pernah ditaklukkan oleh Kerajaan Kutai Martadipura. Kerajaan ini disebut-sebut menghilang secara gaib. Konon dulu pada zaman kerajaan martadipura berkuasa, pihak kerajaan sri bangun tidak mau lagi membayar upeti kepada pihak kerajaan martadipura. Lalu mereka (orang-orang sri bangun) memutuskan untuk mengadakan  upacara (ritual) untuk menggaibkan kerajaan dan orang2 mereka. Sehingga mereka bebas dari kekuasaan kerajaan martadipura", pak camat menarik panjang agak berat, suaranya agak parau. Om Aji mengambilkannya air mineral.

Mereka menunggu pak camat meneruskan ceritanya. "OK wait a minute!" Dia menarik nafasnya dan lanjut bercerita.

"Sampai sekarang kerajaan Sri Bangun memang masih menjadi misteri bagi para sejarawan dan penduduk kota bangun khususnya. Bagi para sejarawan misteri kerajaan ini mungkin terletak pada minimnya bukti-bukti sejarah guna mengetahui tentang kerajaan ini pada masa lampau. Bagi masyarakat kota bangun misteri kerajaan ini adalah sebuah cerita "peristiwa gaibnya kerajaan Sri Bangun". Masyarakat kota bangun saat ini masih meyakini mempercayai keberadaan kerajaan ini sampai sekarang ini, namun keberadaannya ada secara gaib". Pak camat mengakhiri ceritanya.

"this is amazing", Rafael bertepuk tangan berdiri, Om Aji juga. Murni ikut-ikutan bertepuk tangan di kursinya.

" I will be there", katanya. Om Aji dan pak Camat bingung. "Ooh...Melintang". Rafael menjelaskan maksudnya. "I want to come too", om Aji punya keinginan yang sama. "Me too", Murni mengacungkan jarinya. Kemudian ia tersipu malu. Mereka tertawa melihatnya. Richman kebingungan. "Richman, antar kami kesana", perintah om Aji. "OKE! " Richman menjawab pasti. Kalau kalinat terakhir ini ia jelas mengerti. Mereka serempak tertawa.

***

Sudah satu bulan Om Aji disini, dia sibuk melakukan banyak hal yang memakan fisik. Kesibukan memang membuatnya bersemangat, di tambah adanya cucunya dan menanti yang baru ditemukanya membuat hidupnya lebih berarti. Kehadirannya tentu saja membuat Richman dan Murni menjadi lebih lengkap sebagai keluarga. Richman dan Murni lebih membutuhkannya daripada Rozak dan Dewi, 2 orang ini lebih mapan dan dewasa menjalankan kehidupannya. Hal ini berbeda dengan Richman yang berusia 23 tahun dan Murni yang 18 tahun, selama ini mereka menjalani kehidupan yang pahit secara mandiri tanpa bimbingan dan arahan orangtua. Meski mereka biasa dalam kemiskinan tetapi mereka tidak siap dengan kekayaan. Selama 2 bulan kehidupan mereka berdua, dengan serta mereka sudah hidup bergelimpangan dengan harta, segala yang mereka butuhkan datang begitu saja tanpa diminta. Hal ini tidak baik bagi mereka ke depannya. Beruntungnya mereka orang yang baik dan sederhana, jadi tidak kaget menjadi orang kaya baru (OKB), memiliki cita-cita yang mulia, dan yang penting mereka tidak menjadi sombong. Hanya saja sifat spontanitasnya Richman yang cenderung mengambil tindakan yang tanpa perencanaan membuat dia tidak bijak mengelola keuangannya. Tentu saja kehadiran Om Aji berada pada waktu yang tepat sebagai 'seft control'. Om Aji sangat bersyukur kedua cucunya ini memiliki kemampuan untuk membimbing tingkah laku mereka sendiri. Hal ini karena mereka memiliki kecerdasan tersembunyi atau lebih tepatnya mereka memang beruntung. Bedanya sekarang Richman dan Murni menuju proses berkembang. Sedang ia sendiri sekarang sedang proses 'tumbuh' kembali menjadi muda kembali bersemangat kembali, atau lebih persisnya ia harus memikirkan dirinya sendiri secara sederhana. Om Aji tersenyum. Menyadari boleh dikata dia sudah tua, tetapi ia suka meledak-ledak seperti Richman juga. Bedanya dia lebih dia lebih pandai tentunya. Om Aji menuliskan rencana-rencananya dalam buku agendanya.

Di tempat yang berbeda Murni menuliskan pula rencana dan cita-citanya di buku agenda pink miliknya.

Richman mencari Murni dengan jarinya, tetapi ia tidak menemukan Murni disisinya. Richman melompat dari tempat tidur keluar kamar, lalu menemukannya di tertidur di sofa dengan buku agendanya. Perlahan Richman mencium keningnya. Murni membuka matanya, dengan manja ia mengulurkan tangannya," gendong!" Richman tertawa. Richman mengangkat tubuh ringannya, Murni tersenyum menatapnya, " Rich...kamu harus tau, beruntungnya aku, orang yang kunikahi adalah kamu," Richman tertawa istrinya sudah pandai merayunya. "O ya", Richman balas menggodanya. Murni cemberut. Richman gemas melihatnya dan menggingit dadanya. " Aww!' Murni berteriak. Untungnya mereka tak punya tetangga. Richman menggigit lehernya, meninggalkan banyak jejak ditubuhnya. Murni tanpaknya tidak mau menyerah ketika tubuhnya dipenuhi tanda dimana-mana, dengan segera dia berbalik naik keatasnya dan mrmbuat suaminya merintih pula. Malam ini Murni sepenuhnya berkuasa atas tubuh suaminya hingga terkulai tak berdaya.

________________

¹ Ikan Baong, Lais, Bentilap dan Patin bisa dibuat ikan salai dijual ditempatnya antara Rp 150 hingga Rp 175 ribu / kg.

² Desa Enggelam Kecamatan Muarawis Kutai Kartanegara

³ Kayu sejenis bakau yang tumbuh di sekitar danau Semayang dan Melintang, Kotababgun, Kutai Kartanegara.

* alat trasportasi legendaris di Mahakam Ulu, perahu yang terbuat dari gabungan beberapa kayu dengan mesin tempel menjadi pendorongnya.