3 Rumah Baru dan Perkenalan

Disepanjang jalan, Lin Huang mengobrol dengan Linda, dia kadang tertawa dan kadang cemberut, dari percakapan mereka Lin Huang tahu sedikit tentang latar belakang Linda, dia adalah anak tunggal dari keluarga kaya Di Medan.

Ayahnya orang Indonesia bernama Erick Syahputra dan ibunya orang Tionghoa bernama Ling Shuang, orang tuanya Memilki perusahaan bernama Technomik di Medan, Provinsi Sumatera Utara, perusahaan itu bekerja di bidang tekhnologi mikro dan sudah go international. Saat ini orang tuanya pergi ke jepang untuk bertemu Client dan memperluas perusahaan mereka.

Ketika Lin Huang mendengarnya dia berfikir ' Benar juga, uang juga penting disini, kalau di dunia abadi aku bisa melakukan apapun tanpa perlu mengkhawatirkan sesuatu, tetapi ini dunia fana, semua membutuhkan uang. yah.. itu tidak berarti uang sulit di dapat, aku hanya perlu menjual emas yang ada di saku spasialku dan uang mudah di dapat '

Akumulasi Harta yang terdapat di saku spasial Lin Huang selama 100 tahun sangatlah banyak bahkan kalau dilihat itu seperti sebuah gunung, mulai dari emas, perak, Pill, batu roh abadi ( rendah, menengah, atas ), senjata/Artifack ( Heaven, Saint, Divine ), Teknik Kultivasi ( yang dia dapatkan dari sekte, perjumpaan kebetulan dan bahkan yang di rampas dari orang - orang dan klan yang di bunuhnya ) dan banyak benda - benda langka dari dunia abadi berada di saku spasialnya, karena itu dia tidak perlu khawatir soal uang.

Linda sendiri memiliki dua nama yaitu Linda ( Indonesia ) dan Ling Yin ( Tionghoa ) dia adalah kelahiran setengah Tionghoa dan Indonesia.

Saat ini dia sedang kuliah di salah satu universitas terbaik di Medan yaitu USU dan baru semester 3 jurusan Ekonomi, dia adalah anak yang pintar, memilki nilai yang bagus, pandai berbagai bahasa, memilki sifat Dewasa, ceria dan penyayang dan dari ceritanya Lin Huang baru tahu kalau Linda baru saja memutuskan pacarnya.

Mereka bertemu di sekitar kawasan universitas USU tempat pertama kalinya Lin Huang datang dan Lin Huang tidak bertanya kepadanya kenapa mereka putus dan tidak ingin mengganggu urusan Pribadi.

" Jangan khawatir, untuk membayar tempat tinggal, aku akan menjaga dan melindungimu dengan baik " Lin Huang berkata sambil tersenyum kepada Linda yang membuat Linda memerah karena senyum menawan Lin Huang dan kesalahpahaman dibalik kata - katanya.

" Un " Linda hanya bisa mengangguk sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah ketika mendengarnya.

Setelah berkendara lebih dari 30 menit dari daerah kawasan USU mereka tiba di daerah Kawasan perumahan Elit, yang ketika Lin Huang bertanya di daerah mana mereka berada, Linda berkata kalau mereka di daerah Medan baru lebih tepatnya Jl.S Parman, yang ketika Lin Huang mendengar namanya itu sangat aneh, dan tulisan - tulisan yang ada di pinggiran jalan, dia bahkan tidak tahu tulisan apa itu karena sangat berbeda dengan yang ada didunia abadi.

' Hahh... memikirkan tulisan - tulisan ini, membuatku pusing, walaupun aku immortal tertinggi, baru kali ini, aku tidak bisa membaca tulisan setelah tahu hampir semua bahasa di dunia abadi ' pikir Lin Huang yang sedikit frustasi melihat huruf - huruf bahasa indonesia.

Setelah itu mereka berhenti di depan pagar rumah yang Tinggi dan terkesan mewah, rumah itu sendiri punya luas 300m dengan tinggi 3 lantai bergaya eropa, bercat putih dan orange, dengan halaman depan yang seluas 100m dengan taman yang menghiasinya dan pancuran air di tengah - tengahnya. Lin Huang yang melihat rumah itu sangat terkesan, tetapi tetap tidak sebanding dengan yang ada di dunia abadi.

Kemudian Pintu pagar terbuka Oleh satpam " Selamat malam Nona Muda " Kata satpam yang juga melihat Lin Huang tetapi hanya diam saja karena itu bukan urusannya, " Selamat malam pak " Jawab Linda sambil tersenyum dan menjalankan mobilnya masuk ke dalam melewati taman - taman dan berhenti di dekat air mancur yang di depannya adalah rumah berlantai tiga.

Kemudian Lin Huang melihat Linda memegang Kenop seperti gagang di dekat pintu mobil dan membuka pintu " Ayo kita masuk " Ajak Linda yang juga Lin Huang membuka pintu dengan cara yang sama seperti Linda dan kagum kalau itu cukup mudah. Setelah itu dia turun dari mobil dan menutup pintu itu kembali.

Lalu Lin Huang mengikuti Linda di belakang berjalan ke depan pintu rumah dan membukanya " Aku pulang " Suara Linda bergema di dalam rumah, kemudian terdengar suara langkah kaki yang berjalan ke arah mereka dan itu adalah seorang wanita paruh baya, seperti berumur 40-an dengan kulit agak coklat rambut di sanggul, berwajah lumayan cantik dan memakai Kacamata, dia mengenakan pakaian pembantu hitam putih bergaya eropa.

