webnovel

Isak Tangis

Sesampainya dirumah Titha langsung mengganti seragamnya dan mencuci muka supaya lebih segar. Sejak kejadian tadi Titha jadi tidak terlihat ceria apa lagi mendengar beberapa perkataan anak-anak lainnya yang membuat Titha sakit hati.

Lingkungan baru memang butuh adaptasi yang luar biasa untuk Titha, tidak semuanya bisa menerima Titha kalau tau siapa Titha sebenarnya. Hal seperti itu yang selalu ada di dalam pikiran Titha, dia hanya ingin mempunyai teman yang banyak.

Siang itu Titha berniat untuk langsung tidur, dia ingin beristirahat karena moodnya sedang tidak baik.

"Kak makan dulu." Teriak mama dari luar kamarnya.

"Iya mah." Jawab Titha pendek.

Atta yang dari tadi duduk di meja hanya memperhatikan Titha yang sedang tiduran di kamarnya, dia menggelengkan kepalanya karena tau apa yang Titha pikirkan.

"Ipang." Panggil Atta.

"Ipangggg."

"Ipang ayo bicara, kenapa diam saja? Kamu marah?"

"Ipang tidak bisa bicara?"

"Ipang tidur?"

Titha tidak merespon sama sekali pertanyaan dari Atta ,perlahan mata Titha terpejam dan tertidur dengan lelap, hari itu menjadi hari yang cukup berat dengan adanya kejadian itu.

***

Sore telah tiba Titha baru saja terbangun dari tidur siangnya, dia bergegas menuju kamar mandi untuk mandi biar lebih segar.

"Kakak kenapa dari tadi belum makan?" Tanya mama ketika melihat Titha yang baru saja selesai mandi.

"Capek mah, tadi ketiduran di kamar."

"Kamu itu jangan sampai telat makan, nanti magh kamu kambuh lagi."

"Iya mah habis ini mau makan kok."

"Yaudah sana kak."

Titha bergegas menuju ruang makan tanpa di suruh dua kali, memang sudah sangat terasa lapar ketika baru bangun tadi.

Titha sendiri mempunyai kebiasaan ketika makan sambil menonton film lewat hpnya, dia bisa menghabiskan waktu sampai 30 menit untuk makan.

Tidak terasa waktu sudah hampir malam, beberapa aktifitas dari mereka yang tidak terlihat mulai aktif. Sudah menjadi hal biasa untuk Titha dirumah itu, sosok yang menghuni rumah Titha semunya positif sehingga Titha tetap bisa tenang.

Titha berjalan menuju kamarnya, terlihat adiknya sedang menonton tv. Di sebelahnya ada Atta yang ikut menonton tv sambil tiduran santai tanpa di sadari oleh Levi. Entah apa yang dipikirkan oleh hantu yang satu ini, dia benar-benar terlihat menikmati kehidupan sebagai hantu.

Disaat mereka terlihat asik menonton tv Titha akhirnya bergabung. Titha duduk di sebelah Levi, Atta terlihat cuek dengan kedatangan Titha dia tetap telihat menikmati tontonannya walaupun Atta sendiri tidak tau apa yang dia tonton.

Tiba-tiba datang sosok anak kecil berdiri di samping Atta, anak kecil itu lebih terlihat lebih muda dari Atta mungkin sekitar 3 tahun. Dia muncul entah dari mana ikut bergabung dengan mereka yang sedang bersantai.

Terlihat dia memakai celana pendek dan kaos biasa, mukanya terlihat sangat polos dan bingung. Titha yang menyadari hanya meliriknya lalu menghiraukannya.

Beda dengan Atta yang merasa sangat terganggu oleh kedatangan sosok anak kecil itu.

"Kamu kenapa ke sini?" Tanya Atta kepada sosok anak kecil itu.

Anak kecil itu hanya diam melihat ke arah Atta, tidak merespon apapun hanya memasang muka polosnya.

"Kenapa diam saja? Sudah sana pergi saja." Kata Atta terlihat sangat tidak suka dengan sosok anak kecil yang baru saja datang.

Tiba-tiba sosok anak kecil itu malah semakin mendekati Atta, Atta langsung bangun dari posisi tidurannya dan berdiri.

"Kenapa dekat-dekat? Baju kamu jelek sekali, aku tidak suka anak kecil."

Sosok anak kecil itu terlihat sangat kebingungan, dia tidak merespon sama sekali perkataan dari Atta.

"Kamu lihat disitu ada pintu?" Tunjuk Atta ke arah pintu.

