4 Makan Bersama dan Tahu Tentangnya

Setelah sampai di depan pintu kamar, pelayan membuka pintu kamar, lalu berbalik menghadap Lin Huang dan berkata " Silahkan masuk Tuan muda ", Lin Huang yang mendengarnya di panggil tuan muda menjadi tidak enak, walaupun dia adalah immortal tertinggi tetapi dia bukanlah orang yang terlalu sombong, karena sekarang dia berada di tempat orang lain maka dia harus menghormati orang yang ada di dalamnya " Maaf sebelumnya, nama saya Lin Huang, panggil saja Huang bukan tuan muda dan salam kenal " kata Lin Huang sambil tersenyum kepada pelayan di depannya.

Pelayan yang melihat kesopanan Lin Huang sedikit tersenyum dan juga tertegun melihat senyum indah Lin Huang " Eh.. um. un.. Baiklah Tuan Huang, Nama saya Lili, Lili Safitri, panggil saja saya Lili, salam kenal " Kata Lili dan membungkuk ke arah Lin Huang.

" Tidak, kau tidak perlu membungkuk, anggap saja kita berteman, sebagai sesama teman tidak perlu saling membungkuk " kata Lin Huang menghentikan dia Membungkuk dengan menyentuh bahunya. Lili yang di sentuh bahunya dengan tangan Lin Huang sedikit memerah karena tangan Lin Huang sangat lembut dan hangat yang membuatnya terasa nyaman.

" Baiklah aku akan istirahat dulu, Lili sampai jumpa besok pagi " Kata Lin Huang yang mengambil kembali tangannya dari bahu Lili yang membuat Lili sedikit kecewa dan merindukan perasaan itu lagi, tetapi dia kembali tenang dan menutup pintu kamar dan kemudian pergi.

Didalam kamar, Lin Huang memperhatikan kamar tersebut yang memiliki ukuran yang cukup luas, dengan lebar 10 x 10 m, dengan perabotan mewah yang lengkap, dan tempat tidur yang lumayan besar.

Lin Huang duduk di tempat tidur sambil melepaskan pakaiannya satu persatu, yang memperlihatkan tubuh sexy berototnya dengan otot six pack di perutnya yang semakin menambah maskulinitasnya.

Lalu dia melipat jubahnya kembali dan meletakkannya di meja di samping tempat tidur dan hanya menyisakan celana pendek berwarna Hitam yang di kenakannya.

Kemudian dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang lembut dan merasakan kenyamanan, dia selalu merindukan perasaan nyaman ini sejak dia kehilangan keluarganya 110 tahun yang lalu, dia selalu berlatih untuk menjadi yang terkuat, menjalani kehidupan yang seperti di neraka dan terkadang mendapat keberuntungan yang membuatnya sedikit bahagia, tetapi hanya saat ini, dia baru merasakan kenyamanan yang dia nantikan, bebas dari perjuangan, pembantaian dan berurusan dengan orang - orang yang selalu ingin membunuhnya, setelah memikirkan tentang masa lalunya Lin Huang Tanpa sadar tertidur Lelap.

........

" Hah..Hah.. Ibu, Ayah , Linger tunggu..tunggu aku...Hah.. jangan pergi.. tunggu " Lin Huang berkata sambil berlari mengejar siluet keluarganya dari belakang tetapi tidak pernah bisa menggapai keluarganya, yang membuatnya semakin sedih.

.......

Matahari pagi menyingsing yang menyebarkan kehangatan kepada setiap manusia dan cahaya hangat itu melewati jendela kamar Lin Huang dan menerpa wajah surgawinya yang membuatnya perlahan - lahan terbangun dari tidurnya.

Lin Huang membuka matanya tetapi ada lelehan air mata di sudut matanya yang kemudian dia menghapus Air mata dengan tangan kanannya " Lagi.. ya " Lin Huang berbicara kepada dirinya sendiri dan melihat cahaya matahari yang masuk melalui jendela dan duduk di tempat tidurnya.

" Sudahlah, aku tidak boleh bersedih terus, semuanya hanya di masa lalu dan sekarang aku hidup di zaman yang baru " kata Lin Huang menguatkan hatinya dan mendoakan Keluarganya.

Tok .. Tok.. Tok, terdengar suara pintu kamar Lin Huang di ketuk dari luar.

" Masuk " Lin Huang berkata dan pintu terbuka, menampakkan Lili yang masuk membawa pakaian di tangannya dan melihat Lin Huang yang tidak mengenakan baju, membuatnya memerah dan terus memperhatikannya, karena tubuh Lin Huang sangat sexy dan berotot seperti magnet untuk setiap wanita.

Lin Huang yang melihat Lili memperhatikan tubuhnya membuatnya ingin bercanda dengannya " Kyaaa !!! " Lin Huang menutup tubuhnya dengan kedua tangannya dan menjerit sedikit kuat yang akhirnya membuat Lili tersadar kembali dari lamunannya dan Lin Huang tertawa melihatnya " Pffttt.... Hahahahaha !! Lili... kau sangat lucu " Lin Huang berkata dan menertawakan Lili, yang membuat Lili sedikit cemberut, lalu meletakkan pakaian di tangannya di tempat tidurnya dan ada suara ' Hmphh ' dari Lili kemudian berbalik dan keluar dari kamar lalu menutup pintu. Tetapi sebelum Lili berjalan pergi, dari dalam kamar terdengar suara Lin Huang " Selamat pagi Lili dan maaf soal tadi " dan hanya terdengar balasan ' Hmmph ' dari mulut Lili.

