Shen Qinglan mengantar Kakek Fu sampai ke depan gerbang kompleks.
"Nak, terima kasih, aku benar-benar berterima kasih kepadamu. Hari ini kalau bukan karena kamu, kakek pasti akan malu sekali." Kakek Fu menatap Shen Qinglan sambil tersenyum lebar.
"Kakek, Anda tidak perlu sungkan begitu. Toh aku juga mau pulang." Suara Shen Qinglan terdengar ringan. Kakek Fu hanya mengira kalau dia rendah hati dan sama sekali tidak berpikir kalau ada maksud dalam perkataan Shen Qinglan.
Sampai ketika Shen Qinglan ikut memasuki gerbang kompleks dengannya, dan lagi penjaga gerbang juga tidak menghentikannya, saat itu barulah Kakek Fu sadar.
"Nak, kamu juga tinggal di sini?"
Shen Qinglan mengangguk, "Kakek, Anda tinggal di bangunan yang mana? Biar kuantarkan sampai ke rumah."
Kakek Fu menatap wajah anggun Shen Qinglan, dia tidak ingat kalau di antara orang yang tinggal di sini ada orang yang begitu berkelas seperti ini. Mungkinkah dia adalah kerabat seseorang yang tinggal di sini untuk sementara?
"Nak, kamu tinggal di mana?" Kakek Fu tidak menjawab tapi malah bertanya.
Kemudian Kakek Fu pun mengetahui bahwa Shen Qinglan adalah cucu perempuan dari teman lamanya yang hilang namun telah kembali.
Kakek Fu juga tinggal di kompleks. Shen Qinglan kembali ke keluarga Shen tiga tahun yang lalu, menurut logika tidak mungkin kalau Kakek Fu tidak mengenalinya. Hanya saja pada tahun-tahun itu kesehatan Kakek Fu tidak baik sehingga dia pun pergi ke selatan untuk penyembuhan. Minggu lalu dia baru kembali ke ibu kota.
Setelah mengetahui bahwa Shen Qinglan adalah cucu dari Kakek Shen yang adalah rekan lamanya, rasa suka Kakek Fu terhadap Shen Qinglan pun bertambah. Di dalamnya juga mengandung sedikit rasa simpati. Dia juga benar-benar pernah menyayangi gadis ini sewaktu dia masih kecil.
Kemudian, Kakek Fu secara bertahap mendapati bahwa Shen Qinglan bukan hanya memiliki ketenangan yang melampaui orang seusianya, tapi dia juga sangat berwawasan. Dia memiliki sedikit pengetahuan di segala bidang. Tidak peduli apakah Kakek Fu mencarinya untuk bermain catur atau untuk bertukar penilaian tentang melukis dan kaligrafi, dia bisa menanggapinya dengan lancar. Bahkan saat berdiskusi tentang situasi politik saat ini dengannya, dia juga bisa mengungkapkan sedikit pendapat. Dia sederhana dan rendah hati, sikapnya terhadap orang tua tidak hangat tetapi penuh hormat.
Dan lagi Shen Qinglan sangat sabar, meskipun Kakek Fu terus mengulang langkah dalam permainan catur, dia tetap tidak marah.
Kakek Fu tidak mempunyai cucu perempuan. Dia hanya mempunyai satu cucu laki-laki dan satu cucu luar. Kesannya pada pertemuan pertama dengan Shen Qinglan sangat bagus. Semakin lama berinteraksi dengannya, rasa sukanya kepada Shen Qinglan pun semakin dalam.
Awalnya Kakek Fu juga tidak bermaksud untuk menjodohkan Shen Qinglan dengan Fu Hengyi. Bagaimanapun juga saat itu Shen Qinglan baru berulang tahun yang ke delapan belas. Dan Fu Hengyi juga belum sampai tiga puluh. Walaupun dia ingin menggendong cicit, tapi dia juga tidak akan memaksa cucunya.
Tahun demi tahun, dalam sekejap mata tiga tahun pun berlalu. Cucunya masih terobsesi dengan kemiliteran dan sedikit pun tidak tertarik dengan pernikahan. Gadis kecil yang masih hijau dulu itu juga perlahan-lahan tumbuh dewasa dan menjadi seorang gadis cantik yang sangat berbakat.
Hanya saja aura di tubuhnya semakin dingin. Kakek Fu juga tahu tentang keluarga Shen. Dia tidak bisa memahami pemikiran Chu Yunrong, namun dia juga tidak punya posisi untuk mengkritiknya. Dia pun semakin bersimpati kepada Shen Qinglan.
Suatu hari setahun yang lalu, Kakek Fu sedang bermain catur dengan Shen Qinglan. Entah mengapa dia teringat dengan cucunya yang sampai sekarang masih melajang. Dia membayangkan wajah cucunya, lalu melihat Shen Qinglan yang sedang berpikir di depannya. Mata Kakek Fu berbinar, sebuah ide muncul dari dalam hatinya. Sejak saat itu dia tidak bisa menghentikannya dan semakin lama semakin menyukai pemikirannya itu.
Maka Kakek Fu pun tidak mau main catur lagi. Dengan penuh semangat dia berlari ke kamarnya dan menelepon Kakek Shen lalu mengatakan rencananya. Siapa yang tahu kalau begitu mendengarnya Kakek Shen langsung menutup telepon, bahkan memakinya 'tukang mimpi'.
