webnovel

Irresistible sin

# 1st book for Stepbrother's Love Series **** WARNING : PG-18 | Mature Contents Completed version available on GooglePlay **** Sejak kecil Ava menyimpan perasaan cintanya pada Aidan, kakak tiri, yang juga merupakan internis di rumah sakit. Namun dia terpaksa mengunci perasaan itu ke dalam kotak pandora. Dan kotak pandora itu pun terbuka saat Aidan ingin menikahi Violet, perawat muda. Ava menyadari jika perasaannya tidak pernah bisa berubah dan dia tidak rela kakak tiri yang amat dicintainya jatuh ke tangan wanita lain. Dengan segala cara Ava pun memainkan peran untuk menggagalkan pernikahan Aidan. Bahkan menggunakan tubuhnya untuk menggoda kakak tirinya yang sedang mabuk dan kehilangan kendali diri. Akankah Ava mendapatkan cinta pertamanya kembali?

whiteghostwriter · Urban
Not enough ratings
13 Chs

Chapter 2

 "Dokter Ava," suara familier yang menyebalkan tertangkap telinga Ava.

Ava membalikkan badan dengan malas dan memasang senyum profesional andalannya. Dia harus bersikap sopan dan ramah untuk menghargai pasien rumah sakit ini. Tentu, Ava tidak ingin nama baik rumah sakit milik keluarganya rusak.

"Selamat malam, Pak Aldo," sapa Ava dengan senyum yang tak sampai ke matanya.

"Sudah berapa kali saya bilang, jangan panggil saya Bapak. Umur saya tidak jauh beda dengan umur dokter Ava. For your information, saya masih berusia tiga puluh delapan tahun."

Hampir saja Ava memutar bola matanya. Dia tahu jika Aldo sedang berbohong karena dia sudah melihat rekaman data pasien milik pria itu. Aldo adalah pria yang dia tangani saat dia menjadi dokter jaga empat hari yang lalu. "Maafkan saya."

Pria itu tersenyum menggoda, "Kapan kira-kira saya bisa mengajak dr. Ava makan malam?"

Sabar, sabar, batin Ava menenangkan. Ava tercenung lama. Tidak tahu cara menolak Aldo secara sopan. Aldo adalah tipe pasien yang sulit Ava hadapi. Bukan karena kondisinya tapi sifatnya yang memuakkan. Demi Tuhan, Ava tidak pernah melihat orang menyebalkan seperti pria itu.

"Saya rasa—"

"Pak Aldo," suara rendah yang menginterupsi membuat Ava dan Aldo menoleh. "Sekarang jadwal rutin pemeriksaan Anda."

Aldo menatap pria berkacamata itu dengan tatapan kesal tetapi mengikuti perintah Aidan tanpa membantah. Internis muda paling populer di departemen penyakit dalam rumah sakit itu pun membalikkan badannya lalu mendorong kursi roda Aldo setelah menunjuk kafetaria rumah sakit dan isyarat tanpa suara, "Tunggu aku di kafetaria...."

Ava membalasnya dengan anggukan lalu melihat senyum Aidan yang selalu menciptakan efek tidak sehat pada jantungnya. Pria berkacamata itu memang satu-satunya orang yang secara konsisten mampu menerbangkan jutaan kupu-kupu di dalam perutnya. Malangnya, perasaan itu terkunci rapat dalam kotak pandora yang terbenam dalam relung hatinya.

Ava tidak bisa membuka kotak terlarang dalam hatinya karena Aidan adalah kakak tirinya.