webnovel

Sosok Tuyul

Kembali ke masa kini.

Titha sudah sampai dirumah, dia langsung melepaskan seragamnya lalu pergi untuk mencuci mukanya. Titha melewati ruang tengah, terlihat mama dan adik perempuanya sedang menonton tv.

"Habis cuci muka langsung makan." Ucap mama ketika Titha lewat.

"Iya." Jawab Titha singkat sambil tetap melangkah ke kamar mandi.

Ketika di depan pintu kamar mandi, Titha melihat sosok wanita berdiri disana. Titha mengabaikannya karena memang sosok itu sudah menetap di tempat itu, kadang terlihat kadang juga tidak entah kemana dia perginya.

Usai mencuci mukanya Titha langsung menuju ruang makan, sebenarnya dia tidak terlalu lapar dan enggan untuk makan. Tapi kalau Titha tidak makan pasti akan kena omelan dari mamanya, karena Titha mempunyai riwayat sakit magh, jadi pola makannya harus teratur.

"Ipang." Panggil Atta kepada Titha.

"Kenapa cil?" Tanya Titha.

Sosok Atta sedang jongkok di dekat pintu, memperhatikan Titha yang sedang makan siang. "Ipang" adalah panggilan dari Atta untuk Titha, sedangkan "Bocil" adalah panggilan dari Titha untuk Atta.

"Mau makan?" Tanya Titha sedikit meledek.

"Tidak ipang, aku tidak pernah merasakan lapar. Ipang saja makan yang banyar biar tumbuh besar." Jawab Atta.

"Aku mau jalan-jalan sebentar ya Ipang." Pamit Atta kemudian menghilang.

Titha kemudian melanjutkan makannya, setelah selesai Titha langsung menuju kamarnya untuk berisitirahat.

***

Malam itu Titha sedang berada di kamarnya menonton film kesukaanya melalui hp. Tiba-tiba ada sosok anak kecil yang sedang bolak balik di dalam rumahnya, Titha mengira itu Atta yang baru saja pulang. Titha membiarkannya, dia tetap asik dengan film yang sedang dia tonton.

Hingga akhirnya Titha beranjak keluar dari kamarnya menuju ruang tengah

Betapa terkejutnya Titha melihat ada dua sosok anak kecil malam itu.

Sosok anak kecil itu adalah Atta yang sedang jongkok berhadapan dengan sosok anak kecil lainnya, sosok anak kecil itu terlihat botak dan hanya memakai celana dalam. Kepalanya besar tidak sinkron dengan badannya, mukanya terlihat jelek dan bodoh. Sosok itu yang biasa di sebut tuyul, dan itu pertama kalinya Titha melihat sosok tuyul.

"Jelek sekali." Reflek Titha ketika melihatnya.

"Apanya yang jelek?" Tanya mama ketika mendengar Titha tiba-tiba mengatakan itu.

"Ini keramiknya jelek banget." Kata Titha beralasan.

Ternyata Atta sengaja membawa tuyul itu ketika menemukannya dari desa sebelah, Atta berniat menggagalkan rencana tuyul itu. Seperti yang sudah di ketahui kalau tuyul berkeliaran untuk mengambil uang atas perintah pemiliknya.

Namun di saat bertemu dengan Atta, tuyul itu di ajak oleh Atta untuk bermain-main dengan kura-kura miliknya. Padahal Atta tidak memiliki kura-kura, itu hanya alasan Atta supaya tuyul itu mau mengikutinya hingga ke rumah Titha.

"Hey botak sini kamu, sudah botak kepala besar tidak tau apa-apa."

"Hehe hehe hehe."

"Kamu kenapa berbuat jahat?" Tanya Atta.

"Hehe hehe hehee."

"Kamu tidak bisa bicara, ah kasian sekali." Kata Atta.

"Hehe hehe hehe."

"Kamu tidak pakai baju, ah apa tidak dingin nanti di gigit nyamuk." Kata Atta.

"Hehe hehe hehe."

"Hahaaa.. bodoh sekali ya, aku tampan tapi kamu jelek kepala kamu besar sekali." Kata Atta.

"Hehe hehe hehe."

Titha yang memperhatikan keduanya hanya bisa menahan tawanya, mereka berdua jongkok berhadapan. Atta menanyakan banyak hal namun si tuyul itu tidak bisa bicara.

"Ah sudah waktunya kamu pulang sana pulang saja, aku sudah bosan." Kata Atta.

"Hehe hehe hehe."

Si tuyul pun pergi berlari sambil terus menggaruk garuk kepalanya.

