webnovel

Bab 2

Lamunanya terhenti karna suara sang sopir taksi. Segera turun dan membayar sang sopir ia pergi ke dalam bandara untuk memesan tiket, ada begitu banyak orang yang melihat penampilannya yang sangat menyedihkan, sengan perban di kepala serta bercak darah di pakaian putihnya.

Dia tidak memperdulikan tatapan orang-orang dan langsung memesan tiket pesawat menuju Negara A. Dia berharap di negara itu hidupnya akan menjadi lebih baik dan dia akan tumbuh kuat sehingga bisa kembali ke negara itu untuk balas dendam.

Sesampainya di Negara A, Alana langsung membeli sebuah rumah yang cukup besar dari situs online. Dia juga tidak lupa membeli keperluannya berupa pakaian dan kebutuhan lainnya. Setelah itu dia menjalani hidup yang bebsa seperti yang dia inginkan.

Sudah 6 bulan berlalu di Negara A hidupnya mulai membaik, tak ada satu hari pun yang ia lewati dengan bersantai. Banyak hal yang dia alami, bagaimana kerasnya hidup di Negara yang tingkat kejahatan tinggi terutama untuk gadis kecil sepertinya.

Namun itu bukan hal yang bisa mematahkan semangatnya, semakin sulit kehidupan itu maka semakin kuat dirinya menghadapinya. Bukankah kehidupan yang menyenangkan adalah kehidupan yang penuh dengan kebebasan dan sekarang dia menikmati kehidupan bebasnya tampa ada yang bisa menyakitinya dan membuatnya sedih.

Menutup semua kehidupan lama. Sekarang dia menikmati hidup yang baru.

" bunuh dia "

Tiba-tiba saja telinganya mendengar suara di sudut bangunan yang gelap dan jarang di lalui orang-orang.

" keponakan ku yang malang "

Suara itu masih terus terdengar dan semakin mengerikan, entah mengapa kakinya semakin dekat melangkah ke arah suara itu.

" andai saja kau tak keras kepala mungkin kau tidak akan mati seperti ini "

Lawan bicara pria tersebut tak mampu membalasnya, seluruh tubuhnya penuh dengan luka dan darah. Anehnya hanya ada dua orang yang berusaha membantunya sedangkan mereka dikelilingi oleh pria-pria yang berpakaian hitam dengan jumlah yang banyak.

" bereskan dia, aku tidak ingin kalian gagal lagi kali ini " setelah itu sang paman pergi meninggalkan kerumunan dan masuk ke dalam mobil lalu menghilang.

" bos maafkan kami " sungguh mereka sudah di jebak dan berakibat seperti ini.

" sudah, cepat bereskan mereka kita akan merayakanya dan berpesta bersama para gadis-gadis cantik "

Hatinya tak bisa membiarkan tiga oran pria tersebut di bunuh. Walau pun dia tak mengenali mereka, tapi hatinya memaksanya untuk membantu mereka. Bagaimana pun jika dia ada di posisi ketiga pria itu dia pasti tidak akan tahu harus berbuat apa-apa.

Dia merasa bahwa ketiga pria itu pasti orang-orang yang baik dan pria yang menyebut dirinya paman adalah seorang pria jahat yang ingin menguasai harta pria tersebut. jadi dia memutuskan untuk membentu mereka.

" apakah kalian disebut pria, mengeroyok tiga orang pria. Bahkan aku yang melihatnya malu" Alana menatap ketujuh pria berbadan besar yang mengelilingi tiga pria itu.

" hahahah, kau hanya seorang wanita tapi cara bicara mu sangat berani. Apakah kau ingin berindak seperti pahalwan disini "

" bos, dia cukup cantik. Bagaimana jika kita mengurusnya setelah membunuh tiga pria ini "

" iya bos, itu ide yang bagus "

" baiklah, kalian harus segera mengurus tiga pria itu dan setelah itu aku akan memberikan wanita ini pada kalian "

" terima kasih bos "

Saat keenam pria itu ingin menyerang ketiga pria itu, tiba-tiba saja dengan cepat pria pertama yang maju kedepan jatuh ke tanah karna sebuah tendangan yang sangat kuat dan cepat. Setelah itu para pria yang berbadan besar itu langsung bejatuhan satu persatu.

Pria yang menjadi bos mereka tercengang melihat bagaiaman kekuatan Alana, dia tidak mengira bahwa wanita muda itu yang umurnya bahkan belum mencapai 18 tahun bisa mengalahklan para anak buahnya. Itu membuatnya malu.

Ketiga pria itu juga menatap Alana dengan tatapan tak percaya, ini pertama kalinya mereka melihat sebuah kekuatan yang sangat luar biasa dari seorang wanita muda.

" kurang ajar, beraninya kau menyerang ku. aku akan membunuh mu malam ini "

Namun, sebelum dia bisa bergerak maju. Alana langsung mengarahkan kakinya ke dada pria tersebut dan sang pria yang di tendnag mengeluarkan seteguk darah.

Suasanya semakin mencekam setelah kejadian itu, siapa yang akan percaya jika seorang gadis kecil yang sedikit gemuk bisa melukai seorang laki-lakinya lebih besar dan kuat dari dirianya.

" brengsek, kau bahkan tidak bisa mengalahkan wanita itu " dia adalah ketua dari organisasi pembunuh yang disegani. Namun sekarang dipermalukan oleh wanita itu dengan menghajar anak buahnya.