Lin Huang yang melihat Lili seperti itu hanya tersenyum, karena gadis itu cukup manis untuk di goda.

Lin Huang lalu melihat pakaian yang diletakkan Lili di tempat tidurnya dan mengambilnya lalu memperhatikannya dan itu adalah kemeja putih polos lengan panjang dan celana panjang putih polos ' Hmm... ternayata pakaian di planet ini seperti ini ya, sangat berbeda dengan dunia abadi, tapi juga keren dan tidak sulit untuk di pakai ' Fikir Lin Huang.

Kemudian turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi di ujung kamar. Setelah perjuangan mandi selama 15 menit, Ling Huang keluar dari kamar mandi, karena Lin Huang harus mempelajari sendiri cara menggunakan alat mandi di planet ini, karena itu dia cukup lama, tetapi karena dia termasuk orang yang jenius, tidak lama baginya untuk mempelajarinya.

Setelah itu, Lin Huang menggunakan Pakaian yang diberikan Lili tadi, dan tidak lama sebelum dia bisa memakainya.

Setelah di pakai, dia melihat ke arah cermin yang tergantung di dinding kamar dan terlihatlah sosok Pria yang sangat tampan, bahkan para dewa iri dengan ketampanannya, rambut peraknya dia ikat ekor kuda ke belakang menyisakan dua genggam rambut di kiri dan kanan wajanhya, kulitnya yang putih di tambah mengenakan Kemeja putih lengan panjang yang pas dengan tubuh berotot proposional nya dan celana putihnya yang semakin menambah ketampananannya .

Saat ini di meja makan duduk Linda dan juga Meliana yang di atas meja sudah tersedia makanan, tetapi mereka belum mulai makan karena menunggu sesorang, Linda melihat kalau Lili sudah turun dari atas Lantai 2 " Lili , apakah Huang sudah bangun ? " Linda bertanya dan melihat wajah Lili yang sedikit cemberut lalu kembali Normal lagi, " Sudah Nona muda dan saya juga sudah memberikan pakaian yang nona suruh " Lili berkata kepada Linda dengan hormat.

" Baguslah, kalau begitu ayo kita tunggu dia sebentar lagi " Linda berkata dan mereka semua menunggu Lin Huang untuk turun.

Setelah 20 menit menunggu dan makanan sudah hampir dingin, terdengar suara di tangga lantai dua dan mereka mengalihkan tatapan ke arah Lin Huang yang sedang turun, mereka terkejut karena Lin Huang sangat tampan bahkan lebih tampan dari kemarin saat dia datang, karena kemeja yang di kenakannya semakin memperllihatkan bentuk tubuhnya dan menambah keseksian tubuhnnya.

Lin Huang yang melihat mereka duduk di meja makan tersenyum dan menyapa " Selamat pagi, Linda, Meliana " Lin Huang berkata sambil tersenyum dan berjalan menuju meja makan, kemudian dia duduk.

" Ehem " Meliana yang pertama sadar berdehem sedikit untuk menyadarkan Linda, Linda yang juga telah sadar memerah sedikit dan melihat kalau Lin Huang sudah duduk " Baiklah, karena Huang sudah datang, kalau begitu ayo kita makan " Kata Linda untuk memulai dan kita berempat mulai makan di meja. Meliana dan Lili adalah pelayan yang dekat dengan Linda dan sudah seperti keluarga baginya karena itu mereka berdua di perbolehkan oleh Linda untuk makan di meja yang sama dengannya.

Lin Huang kemudian mencoba untuk merasakan rasa setiap makanan yang ada di depannya, karena makanan yang ada disini tidak pernah dia lihat di dunia abadi, karena seorang abadi tidak membutuhkan makanan untuk hidup, mereka hanya perlu menyerap esensi abadi dari langit dan bumi untuk mengisi kembali energi yang hilang, karena itu Lin Huang ingin mencoba makanan yang ada didepannya.

Saat dia meletakkan makanan di mulutnya dia langsung tertegun dan lidahnya terasa melelah dengan rasa makanan, karena makanan ini sangat enak, Lin Huang terus memakan dengan lahap sampai dia cukup kenyang " Astaga, ini enak sekali, siapa yang memasaknya ? " Lin Huang bertanya setelah merasakan makanan dan menatap mereka bertiga.

" Aaa.. ini nona muda yang memasak, karena dia bersikeras ingin membuatkan makanan untuk Tuan Muda " Kata Meliana tersenyum melihat Lin Huang memuji masakan Nona mudanya dan bahkan lahap memakannya.

