webnovel

Episode 11 - Ramalan

𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢𝙣𝙮𝙖...

Di sisi lain, tepatnya di Istana Raja Iblis. Raja itu bernama 𝗩𝗮𝗹𝗲𝗻𝘁, rambutnya yang panjang sebahu berwarna hitam, kepribadiannya sangatlah kejam. Ia sedang menduduki kursi singgasananya, tiba-tiba saja seorang bawahan muncul dengan sihir teleport di hadapan sang Raja Iblis, bawahan itu merupakan informan kepercayaan sang Raja Iblis Valent.

"Salam baginda raja." Ucap bawahan sambil menundukkan kepala.

"..." Raja Iblis Valent hanya terdiam dan memandangnya saja tanpa mengucap satu katapun.

Ras iblis adalah ras campuran dari berbagai jenis ras, seperti halnya bawahan iblis tersebut yang berasal dari campuran manusia setengah kelinci. Bawahan yang menghadap sekarang merupakan salah satu panglima kerajaan, ia bernama 𝗟𝘂𝗸𝗶𝗼𝘀.

Ada beberapa panglima di kerajaan iblis ini selain Lukios, dari beberapa panglima masing-masing mempunyai nama dan ras yang beragam seperti 𝗚𝘂𝗺, ia adalah sosok iblis slime setengah manusia. Tubuhnya sangatlah lentur, dan bisa berubah-ubah semau dirinya, 𝗛𝗮𝗻𝘇𝗲𝗹 adalah sosok iblis campuran ras manusia dan ikan hiu, 𝗗𝗲𝘅 merupakan campuran dari ras manusia dan singa.

"Saya kesini ingin menyampaikan info yang sangat menarik kepada anda yang mulia." Ucap Lukios.

"Info apa yang kamu bawakan untukku Lukios?" Tanya Raja sambil menatapnya.

"Saya telah merasakan kekuatan sihir yang sangat besar yang mulia, tampakknya kekuatan itu dari utusan manusia di wilayah bagian barat." Ucapnya.

"Apa yang sedang kamu rasakan itu tidak salah Lukios?" Tanya Raja.

"Tidak yang mulia, saya telah merasakannya sendiri." Jawabnya.

Tampaknya kedatangan party petualang yang di juluki 𝗦𝗲𝗿𝗶𝗴𝗮𝗹𝗮 𝗕𝘂𝗮𝘀 telah di ketahui oleh salah satu anak buah dari Raja Iblis Valent yang bernama Lukios tersebut, maksud dari tujuan party petualang itu datang di Kota Lans untuk menyampaikan hal yang sangat penting.

"Hahahaah... sudah lama aku menunggu momen ini sejak 100 tahun lamanya." Ucap Raja Iblis sambil tertawa.

"Perintahkan saudara-saudaramu untuk memulai awal kehancuran, dan siapkanlah prajurit-prajurit kita dari sekarang." Ucap Taja Iblis.

"Baiklah yang mulia, sesuai perintah anda." Ucapnya lalu menghilang.

Di tempat lain, dalam ruangan pribadi Guild Barbatos para petualang rank S tengah mengadakan pertemuan darurat. Rapat tersebut di hadiri oleh Hec, Flex, Levia, Fluthon, dan beserta para petualang rank A. Pertemuan yang penting itu juga di hadiri oleh orang nomer satu, yaitu Raja Ronald.

Sebelum memulai sebuah diskusi, Raja Ronald terlihat basa-basi terlebih dahulu dengan Hec yang sudah lama tidak jumpa sejak dia umur 16 tahun, Hec sudah dianggap ayah angkatnya sendiri oleh Raja Ronald setelah ayahnya meninggalkannya sejak umur itu juga, Hec sendiri juga sebagai sosok pembimbing latihan pedang sejak Raja Ronald berusia muda.

"Hahahah... ternyata kamu Ronald, sudah menjadi Raja dan dewasa ya." Ucap Hec sambil tertawa.

"Kamu sendiri sudah sangat tua, dan masih saja berkelana entah kemana." Ucap Raja Ronald.

"Baru sekarang kamu datang ke sini pak tua, dan mau menjenguk anakmu ini." Teriak Raja Ronald.

"Hahaha... kamu tidak sopan sama ayahmu sendiri ini, seharusnya kamu menyambutku dengan menebarkan bunga-bunga di jalanan." Ucap Hec sambil tertawa.

"Haaa... emangnya kamu mau menikah, sampai aku harus memyambutmu seperti itu?" Tanyanya yang berteriak.

"Ekhm, aku tahu kalo kamu orangnya tidak mau terlihat mencolok." Ucapnya.

"Hahahaha... ternyata kamu masih saja tidak berubah ya, aku suka sekali melihat reaksimu itu saat ku goda." Ucap Hec sambil tertawa.

