webnovel

Bab 1

" sudah saatnya kau pergi adik " bisikan itu terus bergema di telinganya, menjadi sebuah pertanda akan berakhirnya kehidupan mewahnya. Alana tidak tau apa yang salah dengan takdirnya, mengapa harus ada wanita lain yang merebut kebahagiaanya, merebut kasih sayang ayah dan ibunya, merebut cinta pertamanya dan merebut perlindungan neneknya.

Semua orang membencinya, semua yang Alana lakukan selalu buruk dimata keluarga serta tunanganya, dia sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk mereka, Alana berhasil masuk sekolah terbaik dikotanya, dia selalu menjuarai setiap perlombaan yang di ikuti dan membuat bangga sekolah. Namun tidak untuk keluarganya, bagi ayahnya itu seperti menjatuhkan harga diri kakak angkatnya.

Bahkan mereka menyebutnya sombong karna memiliki tingkat IQ yang sangat tinggi, ia tak tau apa yang sudah dimainkan oleh wanita itu untuk membuat keluarganya menjauhinya, ini mulai terjadi 5 tahun lalu saat ayahnya tak sengaja membawa seorang gadis yang usianya lebih tua darinya 2 tahun.

Ayahnya mengatakan kalau gadis kecil itu hampir di perkosa dan dia seorang yatim piatu, saat itulah seluruh keluarganya mendekatinya dan menghiburnya.

Saat itu penderitaanya dimulai, perlahan-lahan kasih sayang ayah dan ibunya berkurang padanya, mereka selalu mempreoritaskan kehidupan anak angkatnya dan meninggalkan anak kandungnya sendirian, hanya kakeknya yang menyayanginya dan selalu mendukungnya.

" kau wanita jahat " ia mendorongnya menjauh. Namun wanita itu dengan sengaja menjatuhkan tubuhnya kelantai dan mulai menangis.

" aku tau aku anak angkat dan tak pantas di rumah ini, aku minta maaf adik, aku akan pergi " wanita itu menangis dan berteriak saat seluruh keluarga datang menghampirinya.

" apa yang kau lakukan pada kakak mu !!! " saat itu juga tangan ibunya menamparnya dengan sangat keras dan darah keluar dari sudut bibirnya.

Dalam detik itu juga, dunianya telah berhenti untuk sesaatnya. Bukan karna pukulan itu. Namun karna siapa yang sudah melakukanya, Alana kecewa. Hatinya mati dan kehidupanya mulai memasuki zona hitam, dia tak akan pernah bisa melupakan kejadian hari ini. Sudah bertahun-tahun dan ini adalah hal yang paling menyakitkan untuknya.

" ibu memukul ku ?" air matanya mulai jatuh, ia tak bisa menahan rasa sakit yang berasal dari jiwanya yang mulai kehilangan sesuatu yang di sebut kepercayaan.

" kau memang pantas mendapatkanya, aku menyesal telah melahirkan mu karna pada akhirnya kau berubah menjadi monster mengerikan "

" ibu sudah, adik tidak salah ini aku yang sudah keterlaluan, aku yang sudah merampas kasih sayang kalian darinya " Olivia menundukan wajahnya sambil memegang lengan ibunya, sambil tersenyum jahat dia melanjutkan sandiwaranya.

" biar aku saja yang pergi ibu, aku akan kembali ke kehidupan ku yang lama. Aku tidak ingin adik membenci ku " ini adalah saat yang paling di tunggu olehnya. Olivia akan hidup dalam kemewahaan setelah usahanya yang panjang untuk mengusir Alana.

" tidak sayang, kau tidak akan pergi " sebagai seorang ibu dia tahu bagaimana kehidupan gadis yang ada di hadapanya, dia sudah berjanji akan terus menyayanginya dan tak akan membiarkan hidupnya menderita lagi.

" tapi ibu " Olivia sengaja menggantung perkataanya.

" kau tidak akan pergi sayang " suara itu adalah suara ayah angkatnya.

" ya kau tidak akan pergi, yang seharusnya pergi adalah gadis itu " sambil mengarahkan jarinya ke arah anak kangdungnya. Dia menatapnya dengan tatapan membenci.

" aku tidak akan pernah mengakuinya sebagai anak yang pernah ku lahirkan "

Saat itu juga hidupnya sudah berubah menjadi warna hitam, sudah tidak ada lagi kebahagiaan sudah tak ada lagi kepercayaan dan tak akan ada lagi kata maaf di dalam hidupnya, dia baru berusia 18 tahun namun hidupnya sudah harus dibuang.