" Selamat datang kembali Nona Muda " kata pelayan sambil membungkuk dengan Hormat, lalu kemudian dia mengalihkan tatapan ke arah Lin Huang dan terkejut karena betapa tampannya Lin Huang, rambut perak, wajah surgawi, hidung mancung dan bibir merah, apalagi dengan tinggi badan dan bentuk tubuhnya setiap wanita akan tergila - gila, dia mengenakan jubah putih dan celana putih dengan sabuk hitam melilit pinggangnya, yang semua itu menambah nilai ketampanannya. Pelayan yang mengamati Lin Huang sangat terpesona dan tidak ada Poin yang kurang menurut penilaiannya dari Lin Huang.

" Ehem nona, kalau boleh bertanya siapa pemuda ini ? " tanya pelayan kepada Linda.

" Aa... dia adalah orang yang menyelematkanku,ketika tas milikku di rampok, jadi karena dia berkata kalau dia tidak punya tempat tinggal, aku membawanya ke sini " Linda berkata sambil menejelaskan masalah Lin Huang.

" Perkenalkan, nama saya Lin Huang, tolong bimbing saya mulai sekarang " Lin Huang berkata meletakkan tangan kanannya di dadanya dan membungkuk sedikit.

Pelayan yang mendengarnya cukup senang karena ada yang menolong nona mudanya dan melihat Lin Huang yang memiliki sikap Sopan membuat dia tambah senang " Terima Kasih sudah menolong Nona Muda dan nama saya Meliana " katanya sambil membungkuk hormat kepada Lin Huang.

" Ah.. tidak apa - apa, saya kebetulan mendengarnya menjerit waktu saya lewat karena itu saya hanya sedikit membantunya " Kata Lin Huang dengan sopan kepada Meliana, Meliana yang melihat sikap sopan Lin Huang sedikit tersenyum karena di zaman sekarang cukup sulit menemukan orang yang baik dan sopan, tetapi yang membuat pelayan bingung adalah karena Lin Huang berbicara dengan Bahasa Mandarin dan bukan indonesia.

" Maaf sebelumnya, apakah anda tidak bisa berbahasa Indonesia ? " tanya Meliana kepada Lin Huang.

" Ah.. soal itu, ya , aku memang tidak bisa berbahasa indonesia, kalau tidak keberatan, adakah cara saya bisa mempelajarinya ? " kata Lin Huang kepada Meliana.

Meliana yang mendengarnya cukup senang " Baiklah, nanti saya akan memberikan buku dan mengajari anda sebentar " Meliana berkata kepada Lin Huang.

" Terima kasih kalau begitu " Kata Lin Huang dengan tersenyum tulus yang membuat kedua wanita di ruangan itu tertegun dengan senyum anggun Lin Huang dan tanpa sadar wajah mereka sedikit memerah.

" Ehem.. baiklah, salah satu pelayan akan membawa anda ke kamar anda untuk beristirahat " Kata Meliana dan menepukkan tangannya dan kemudian seorang pelayan muda muncul dari belakang Meliana, Pelayan itu terlihat 17 - 18 tahun, memliki kulit putih, rambut hitam sedada, wajah yang manis, mata berwarna hitam, hidung yang mancung, bibir yang merah pucat, memiliki tubuh yang tinggi 170 cm, berbadan langsing dengan payudara dan bokong berukuran sedang, dia mengenakan pakaian pelayan berwarna hitam dan putih bergaya eropa " Tolong bawa tuan muda ke kamarnya " Kata Meliana kepada palayan.

" Baik " Kata pelayan muda lalu memperhatikan Lin Huang dan juga terkejut dengan ketampanan Lin Huang.

Ling Huang yang melihatnya hanya bisa menghela nafas dan berfikir ' hah... ternyata menjadi orang tampan itu cukup sulit '

" Silahkan ikut saya Tuan muda " Kata pelayan muda yang mulai berjalan keluar ruangan untuk menuntun Lin Huang , " Un " dijawab anggukan Lin Huang dan mengikuti dari belakang tetapi sebelum pergi dia melihat Linda dan tersenyum lembut kepadanya yang membuat Linda sedikit memerah dan tidak luput dari pandangan Meliana.

Setelah kepergian Lin Huang, hanya Meliana dan Linda yang ada di ruangan. Meliana menatap Linda dan berkata " Nona, bagaimana kalau Tuan besar tahu ini ? ", Linda yang mendengar pertanyaan dari Meliana tertegun sedikit dan lupa kalau orang tuanya akan datang sekitar 1 minggu lagi dari jepang dan dia bingung jika orang tuanya tahu.

Melihat Linda yang seperti ini, Meliana sudah tahu itu karena dia sudah lama merawat Nona mudanya " Hahh.. aku sudah tahu kalau nona muda akan seperti ini, sudahlah, kita akan menghadapinya ketika tuan dan nyonya besar kembali " kata meliana kepada Linda yang menghentikan kebingungannya. ' Saya juga perlu bertanya kepadanya tentang asal- usulnya karena saya takut dengan keselamatan Nona Muda' fikir Meliana yang melihat kembali tempat Lin Huang baru saja pergi.

" Terima kasih Meliana " kata Linda dan memeluk Meliana, Linda sudah menganggap Meliana seperti keluarga dan orang tuanya sendiri, karena orang tua Linda sering keluar negeri untuk bekerja dan dia hanya di tinggal dengan para pelayan dan Meliana, karena itu dia sangat dekat dengannya.

avataravatar
Next chapter