Hal seperti itu yang menjadi hiburan tersendiri buat Titha, terkadang banyak hal lucu yang dibuat oleh Atta.

Titha kemudian pergi ke kamar mandi berniat untuk buang air kecil, ketika hendak membuka pintu kamar mandi Titha di kejutkan dengan sosok bayangan wanita sedang berdiri di dalam kamar mandi sontak Titha langsung menutup pintu.

Titha mengurungkan niatnya buang air kecil, dia langsung kembali ke kamarnya untuk kembali menonton film hingga dia tertidur.

Di saat Titha sudah terlelap tiba-tiba Atta menarik rambutnya supaya Titha bangun.

"Ipang bangun." Kata Atta.

"Kenapa cil?"

"Jangan tidur dulu, ah sudahlah aku mau melihat epi."

Titha yang sudah terbangun tidak bisa tidur kembali, Atta pergi ingin melihat adiknya Titha yaitu Levi. Titha kembali mencoba memejamkan matanya namun susah, hingga akhirnya memutuskan untuk kembali memonton film di hpnya.

Karena sudah merasa bosan dan sedikit ada rasa takut pada malam itu akhirnya Titha memanggil Atta untuk kembali.

"Kenapa ipang? Kamu mau aku nyanyikan lagi chines?" Kata Atta yang baru saja datang ke kamarnya.

"Jaga pintu ya, jangan kemana-mana aku takut."

"Kamu kira aku ini apa Ipang, pintu tidak pergi kemana-mana tapi kenapa harus dijaga? Katanya aku jaga kamu malah di suruh jaga pintu, tidak baik."

Titha yang sudah mulai terlelap tidak menanggapi apa yang di katakan oleh Atta.

"Ipang jangan tidur dulu aku masih bicara, Ipangg Ipangg.. ya sudah aku jaga kamu ya pintu." Kata Atta.

***

Keesokan paginya Titha sudah terbangun dan terlihat lebih segar, dia langsung menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah.

Tampaknya dia sudah selesai mandi lalu menggunakan seragam dengan poni lucunya dan rambut panjangnya yang sudah tersisir rapi, dia bergegas keluar kamar menuju ruang makan. Di ruang makan sudah ada adik perempuannya Levi yang sudah bersiap untuk sarapan bersama. Levi berusia 8 tahun dan ditahun ajaran baru dia naik ke kelas 3 sekolah dasar, dia adik yang cukup menyenangkan karena hampir setiap hari kita bersama ketika dirumah.

"Udah sarapan dulu nanti kesiangan." Ucap mama yang baru saja datang membawa dua nasi goreng dengan telor mata sapi di atasnya.

"Wahh favorit kaka nih." Ucap Titha tersenyum lebar.

"Levi juga hihiii." Kata Levi tidak mau kalah dengan kakaknya.

"Perlengkapan sekolah sudah lengkap semua apa belum?" Tanya Ibu.

"Sudah kok bu, semalam sudah aku masukan semuanya ke dalam tas." Jawab Titha sambil tetap mengunyah.

Levi hanya ikut mengangguk mendengar pertanyaan ibunya, dia sangat fokus dengan nasi goreng di depannya.

Tidak terasa jam menunjukan pukul 6.30, Titha segera bersiap untuk berangkat. Dia mengambil tas di kamarnya lalu keluar untuk memakai sepatu di depan pintu utama. Di belakangnya Levi juga terlihat sudah bersiap, Titha yang sudah bersiap segera berpamitan kepada Ibunya.

"Maahh.. Titha mau berangkat." Seru Titha memanggil mamanya.

Tak lama kemudia mamanya datang menghapirinya, Titha pun langsung menyalaminya.

"Hati-hati dijalan kak, semangat di sekolah baru." Kata mama tersenyum menyemangati Titha.

"Baik mah." Jawab Titha langsung berbalik badan.

Seperti biasa Titha berangkat dari rumah sendirian menggunakan sepeda kesayangannya. Sesampainya di sekolah Titha langsung memarkirkan sepedanya dan berjalan menuju kelasnya.

"Haii." Sapa Dervi sambil melambaikan tangannya.

"Haii Dervi."

"Hari ini apa ya kegiatannya?" Tanya Dervi.

"Entahlah, mungkin akan mulai dengan pelajaran pertama."

"Tapi kita belum dapat jadwal pelajarannya kan."

"Betul juga."

Jam menunjukan pukul 06.50 masih ada waktu 10 menit sebelum bell tanda masuk berbunyi. Rutinitas di sekolah itu selalu mengadakan apel pagi setiap jam 07.00 sampai jam 07.30 baru kemudian masuk ke dalam kelas masing-masing.