Sesaat suasana menjadi tenang kembali setelah mereka yang ada di dalam ruangan mendengar pembicaraan Raja Ronald dan Hec yang sudah lama tidak jumpa, Mereka semua tampak serius dengan pertemuan rapat itu demi masa sepan Kerajaan Lans.

"Ekhm, baiklah. Kenapa kamu tiba-tiba saja datang kesini untuk mengadakan pertemuan seperti ini?" Tanya Raja Ronald.

"Waktu aku berkelana bersama para rekan-rekan seperjuanganku ini." Jawab Hec yamg mulai menceritakan kisahnya.

"Oh iya, sebelum itu perkenalkan terlebih dahulu, ini adalah Flex, Levia, Fluthon. Mereka bertiga ini merupakan rekan baruku yang ku kunal sewaktu aku berkelana." Ucap Hec.

"Lantas bagaimana para rekanmu sebelumnya pak tua?" Tanyanya.

"Mereka semua bernasib buruk, dan semuanya telah mati. Tetapi, aku tidak bisa melupakan semua pengorbanan mereka itu begitu saja." Ucap Hec yang agak sedih.

Sebelumnya, sewaktu Hec pergi meninggalkan Raja Ronald di usia muda, ia membawa ketiga teman-temannya dari Kota Lans ini pergi berkelana bersamanya untuk menjadi lebih kuat. Tetapi di tengah perjalanan dan rintangan, nasib naas para rekan-rekannya terdahulu telah mati satu persatu.

"Sewaktu aku berkelana bersama teman-temanku yang sekarang, sampailah aku di sebuah wilayah yang tidak pernah kita ketahui selama ini yang kusebut 𝗡𝗲𝘄 𝗪𝗼𝗿𝗹𝗱." Ucap Hec yang mengkisahkan dirinya.

"Di sana aku hanya menemukan satu ras saja yaitu manusia." Ucap Hec.

"Di wilayah itu aku juga bertemu dengan salah satu penyihir, saat aku sedang berjalan, tiba-tiba saja penyihir itu secara tidak sengaja meramalkan diriku." Ucap Hec.

"Pahlawan.. pahlawan.. duniamu akan hancur.. akan hancur." Teriak penyihir yang meramalkan Hec dalam kisahnya.

"Aku pun sangat penasaran dengan ucapan penyihir tersebut, apa yang aku dengar dari mulut orang itu membuatku ingin kembali ke sini." Ucap Hec.

"Penyihir itu berkata, bahwa kerajaan ini akan runtuh oleh kehancuran dari serangan yang maha dahsyat, peperangan akan terjadi." Ucap Hec.

"Wilayah ini akan di hancurkan oleh para iblis, penduduk akan musnah, dan kerajaanmu akan hancur wahai anakku." Ucap Hec.

"Ha?" Ucap semua orang yang syok mendengar kabar tersebut.

"Apa? Pak tua, kamu tidak sedang bercanda bukan?" Tanya Raja Ronald yang syok.

"Bagaimana aku sesantai ini, dan mau datang jauh-jauh untuk ke sini lagi?" Tanya Hec.

Sang raja langsung syok mendengar cerita dari Hec, sesaat tubuhnya mau ambruk karena mendengar informasi yang di berikannya. Ramalan itu memang benar, apa yang dikatakan Hec adalah kebenaran dan fakta bahwa Kerajaan Lans akan hancur karena peperangan melawan pasukan iblis.

"Yang mulia, yang mulia, anda tidak apa-apa?" Tanya salah satu pengawal di ruangan itu.

"Yang mulia, apakah kita harus mempercayai pak tua bodoh ini?" Ucap salah satu petualang yang masih tidak percaya.

"Benar yang mulia... benar yang mulia.." Ucap beberapa petualang.

"Diamlah kalian, aku sudah mengenal pak tua ini sudah sejak kecil." Teriaknya.

"Kita akan menyiapkan segalanya dan waspada dengan kapan ramalan itu akan terjadi."

"Apa kalian hanya mengandalkan keegoisan masing-masing ha..?" Teriaknya.

"Aku sebagai Raja bukan karna melindungi keegoisan kalian ini atau diri kalian ini, melainkan aku bertanggung jawab untuk melindungi keluarga kalian." Teriaknya.

"..." Semua orang terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa.

"Iya, aku sebagai anakmu akan mempercayai ceritamu itu, maaf jika umurku sudah tua dan sakit-sakitan seperti ini." Ucapnya.

"Sekarang aku hanya bisa mengharapkan bantuanmu bersama rekan-rekanmu pak tua." Ucapnya.

"Kita harus segera menyiapka semuanya dan melindungi keluarga kita." Ucapnya.

"Aku setuju dengan perkataan yang mulia." Ucap para petualang rank A sambil mengangkat salah satu tangan karena setuju.

"Ya, aku juga... aku juga..." Ucap semua orang yang ikut setuju.