Kemudian Shen Qinglan langsung ditelepon oleh kakeknya dan dipanggil untuk pulang. Selama berbulan-bulan dia tidak bertemu dengan Kakek Fu.
Kakek Fu juga tahu kalau pemikirannya itu agak sedikit tidak tahu malu. Bagaimanapun juga anak gadis dari keluarga temannya itu masih seperti kuncup bunga, sedangkan yang di keluarganya ini sudah seperti daging tua. Agar tidak membuat Kakek Shen marah lagi, maka dia pun tidak lagi menyinggung masalah ini di depan Kakek Shen.
Tetapi dalam hati diam-diam dia membuat rencana untuk menunggu cucunya pulang dan menyuruhnya mengejar dan menangkap orangnya. Pada saatnya nanti gadis itu sendiri sudah bersedia, walaupun Kakek Shen tidak bersedia, dia juga tidak bisa apa-apa.
Namun takdir tidak sesuai dengan keinginan manusia. Tahun itu Fu Hengyi sangat sibuk, bahkan dia tidak pulang untuk merayakan tahun baru. Kali ini kalau bukan karena dirinya berpura-pura sakit, pasti bocah busuk ini juga tidak akan pulang.
Saat memikirkannya, Kakek Fu berkacak pinggang sendiri dan berputar-putar di kamarnya sambil diam-diam membenci cucunya karena tidak berusaha.
Fu Hengyi tidak menghiraukan amarah kecil Kakek Fu. Libur kali ini awalnya bukanlah keinginannya. Militer sedang memilih anggota baru dan saat ini sudah sampai pada saat yang paling krusial. Sebagai pimpinan, seharusnya dia tidak boleh absen. Tetapi kakeknya menipunya dengan alasan sakit parah sehingga dia pun pulang.
Awalnya dia masih belum tahu apa alasan Kakek Fu membohonginya agar pulang. Tapi sekarang, kemungkinan besar alasannya adalah gadis kecil dari keluarga Shen itu.
Memikirkan orang yang sangat cantik namun dingin itu, bibir Fu Hengyi tersenyum tanpa dia sendiri menyadarinya.
Tetapi perkataan yang diucapkannya kepada Shen Qinglan malam ini benar. Setelah memastikan kalau badan Kakek Fu tidak apa-apa, dia berencana untuk kembali ke kemiliteran besok lusa. Dia juga tidak tahu kapan dia akan pulang lagi.
Saat memikirkan pasukan, Fu Hengyi teringat dengan rencana pelatihan yang belum selesai. Dia pun langsung saja memanfaatkan waktu luang saat ini untuk menulis rencana pelatihan itu. Dengan berpikir demikian, dia pun langsung menuju ke ruang baca.
Kasihan Kakek Fu yang masih berada di kamarnya menunggu Fu Hengyi datang untuk mengakui kesalahannya lalu mengejar Shen Qinglan.
Kakek Fu terus menunggu, namun Fu Hengyi tidak datang juga. Akhirnya dia pun tahu bahwa cucunya benar-benar tidak bermaksud untuk menikahi Shen Qinglan.
Mana bisa begini? Qinglan adalah pilihan menantu yang disukainya, jangan sampai orang lain mengambilnya. Jangan kira dia tidak tahu bahwa ada banyak orang yang mendambakan Qinglan. Dulu waktu dia ke sekolah untuk mencarinya, dia melihat ada seorang siswa yang memberi bunga untuk Shen Qinglan dan menyatakan cintanya. Walaupun Shen Qinglan tidak menerima, tapi siapa yang tahu kalau ada orang berikutnya. Kalau sampai diambil orang lain, dia benar-benar tidak akan punya tempat untuk menangis.
Saat berpikir sampai ke sana, sebuah rencana muncul dalam hati Kakek Fu…
Keesokan harinya, tersebar kabar di ibu kota yang mengatakan bahwa keluarga Fu mau memilih cucu menantu. Begitu kabar itu keluar, seluruh ibu kota langsung gempar dan mengguncang mata air di kolam gadis-gadis yang belum menikah.
Seperti apakah keluarga Fu? Keluarga Fu adalah yang kaya di antara yang kaya, yang berkuasa di antara yang berkuasa. Mereka adalah keluarga yang ingin dinikahi oleh semua wanita di ibu kota.
Dan Fu Hengyi adalah pewaris yang paling luar biasa dari keluarga Fu di generasi ini. Mayor jenderal yang baru berusia tiga puluh satu tahun. Hanya ini saja sudah bisa membuat gadis-gadis cantik memeras otaknya demi bisa menikah dengan keluarga Fu. Apalagi Fu Hengyi juga memiliki penampilan yang lebih menarik daripada selebriti.
Tapi sebelum para gadis bergerak, keluar lagi sebuah berita lain. Katanya keluarga Fu telah memilih calon cucu menantu. Orang ini adalah gadis dari keluarga Shen. Selama beberapa waktu, kepingan-kepingan hati gadis yang hancur dalam dilihat di mana-mana di seluruh ibu kota. Dan gadis dari keluarga Shen yang terpilih itu pun dinobatkan oleh gadis-gadis di ibu kota sebagai siluman rubah wanita yang telah merayu Tuan Fu.