" mulai sekarang dan seterusnya kau bukan lagi anak ku dan aku akan mengumumkan pada publik kalau kau hanya anak angkat ku dan dia adalah anak kandung ku yang tak sengaja tertukar saat masih bayi "

Wanita yang selalu dia sebuat ibu sudah membuangnya, lantas apalagi yang harus Alana pertahankannya di rumah ini. Mungkin sebenatar lagi ayahnya akan mengusirnya juga.

" cepat ambil surat kaluarga aku akan menghapus namanya dan semuanya yang ada disini tidak akan ada lagi yang boleh menyebutnya di rumah ini "

Olivia tersenyum senang saat mendengar ibu angkatnya mengatakan itu, akhirnya dia sah menjadi anak mereka dan hidupnya akan bahagia, dia juga sudah mendapatkan cinta laki-laki itu, jadi untuk apa menahan gadis itu lebih lama lagi. Dia ingin segera bebas dari status anak angkat.

" apa yang sudah ku perbuat ibu ! aku bahkan selalu menjadi anak yang baik untuk mu tapi mengapa kau lebih memilihnya dari pada aku anak kandung mu " air matanya mungkin sudak tak berarti lagi disini.

" kau bukan anak ku dan berhentilah memanggil ku ibu, kau sudah menyakiti putri ku yang berharga, lihat lah diri mu yang gendut dan jelek. Dibandingkan dengan dirinya, kau bahkan tidak pantas menjadi anak ku "

Fisiknya yang gendut bukan karna keinginanya. Namun ini semua karna wanita itu memberikan obat yang mampu membuatnya kecanduaan makanan tampa ia sadari.

Apakah fisik selalu menjadi penyebab kehidupan seseorang harus selalu dianiaya, bukankan tuhan tak pernah melihat ciptaanya melalui fisik namun mengapa keluarganya menghina fisiknya dan mengusirnya.

" sudahlah kakak, jika aku menjadi diri mu aku pasti akan pergi dan bunuh diri " sindiran itu berasal dari adik kandungnya sendiri.

" menjauhlah dari cucu ku, kau bahkan tidak pantas memiliki nama kami. Kau jelek dan gendut dan aku malu jika membawa mu ke teman-teman ku " dan satu lagu suara yang mencemoohnya, itu neneknya.

Mungkin ini adalah kesalahan terbesarnya terlahir sebagai orang kaya, andai dia bisa seperti kebanyakan teman-temanya yang bahagia bersama keluarga mereka walau tak memiliki banyak harta.

Andai dia bisa memilih, dia akan memilih menjadi gadis yang sederhana tampa banyak harta namun tetap dicintai oleh keluarganya, Alana merindukan kasih sayang keluarganya sebelum wanita itu datang ke hidupnya.

" alana, mulai sekarang kita tak akan lagi bertunangan dan ku harap kau bisa menerimanya, karna aku tak pernah bisa mencintai mu "

Ungkapan itu terdengar sangat sederhana. Namun begitu sangat menyakitkan untuknya, semuanya sudah memutuskan hubungan dan satu lagi laki-laki yang dia anggap sebagai kekasihnya meninggalkanya. Dia sudah membantunya dengan begitu banyak hal, karna dia laki-lak itu bisa berada di posisinya sebagai CEO.

Membantunya dengan menangani masalah keuanganya, mengajukan proposal ke beberapa perusahan besar agar perusahaanya berkembang, namun ini yang dia dapatkan, dicampakan begitu saja. Dia memang masih sangat muda namun semua ide-idenya dan keahliannya dalam bisnis sangat menguntungkan.

" apakah ini yang kau harapkan ? " sudah tak ada lagi alena yang lemah lembut, suaranya sudah berubah menjadi sedingin es.

" aku membantu mu siang dan malam dan terkadang aku tak bisa tidur dan fokus pada pendidikan ku. Tapi kau mengatakan bahwa kau tak akan pernah bisa mencintai ku " dia tersenyum sinis pada laki-laki itu.

" kau mengungkitnya " sejujurnya Julian merasa bersalah dengan apa yang sudah dia perbuat untuk gadis itu, namun dia juga tak bisa lagi bertahan dan melihat kesedihan wanita yang sangat di cintainya jika dia terus menerus bersama dengan gadis itu.

