webnovel

Inggrid Shit List

Warning!!! Rate M untuk adegan dewasa dan kata-kata kasar. Volume 1-2 Jika membuat Inggrid jatuh cinta sama artinya dengan kemenangan terbesar dalam hidupnya. It's okay, Mika akan membuat wanita tidak peka itu jatuh cinta padanya dan setelah itu CAMPAKKAN! Volume 3-4 Pengalaman ditolak oleh cinta pertama membuat Hellen trauma untuk jatuh cinta dan pekerjaannya sebagai editor membuatnya semakin sibuk untuk sekedar keluar minum kopi dengan lawa jenisnya. Tapi siapa sangka jika keputusannya untuk pergi ke pesta ulang tahun teman kantor membuatnya bertemu dengan seorang dokter mesum bernama Arka Bagaskara! "Kau mau minum apa?" "Susu kalau boleh?" "Baiklah," "Dari sumbernya langsung?" Ya, ketidak beruntungan Hellen karena dia harus terperangkap dengan sosok dokter mesum tapi tampan.

Yuni_Saussay · Urban
Not enough ratings
206 Chs

Pembalasan pada Ando

Setelah selesai mandi dan menyiapkan semua bahan yang ia perlukan, sekarang yang harus ia lakukan adalah menunggu Ando datang. Inggrid berjalan menuju balkon kamarnya seraya membawa mugh berisi kopi hitam. Ia tidak boleh tidur sebelum misinya selesai.

Wow!

Inggrid berdecak kagum saat matanya mendapati sosok Mika yang sedang bersantai di sebuah kursi kayu panjang seraya membaca buku. Ada kaca mata minus yang terlihat pas di pangkal hidungnya.

Kalau dilihat dari segi fisik, oke Inggrid akui kalau tetangga sucinya itu memanglah tampan. Dan ya, apa yang Mika katakan saat di kafe kemarin memang benar. Dia lebih tampan dari Putra, jauh lebih tampan kalau kalian kurang jelas. Kemudian jika dilihat dari segi kecerdasan, well ... Mika memang cerdas karena dia selalu menempati posisi kedua setelahnya. Dari segi mapan, jelas sekali pria itu sudah sangat mapan. Tapi demi apapun, Inggrid sebal setengah mati karena dia memiliki ego yang sangat tinggi.

"Sudah puas memperhatikan tubuhku?"

Nah, kalian dengar kan? Dia tidak akan pernah mengecilkan egonya. "Kau memiliki tubuh yang bagus, aku merasa terhibur." sindir Inggrid seraya memutar kedua bola matanya.

"Terimakasih." jawabnya, Inggrid menganga seketika.

Tin... tin...

Suara klakson motor dari halaman depan mengalihkan niat Inggrid yang ingin kembali mengolok-olok Mika. "ANDO!" Ia berseru girang, mengabaikan tatapan menyelidik Mika saat ini.

Inggrid segera berlari menuju lantai bawah untuk menyambut sahabat tercintanya. Saat pintu dibuka, ia lekas meloncat ke tubuh Ando.

Mika mendengkus saat melihat pemandangan menyebalkan antara Inggrid dan sahabat psikopatnya itu.

.....

Ando menurunkan Inggrid dari punggungnya di sofa. "Apa yang kau lakukan sebelum aku datang?"

"Mandi dan membuat kopi. Memangnya apa yang bisa aku lakukan di rumah sebesar ini seorang diri?"

Ando mengangkat bahunya, "Kau sudah makan?" tanyanya kemudian.

Inggrid menggeleng, "Aku belum merasa lapar." ia memberi tahu. "Ayo kita bermain." ungkapnya lagi.

"Bermain apa?" tanya Ando, pria itu bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Ia tidak akan pernah dianggap tamu di rumah ini, sudah seperti rumah sendiri. Begitupun Inggrid ketika berada di rumahnya, bahkan Ariana selalu girang ketika Inggrid datang. Ari seperti mendapat boneka baru yang masih polos dan bersih kemudian bisa dia mainkan sesuka hatinya.

"ABC lima dasar."

Ando mengerutkan keningnya, "Seperti anak kecil."

"Ando ... apa salahnya kalau kita bernostalgia. Lagipula bermain ABC lima dasar sama sekali tidak berbahaya,"

"Tetap saja seperti anak kecil." komentar Ando lagi, sekarang dia sudah kembali ke ruang tengah seraya membawa satu slot anggur yang entah dia dapat dari mana.

"Yang kalah akan menuruti semua permintaan pemenang. Bagaimana?"

"Tetap tidak. Permainan lainnya memang tidak ada? Congklak? Monopoli? Atau petak umpet? Setidaknya itu lebih seru daripada ABC lima dasar."

Congklak? Tentu saja tidak mau. Ando suka bermain curang saat memainkan permainan itu. Dan monopoli? Inggrid tidak pandai berjudi dan dia selalu kalah dalam permainan itu, ini pengalaman saat sekolah dulu. Dan petak umpet bukan pilihan terbaik, Ando sudah gila kalau mau main petak umpet saat malam begini. Bagaimana kalau dia culik oleh setan saat bersembunyi nanti? Tidak, itu sangat mengerikan.

"Bilang saja kalau kau takut kalah dariku." Inggrid memprovokasi dan biasanya dia selalu berhasil.

"Aku tidak takut apapun." kilah pria itu.

"Kalau begitu buktikan!" tantang Inggrid, senyum culas terpatri di bibirnya dan hal itu sukses membuat ego Ando merasa terluka.

"Oke."