"Sana keluar saja." Kata Atta.

Sosok anak kecil itu hanya mundur beberapa langkah namun tidak pergi, dia hanya memperhatikan Atta yang sedang bicara dengannya. Kemudian sosok anak kecil itu melihat ke arah tv, mungkin dia heran dengan tv karena belum pernah melihatnya.

"Kamu tidak pernah lihat itu, hahaaa kasihan sekali ya kamu, aku setiap hari melihatnya." Kata Atta sambil tertawa mengejek.

"Geser ke sana jangan dekat-dekat." Kata Atta menyuruh sosok anak kecil itu untuk bergeser.

Titha yang mendengar percakapan mereka hanya tersenyum kecil, Atta memang seperti itu ketika bertemu dengan sosok anak kecil. Padahal dia sendiri masih anak kecil namun sudah merasa dewasa dan tidak suka dengan sosok anak kecil. Tetapi berbeda dengan anak kecil yang sebenarnya, Atta suka dengan anak kecil tetapi yang bukan hantu.

"Sudah biarkan." Kata Titha dalam hati mencoba berkomunikasi dengan Atta.

"Aku tidak suka anak kecil Ipang. Lihat dia terlihat sangat bodoh." Kata Atta.

"Kamu juga anak kecil."

"Bukan, aku sudah besar berbeda dengan dia. Jangan samakan aku dengan dia ya Ipang ya."

"Tapi dia lucu tau."

"Tapi aku lebih tampan, lihat baju dia saja jelek, baju aku bagus kan."

"Iya iya, tapi tidak pernah di ganti."

"Hantu tidak perlu ganti baju Ipang."

"Mau pakai baju punyaku?"

"Tidak, tidak mau. Aku kan laki-laki."

"Laki-laki kecil."

"Sudah diam Ipang, aku sudah besar. Lihat itu baru anak kecil."

Titha hanya tersenyum kecil menanggapi perdebatan yang tidak akan ada ujungnya itu. Levi yang di sebelahnya tidak menyadari sama sekali apa yang sedang terjadi dia tetap fokus untuk menonton tv.

Titha kemudian beranjak dari duduknya menuju kamar, di saat sedang menuju kamar dia melihat di ruang tamu sosok wanita sedang berdiri dipojok ruangan. Dia berdiri diam mematung tanpa ekspresi, sepertinya dia sosok baru yang muncul di rumah itu karena cukup asing bagi Titha.

Suasana malam itu memang tenang namun aktifitas dari sosok gaib sangat lah ramai, Titha mengabaikan semua yang dilihatnya kalau tidak seperti itu hidupnya tidak bisa lebih tenang.

Titha membaringkan tubuhnya di kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Tiba-tiba dia teringat kembali dengan kejadian siang tadi di dalam kelas.

"Bagaimana sekolah besok ya." Kata Titha dalam hati.

Pikiran Titha mulai sedikit kacau ketika mengingat beberapa teman sekelasnya mulai mengatakan kalau dirinya itu aneh. Mereka semua belum mengenal Titha sama sekali namun sudah mengatakan kalau tingkah Titha itu aneh, terlebih lagi bagaimana Titha bisa mendapatkan banyak teman kalau situasinya seperti itu.

"Huaaaahhhhh." Titha menghela nafasnya pelan ketika pikirannya mulai tidak menentu.

Dia mengambil hpnya kemudian memutar beberapa film kesukaanya, hal itu mungkin lebih baik dilakukan dari pada harus memikirkan hal lain yang membuatnya pusing.

Sudah menjadi kebiasaan Titha kalau malam hari tidak ada kegiatan lain, dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk menonton film atau menggambar.

Titha hampir saja terlelap ketika sedang menonton film di kamarnya, disaat matanya mulai terpejam tiba-tiba Titha mendengar suara tangisan seorang perempuan. Mata Titha kembali terbuka, suara itu masih terdengar dengan jelas dan terasa tidak jauh darinya.

Saat melihat jam di dinding sudah menunjukan pukul 23.25, Titha kembali menghela nafas panjang dan membukam mukanya ke arah bantal. Namun suara itu masih terdengar, isak tangis dari seorang perempuan.

"Apa lagi kali ini." Kata Titha dalam hati.

Titha sudah merasakan hawa yang kurang enak, hal seperti ini yang membuatnya susah untuk tidur. Terlebih lagi dirumahnya hanya ada adik dan mamanya yang sudah tidur malam itu.