" Wow.. aku tidak menyangka kalau Linda sangat hebat dalam memasak, aku yakin siapapun yang menikah dengannya pasti sangat beruntung " Lin Huang berkata dan tersenyum kepada Linda yang membuat Linda memerah mendengarnya " Te-terima kasih atas pujiannya Huang " Lin Huang yang mendengarnya hanya tersenyum dan kemudian meminum tehnya. ' Hahh... inilah kehidupan yang aku impikan, akhirnya tercapai juga ' Fikir Lin Huang sambil meminum tehnya dan melihat suasana di meja makan, yang membuat fikirannya damai.

" Jadi, Huang, apa yang akan kau lakukan hari ini ? " Tanya Linda yang sudah menyelesaikan makanannya.

" Hmm... mungkin aku harus belajar tentang tempat dan negara ini, terutama bahasa, tidak mungkin kan aku harus selalu menggunakan bahasa mandarin untuk berbicara ? " Lin Huang menjawab pertanyaan Linda sambil memikirkan kegiatan yang akan dia lakukan hari ini.

" Ok.. kalau begitu, aku akan mengajarimu hari ini, kebetulan Kuliahku saat ini sedang libur dan aku juga tidak ada kegiatan, karena itu aku akan menemanimu untuk belajar " Linda berkata menawarkan bantuan kepada Lin Huang.

" Tapi.. bukankah Meliana yang mengatakan, kalau dia yang akan mengajariku ? " Lin Huang berkata menatap Meliana, Meliana yang mendengarnya tersenyum dan berkata " Tidak apa - apa, kalau nona muda bersedia mengajarimu, kebetulan saya masih ada pekerjaan yang belum selesai, jadi tidak apa - apa " Kata Meliana yang membuat alasan dan itu cukup membuat Lin Huang percaya.

" Baiklah Kalau begitu, mohon bantuannya Guru Linda " Lin Huang berkata sambil bercanda kepada Linda. Linda yang mendengarnya juga ikut bercanda " Un...sama - sama Murid Huang " kemudian mereka sama - sama tertawa " Pffftt... hahahaha "

Meliana dan Lili tersenyum melihat interaksi antara Lin Huang dan Nona muda mereka, karena orang tua Linda jarang di rumah, karena itu Linda jadi jarang tersenyum ketika di rumah dan hanya sahabat Linda yang sering datang kerumah yang terkadang membuat Linda tertawa. Karena itu melihat Linda tertawa dan tersenyum seperti ini membuat hati Meliana sangat bahagia dan berterima kasih kepada Lin Huang.

Setelah semua selesai makan, Meliana dan Lili mebereskan meja makan dan Lin Huang juga ikut membantu " Tidak apa - apa Tuan muda, biarkan saja kita mengurusnya " Meliana berkata untuk menghentikan Lin Huang " Tidak apa - apa, biarkan aku membantu sedikit karena tidak pantas kalau makan tetapi tidak membantu " Lin Huang berkata sambil tersenyum dan menganggkat piring - piring ke arah dapur.

Saat Lin Huang membawa piring ke dapur Meliana berbisik di telinga Linda " Dia akan menjadi Suami yang baik, Nona Muda " Linda yang mendengar apa yang dikatakan Meliana menjadi memerah " Ap-apa yang kau katakan Meliana. itu tidak seperti itu " bantah Linda dengan wajah memerah yang membuatnya wajahnya semakin imut.

Meliana yang melihat Linda seperti ini hanya tersenyum karena hampir tidak pernah dia melihat Linda bisa memerah seperti ini, di karenakan Linda sering kesepian dan mengubah karakternya agak dingin dengan orang luar, tetapi sejak Lin Huang datang, nona mudanya seakan berubah kembali menjadi gadis normal seusianya yang biasa tertawa dan terlihat memerah jika malu.

Saat di dapur Lin Huang meletakkan piring bersama dengan Lili, Lili melihat ke arah Lin Huang " Terima kasih, karena sudah membuat nona muda bahagia " Lili berkata sambil membungkuk yang membuat Lin Huang bingung " Bahagia ? memangnya Linda tidak bahagia ? " Lin Huang bertanya dengan bingung kepada Lili.

Lili yang melihat Lin Huang bingung kemudian menjawabnya " Ya, Nona Muda sebenarnya jarang bisa tertawa karena orang tuanya sibuk bekerja, terkadang hanya sahabat nona muda yang kadang datang ke rumah yang bisa membuat Nona muda bahagia, karena itu melihat Tuan Huang membuat Nona bahagia saya cukup merasa senang, sekali lagi terima kasih " Lili berkata dan mejelaskan tentang kondisi Linda yang membuat Lin Huang tertegun, karena dia pikir karena orang tua Linda sangat kaya itu membuat Linda cukup bahagia, tetapi dia salah, itu seperti kata pepatah " Didalam keberhasilan yang besar terdapat pengorbanan yang Besar " dan itu sesuai dengan kondisi keluarga Linda.

" Tenang aja, selagi aku masih di sini aku akan membuat Linda lebih sering tersenyum dan tertawa " Lin Huang berkata dengan yakin dan tersenyum kearah Lili, yang membuat lili memerah melihat Senyuman dan tatapan Lin Huang.

avataravatar
Next chapter