" baiklah, karna memang ini yang kalian inginkan maka aku akan mengabulkanya " sudah tak perlu ada lagi penjelasan untuk semuanya, dia akan pergi dari rumah ini dan keluarga ini. Semuanya akan menjadi tidak saling mengenal dan tidak saling berhubungan, dia akan membalasnya suatu hari nanti. Karna rasa sakit ini akan menghasilkan dendam yang sangat mengerikan.

" aku Quinza Alana akan mebuang nama Alaric dari nama ku, mulai sekarang aku tidak lagi memiliki hubungan apa pun dengan keluarga Alaric yang terhormat dan orang tua ku sudah mati. Aku anak yatim piatu dan aku tidak akan pernah memaafkan setiap penghinaan yang ku alami "

Ucapan itu terdengar sangat mengerikan, setiap orang yang mendengarkan tidak bisa menahan rasa takut di hati mereka, tak ada yang bisa percaya tentang perubahan gadis yang dulunya lemah lembut digantikan dengan dingin dan tampa ekspresi yang ada di wajahnya, Alana tidak lagi ingin menangis. Dia sudah berubah menjadi iblis dalam waktu yang singkat.

" bagus kalau kau sudah sadar, sekarang pergi dari rumah ini " dia sudah tak perduli lagi dengan putri kandungnya.

Gadis itu hanya diam tampa ekspresi menatap wanita yang dia sebut ibu itu. Dia akan mengingat semua ucapakan wanita itu yang melemparkanya keluar, ternyata darah tak membuatnya mengerti apa yang sudah terjadi pada putrinya, dia membuangnya seperti tak pernah melahirkanya.

Tiba-tiba terdengar suara benturan di tembok rumah  yang berwarna putih, semuanya melihat apa yang dilakukan gadis itu dan darah mulai mengalir dari dahinya, darah itu juga menempel pada tembok rumah itu, suasananya menjadi semakin menakutkan.

" darah itu adalah tanda bahwa hubungan ku tak ada lagi di rumah ini, aku sudah tak berhutang darah lagi pada keluarga ini terutama anda nyonya denta ileana "

" adik tolong jangan seperti itu " dengan suara sedih dia ingin menghampiri gadis itu, tentu saja itu hanya drama yang sudah ia rencanakan, saat Olivia akan pergi sebuah lengan menariknya dan memeluknya.

" chatrine olivia dia bukan adik mu, dia bahkan tak pantas menjadi adik mu "

" tidak, Julian dia adik ku, aku sudah jahat padanya. Dia menjadi seperti ini karna aku "

" sudahlah Olivia, kau tidak perlu baik pada monster itu "

" tapi ibu " air matanya sudah membasahi pipinya

" kau anak ku dan dia bukan siapa-siapa, dia tak pantas mendapat kebaikan mu "

Melihat sandiwara yang dimainkan wanita itu, Alana hanya ternyum sinis, dia akan membiarkan rubah itu memenangkan permainanya untuk saat ini, jika nanti tujuanya sudah tercapai dia akan datang dan membalasakan semua yang sudah dia lakukan padanya.

Tampa sepatah kata pun Alana pergi dari rumah yang sudah dia tempati selama 18 tahun, sekarang dia harus menghadapi dunia luar sendirian tampa pakaian dan makanan. dia harus bekerja keras untuk bisa bertahan hidup.

Dengan kening yang masih berdarah dan pakaian yang terkena darah alena terus berjalan menuju bandara. Sang sopir taksi sudah menyarankanya untuk pergi ke rumah sakit, namun dia menolaknya sebagai gantinya meminta kotak P3K pada sang sopir.

Setelah membalut keningnya dengan perban ia bersandar di kursi penumpang, tekatnya sudah kuat. Dia akan ke Negara A untuk membuka lembaran baru hidupnya dan membuat perusahaanya sendiri, karna selama di kantor tunanganya dia sudah belajar banyak hal untuk membangun dan menjalankan bisnis, Alana yakin semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginanya.

Modal sudah Alana miliki, sekarang waktunya dia mencari lokasi dan orang yang bisa membantunya mengembangkan usahanya. Dia akan sukses. Dia akan membalaskan dendamnya, ini akan menjadi awal bagi kehancuran keluarga Alaric yang sudah menyakitinya dan untuk wanita itu dia akan membuatnya hidup seperti di neraka.

" nona kita sudah sampai "

Next chapter