Yatta! Akhirnya mangsa masuk perangkap yang sudah ia buat juga. Inggrid menepuk tempat di sebelahnya, menyuruh Ando untuk duduk di sana.

"Peraturannya adalah menyebutkan judul lagu, kalau dalam hitungan ke 5 masih tidak bisa menjawab maka harus siap mendapatkan hukuman." terang Inggrid.

"Fine." jawab Ando seraya membuat ekspresi tidak peduli.

Inggrid tersenyum, "Oke kita mulai. ABC lima dasar!"

Inggrid memasang 7 jari sedangkan Ando memasang 6 jari. "A,b,c,d,e,f,g,h... m!" ucap Inggrid, "Munaroh!" serunya lagi.

Ando melotot, "Memangnya ada judul lagu Munaroh?"

"Ada, mau aku putar lagunya?"

Ando menggeleng, "Tidak, terimkasih." dia mengetuk tangannya di meja, bibirnya ia gigit untuk menurunkan tensi ketegangan. "Tunggu, aku tahu judul lagu yang awalnya M, tapi aku sulit mengingatnya."

"Satu, dua-"

Ando semakin panik, "Inggrid tunggu dulu. Modus?" tebaknya kemudian.

Inggrid tergelak, "Apa itu kau yang menyanyikannya? Tiga, empat-"

"Inggrid, aku-"

"Lima! Kau kalah, Papaa.."

"Sial. Ini tidak adil."

Inggrid mengangkat kedua tangannya dengan senyum licik yang terpatri di wajahnya. "Tidak ada alasan. Kalah ya kalah. Hukumannya, lepaskan baju dan celanamu."

"Apa?" Ando berseru kaget. "Kau tidak serius kan?"

"Aku serius, cepat lepas baju dan celanamu!"

Ando mengerang kesal. Ia tidak akan pernah tahu apa yang akan Inggrid lakukan setelah ini padanya. Meneguk ludah sebentar sebelum memutuskan melucuti pakaiannya sendiri, sekarang yang tersisa di tubuhnya hanya sepotong boxer bergambar bebek.

Inggrid tertawa puas. Ini baru pembukaan, belum masuk ke menu utama apalagi menu penutup.

"ABC lima dasar!!" seru Inggrid riang. Dia memasang 4 jari dan Ando memasang satu jari. "A, b, c, d, E!"

Ando meremas rambutnya.. ia tidak akan membiarkan Inggrid menang kali ini. "End of the rainbow!" ia berseru girang.

Inggrid mencebikkan bibirnya, "Endless love." jawab Inggrid, "ABC lima dasar!" kali ini Inggrid memasang 10 jarinya sedangkan Ando memasang 6 jari. "A, b, c, ... P!"

"Oh, tidak..." desah Ando. Dia meneguk salivanya susah payah. Otaknya tiba-tiba buntu.

"Petualangan Sherina!" jawab Inggrid.

"Itu nama film!"

"Lagunya juga ada. Mau aku play?"

Ando kembali menggeleng. Dia ingin mati saja saat melihat seringai di wajah Inggrid. "Oke aku menyerah." ucapnya kemudian.

"Ah... tidak asik." Inggrid membuat mimik kecewa, "Ando, kau masih ingat dengan barang-barang yang pernah kau berikan padaku dulu?"

"Ya, kenapa dengan barang-barang itu?"

Inggrid tersenyum seraya mengeluarkan kotak karton dari bawah meja. "Aku ingin kau memakainya."

"Apa? Tidak mau!"

"Kau seorang gantleman, kan? Seorang gantleman tidak akan menjilat ludahnya sendiri."

Ando mengerang, "Inggrid bunuh saja aku!"

.....

Demi Tuhan, Ando berjanji akan membalas Inggrid. Ia benar-benar dipermalukan. Oke, dia memang salah karena dulu sudah membuat taruhan konyol dengan Putra, tapi ini... apa ini cukup adil untuknya?

Mereka memasuki sebuah restoran. Ya Tuhan... ini malam minggu dan apa yang kalian harapkan dari malam minggu? Ya, banyak pengunjung. Bagus sekali Inggrid!

Sekarang semua pengunjung sedang menatap Ando aneh, ada yang sedang terkikik geli, ada yang menggunjingnya, ada yang mengasihani kedua orang tuanya karena telah melahirkan anak sepertinya ke dunia ini.

"Santai saja, kau sangat cantik Mama. Mereka hanya iri padamu." Inggrid menyemangatinya.

"Omong kosong! Tunggu saja pembalasan dariku nanti."

"Hahaha..."

"Tutup mulut Inggrid!" Ando baru saja mengaum marah.

Dress bodoh berwarna pastel selutut memeluk tubuh tegap dan kekar Ando sangat erat, bahkan sampai mencetak tonjolan putingnya yang membuat kesan seksi. Wajah tampannya, God... Ando tidak berani berkaca saat ini. Bedak tebal, lipstik berwarna merah mencolok, jangan lupkan dengan kepalanya yang memakai wig dengan hiasan penjepit rambut kupu-kupu dan juga sepatu high heels 3 centi yang ia pakai. Ando bisa menebak kalau Inggrid sudah merencanakan ini jauh-jauh hari.

"Mama mau pesan apa? Aku yang traktir, sungguh."

"Persetan! Aku mau lobster besar dan juga kepiting saus tiram."

Inggrid terbahak. Ini adalah hiburan paling menakjubkan sepanjang masa. Bahkan Inggrid sudah mengabadikan Ando dalam bidikan lensa kameranya, ia akan menceritakan kejadian ini pada anak cucu mereka nanti.