Dilan yang terpaksa menyudutkan dirinya pada rasa malu akibat teriakan keras itu, dirundung rasa malu, ia pun mengangkat kaki dari kedai tersebut sembari menggosok tekuknya. Dibuai rasa kesal yang menyelimuti dirinya, ia pun segera mendekati mobil.
Hendak kembali, tetapi hati tetap tidak berubah pada perubahan yang sempat meracau emosi. Akhirnya, sebuah tendangan lepas kendali mengarah ke arah ban mobil dengan kasar.
"Ah!!" geramnya.
Dilan membawa tekanan emosi dengan wajah cemberut lagi mengembuskan napas berat. Dia dan interogasinya hari ini dinyatakan masih gagal.
"Besok aku akan memastikan dirinya untuk membuka mulut," gertaknya dalam kesendirian.
Sembari mendatangkan emosi, Dilan terus menginjak pedal gas untuk memindahkan penglihatannya pada sebuah penelusurannya. Sebuah investigasi terus melanda pikirannya hingga menemukan titik pengungkapan serta petunjuk yang datang tiba-tiba tanpa terduga.
***
Support your favorite authors and translators in webnovel.com