" dia sangat cepat bos " walau dia menderita dia masih bisa menjawab bos nya.

" cepat habisi dia, kita tidak ada waktu lagi. Jangan sampai pria itu marah lagi hanya karna kita gagal "

Dengan sigap mereka mengelilingin Alana, mereka mulai menyerangnya. Namun tak ada satu orang pun yang mampu menyentuhnya karna gerakanya lebih lincah dari mereka. Dia terus memukul mereka dengan cepat dengan gerakan yang sangat baik untuk berkelahi.

Setelah 30 menit semua pria berbaju hitam itu berbaring ditanah dengan tubuh yang sudah habis babak belur. Sedangkan Alana masih tetap bisa berdiri walau ada beberapa bekas pukulan di lengan dan wajahnya.

" kalian semua sampah. Wanita kau seharusnya tak ikut campur. Tapi karna kau sudah ada di sini maka sekarang kau harus mati " dia menggenggam sebuah pistol dan mengarahkanya ke Alana.

Namun sebelum itu terjadi, Alana sudah berdiri tepat di belakangnya. Dengan satu pukulan pria tersebut jatuh ke tanah dengan seteguk darah keluar dari mulutnya, gerakanya sangat cepat. Tidak ada satu pun dari mereka melihatnya.

Setelah semuanya selesai dia langsung bergegas pergi. Tidak ingin berurusan lebih banyak dengan orang yang tidak dia kenali.

" nona tolong tunggu " salah satu dari pengawal tersebut menghentikanya, mereka sangat beruntung. Karena kehadiranya mereka selamat.

" tolong sebutkan nama mu dan dimana kau tinggal, aku akan membalasnya nanti saat aku pulih " kali ini pria yang lain berbicara, sepertinya dia adalah keponakan dari pria yang berniat membunuhnya.

Tampa melihat kebelakang atau menjawab pertanyaannya, dia langsung pergi menjauh dan tak terlihat lagi. Pria tersebut melihatnya pergi berlalu begitu saja.

" tuan aku sudah menghubungi tuan Alvin, mereka akan segera sampai "

" hm, aku ingin kau menyelidiki gadis itu " dia sangat penasaran pada identitas wanita itu.

" baik tuan "

***

Pagi ini Alana memutuskan untuk pergi keluar untuk mencari orang yang bisa dia ajak kerja sama. Sudah saatnya melanjutkan mimpinya membangun perusahaan, dengan pakaian sederhana tampa riasan atau pun perhiasan dia berjalan dengan santai menelusuri kota yang padat dan sibuk.

Sesekali dia akan mendapati pandangan memuja para pria dan tatapan iri para wanita yang melihat penampilanya. Cantik, sudah sering kali para pria akan mengucapkan kata-kata itu padanya. Namun dia hanya menatap mereka sekali lalu langsung pergi.

Siakapnya yang acuh tak acuh dan tempramennya yang dingin membuatnya terlihat seperti tak mudah untuk di dekati, saat berjalan tak sengaja matanya melihat tindakan pencurian yang dilakukan seorang pria.

Dia dengan hati-hati memasukan lenganya kedalam tas wanita itu. Gerakanya sangat halus dan rapi hanya orang yang benar-benar sadar sepertinya yang bisa melihatnya.

Setelah beroprasi pria tersebut pergi melarikandiri tampa disadari oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya termasuk korban yang dompetnya diambil.

Tampa pria itu sadari, dia sudah di ikuti olehnya dan terus berjalan masuk ke dalam gang yang sempit dan jarang di lalui oleh orang-orang. Setelah berjalan lama dan jauh ia berhenti dan melihat hasil curianya.

" apakah itu banyak " ia bersandar di tembok dan berdiri tepat di belakang pria tersebut sambil menatapnya.

" siapa kau ? " dia terkejut dan tidak menyadari bahwa tindakanya sudah di ketahui. Namun melihat yang mengikuti hanya seorang wanita, melihat itu dia tidak terlalu khawatir.

" apakah itu cukup "

" sebaiknya kau pergi "

" berapa uang yang kau butuhkan "

Pria itu tidak mengerti apa yang sedang wanita itu katakan, dia tidak menjawab apa yang di tanyakan malah sebaliknya mengajukan pertanyaan padanya. Ini sangat menyebalkan untuknya, dia tidak pernah bertemu wanita seperti itu yang pandanganya sangat dingin walau pun wajahnya cantik namun dia menghadirkan aura yang tidak dapat di dekati oleh siapa pun.

" apa urusan mu, kau hanya gadis kecil kaya yang sombong, kau bahkan tidak tau apa yang dirasakan orang seperti ku "

" aku bisa membantu mu dengan uang tapi kau harus menjadi orang ku "

Dia bukan tipe orang yang akan terlalu banyak bicara percuma dan menghabiskan waktu untuk satu tujuan.

" itu hanya ada dalam mimpi mu " dengan cepat dia bergegas ke arah gadis itu untuk memberinya pelajarang akan sikap sombong dan dinginya.

Dengan cepat dia melawan setiap pukulan pria tersebut dengan sangat mudah, akhirnya pria itu berasa lelah dan berhenti. Dia sadar gadis itu bukan orang yang bisa dia lawan.

" apa yang kau inginkan ?"