webnovel

IDOL!

Bagaimana perasaanmu jika mantanmu mengajak kembali? terlebih dia adalah seorang IDOL... Apakah kau akan menerimanya? atau justru menolaknya? Mari kita saksikan perjalanan kisah cinta Min Yoona dengan seorang IDOL ternama Park Jimin

Paperon123 · Celebrities
Not enough ratings
37 Chs

Aku Merindukanmu

"I wonder how different our lives will be

Will you be fine

Even though I know you won't be mine

Still you fill up my days 

I can never forget your face

Will you be fine 

Will I be pretending Its alright"

-Taeyeon - fine (english translation)

☜☆☞

Saat ini Yoona sedang membantu Nyonya Lee membuat cookies di dapur apartemen. Yoona tak menyangka bahwa Nyonya Lee masih bisa melakukan kegiatan seperti memasak dan bahkan ia bisa menjahit baju walau ia tahu bahwa umur ibu profesor sudah terbilang sangat tua yaitu 70 tahun. itulah sebabnya Yoona memanggil Nyonya Lee dengan sebutan nenek dan juga Nyonya Lee senang dipanggil begitu karena merasa ia memiliki seorang cucu.

tugas Yoona hanya untuk mengawasi nenek agar beliau tidak kelelahan dikarenakan banyaknya kegiatan yang membuatnya lupa makan. sebenarnya nenek Lee memiliki riwayat penyakit jantung, mengingat bahwa nenek tidak bisa diam sama sekali dan selalu bergerak kesana kemari membuat kondisinya cepat sekali drop. dan karena itulah Yoona memutuskan untuk menginap disini dan berangkat kerja dari sini untuk memantau kondisi nenek lebih baik.

"Yoona sudah waktunya memasuki makan malam. kau ingin makan apa? biar nenek masakan. tapi, nenek lupa untuk berbelanja bahan makanan" ucap nenek Lee kepada Yoona yang sibuk memasukkan cookies kedalam toples.

"tenang saja nenek biar Yoona yang pergi dan memasak makan malam untuk kita berdua. nenek ingin makan apa?" ucap Yoona dengan senyum.

Nyonya Lee tersenyum dan menjawab, "aku menantikan masakan Yoona jadi terserah Yoona akan memasakan nenek apa"

Yoona tertawa kecil lalu berjalan mengambil mantel dan syalnya, "kalau begitu aku pergi dulu ya nek" kemudian ia berjalan keluar dari apartemen menuju pasar terdekat.

☜☆☞

Jimin dan ke enam membernya sedang berada di sebuah cafe di dekat apartemen Jimin. berbincang-bincang mengenai cidera Jimin, hal-hal disekitar bahkan tertawa akan hal-hal sepele. setelahnya manajer BTS menelepon mereka untuk melaksanakan jadwal mereka kecuali Jimin yang absen untuk pemulihan sementara. lalu mereka berpisah saat keluar dari cafe, Jimin berusaha menikmati suasana diluar sambil menghirup udara musim dingin yang sangat dingin.

waktu libur yang ia miliki ia manfaatkan sebaik mungkin untuk memulihkan kondisinya dan merefresh pikirannya. bahkan hanya pemandangan gedung-gedung apartemen dan juga jalanan itu sudah cukup membuatnya senang. meski sekarang ia sudah menjadi terkenal, ia bahkan tidak bisa melihat pemandangan disekitarnya. yang ia tahu hanya sebuah kamera di setiap sudut memperhatikan setiap aktifitasnya, meski sekarang ia sedang cidera pun kamera tetap mengikutinya baik dari paparazi yang bersembunyi dan para penggemarnya yang kebetulan lewat dan melihatnya.

terkadang ia cukup lelah menunjukkan dirinya yang terlihat bahagia meskipun ia sedang menghadapi badai di dirinya dan berpura-pura ceria didepan banyak kamera. karena sekali ia membuat kesalahan meskipun hal remeh maka akan banyak hujatan dari para mata media yang melihatnya. terkadang ia cukup iri melihat kehidupan orang-orang biasa disekitarnya seperti berkencan tanpa diikuti kamera, bekerja di perusahaan yang bagus memiliki keluarga kecil yang bahagia.

namun keinginan seperti itu harus ia pikirkan lebih matang lagi disaat ia menjadi IDOL yang terkenal. namun adakalanya ia sangat bersyukur menjadi bagian dari Bangtan ia dapat membahagiakan kedua orang tuanya, mempunyai 6 teman yang sudah menjadi keluarganya, pergi ke tempat-tempat yang bahkan dulu hanya bisa ia mimpikan. semua menjadi kenyataan, impiannya menjadi seorang penyanyi pun ia raih meski banyak hal yang ia korbankan termasuk cintanya.

