webnovel

I Love You, Kak Laras!

"Kakak mau bilang sesuatu," ujar Andra dengan nada bertanya. "Sesuatu?" tanya Laras, mengulang kata belakang yang Andra ucapkan. "Bener, 'kan?" Andra berhore-ria tidak jelas. Gadis berponi itu menggeleng dan memegang kepala. Ia mulai takut kalau tahun terakhirnya di masa SMA akan berakhir nahas, karena kehadiran sosok Andra yang selalu saja mengikutinya. Semenjak awal bertemu ketika masa orientasi, Andra tak henti-henti mendatangi Laras. Sekalipun datang hanya untuk menyapa tanpa menyampaikan hal yang penting, Andra akan tetap melakukannya. Hal itu membuat si gadis berponi merasa jengah dan kesal, rasanya ia ingin pergi yang jauh ke tempat di mana tidak ada seorang Andra. Padahal gadis itu terus menolak, tapi anak laki-laki berkulit putih itu terus saja mengejarnya. "Andra, aku kan udah bilang kalau kamu jangan gini terus," ucap Laras lirih nan hati-hati. "Gini gimana?" Andra tampak tak mengerti. Laras menghela napas panjang dan memejamkan mata sesaat. "Kita itu nggak seumur, Ndra. Harusnya kamu juga tau." "Tapi aku mau seumur hidup sama Kak Laras," sahut Andra dengan cepat. Bagaimana tanggapan Laras tentang hal tersebut? Langsung saja ikuti kisahnya di "I Love You, Kak Laras!" karya Author Ampas. Created by: Ampass_Kopi23 Jatim, Jum'at, 20 Agustus 2021

Ampass_Kopi23 · Teen
Not enough ratings
195 Chs

Fortune Cookie

Tak berapa Luna yang masih terlihat kebingungan di dalam kelas, Andra kembali masuk dengan terburu-buru membuat Luna kembali sunggingkan senyum yang sangat cerah. Padahal Andra masuk dengan wajah yang tampak sangat tak bersahabat, bahkan tampak seperti seorang kriminal.

"Lo kembali buat anter gue ke kantin kan?" tanya Luna dengan percaya dirinya.

"Hape gue ketinggalan," jawab Andra dengan ketus.

Andra kembali duduk di bangkunya dan mencari ponsel ke dalam tas, juga mulai mengambil jaket yang rupanya tertinggal di laci dan langsung memamakainya dengan cepat. Sementara Luna tampak semakin kesal seusai mendengar jawaban yang Andra keluarkan. Namun, tak disangka-sangka oleh Luna, Andra justru langsung menarik tangannya dan menyerahkan kotak bekalnya pada gadis tersebut.

"Apaan, nih?" tanya Luna ketus, kepalang kesal dengan Andra yang tak mau mengantarnya untuk membeli makanan di kantin.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com