Jimin kembali memasang wajah sedihnya mengingat hancurnya hubungan cintanya dengan Yoona. kemudian ia masuk kedalam lift namun tiba-tiba ia melihat seseorang berteriak dan berlari sambil tangannya memberi isyarat untuk menahan liftnya, dengan sigap Jimin menekan tombol tahan di dalam lift tersebut. namun ia tidak menyangka ternyata wanita yang berlari adalah Yoona.

Yoona yang masih terengah-engah membungkuk untuk mengambil nafas sejenak setelah berlari ia berniat mengucapkan terima kasih kepada orang di depannya dan ia terkejut setelah melihat siapa orang didepannya.

"Jimin"

"Yoona"

keduanya serentak memanggil nama namun Jimin lebih dulu bertanya kepada Yoona.

"sedang apa kau disini??"

Yoona pun berdiri disamping Jimin dan menoleh "aku juga ingin menanyakan pertanyaan yang sama denganmu"

Jimin akhirnya menyerah dan mencoba menjelaskan kepada Yoona kenapa ia berada disini, "aku membeli rumah disini karena cidera aku memilih untuk tinggal sementara diapartemenku"

Jimin melihat ekspresi Yoona yang seakan sedang menyesali sesuatu lalu ia melihat kantong belanjaan yang Yoona bawa ditangannya. sebenarnya Jimin tidak ingin memikirkan hal-hal aneh yang membuatnya sedikit takut namun jika ia tidak bertanya akan membuat dirinya sakit kepala karena kepikiran.

"dan kau sedang apa disini?" tanya Jimin mencoba bersikap biasa walau dalam hati ia sedikit penasaran.

"aku sedang menemani seseorang" jawab Yoona singkat dan acuh

"kekasihmu?" Jimin melirik Yoona untuk melihat ekspresinya namun ia tidak bisa menebak apa yang ada dipikiran Yoona.

"begitulah" Yoona kembali menjawab

Jimin memejamkan matanya dan mengumpat didalam hati, "sial!"

detingan kecil berbunyi menandakan bahwa mereka sudah sampai di lantai yang mereka tuju dan Jimin baru menyadari bahwa lantai yang dituju Yoona juga sama dengannya. "apa kekasihnya satu lantai denganku? kenapa harus satu lantai denganku!?". batinnya

Jimin pun melihat Yoona yang sudah berjalan mendahuluinya menjauh darinya. ia melihat Yoona melewati pintu apartemennya dan masuk kedalam pintu selanjutnya. Jimin bahkan tidak bisa menahan rasa panas yang sudah membara didalam hatinya "bahkan ia sebelahan dengan tempatku!? bagus sekali kau Jimin" rutuknya dalam hati lalu kembali masuk kedalam dengan perasaan jengkel.

☜☆☞

Yoona menutup kembali pintunya setelah ia melihat Jimin menatap kearahnya dengan ekspresi wajah yang terbilang cukup kesal. Sebenarnya Yoona tidak benar-benar menutup pintunya ia hanya membuat celah kecil untuk mengintip apakah Jimin mengikutinya atau tidak nyatanya Jimin langsung masuk kedalam apartemen nomor 40 yang ternyata baru disadari Yoona bahwa itu tempat tinggal Jimin.

Yoona bersandar di pintu sambil memikirkan pertanyaan Jimin saat berada di lift.

"kekasihmu?"

Yoona sedikit bingung kenapa ia menjawab 'begitulah' pada pertanyaan Jimin barusan. apa yang Yoona pikirkan? apa sekarang ia sedang mencoba membuat Jimin cemburu? namun memang Yoona menangkap ekspresi kesal pada Jimin saat ia berada di dalam lift bahkan ia juga melihat ekspresi terkejut Jimin saat ia turun dilantai yang sama dengannya. apa yang ingin Yoona buktikan? apa ia ingin memberi isyarat pada Jimin bahwa ia masih mengharapkan Jimin?

Yoona kembali menepis segala pemikirannya dengan menggelengkan kepalanya dengan segera ia melepas sepatunya dan memakai sandal rumah, "nenek aku kembali"

Nenek Lee keluar dari kamarnya dan menyambut Yoona dengan senyuman, "ah kau sudah kembali?" menghampiri Yoona yang sibuk mengeluarkan isi belanjaan dan memasukannya kedalam kulkas.

"nenek apa kau suka makanan barat?" tanya Yoona

Nenek Lee pun menjawab, "apapun yang Yoona masak akan nenek makan semuanya. nenek tidak pernah pilih-pilih makanan"

"baguslah kalau begitu nenek duduk dengan tenang di ruang tengah sambil menonton televisi dan akan kubawakan cookies serta teh hangat untukmu" ucap Yoona menggandeng tangan Nenek Lee dan mendudukannya disofa.

20 menit kemudian setelah masakan Yoona sudah matang mereka berduapun makan malam bersama setelahnya mereka menikmati cookies dan teh hangat sambil bercerita tentang banyak hal.

Namun disatu sisi seseorang sedang menahan rasa kesalnya sambil terus mengacak rambut silvernya yang sedikit panjang dengan frustasi.