webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horror
Not enough ratings
115 Chs

Pengorbanan Lusia Yang Hampir Sia-sia

Tubuh Hendra terbaring diam di dalamnya. Seperti sedang tertidur dengan lelapnya. Lusia terpaku menatapnya.

"Masih menginginkan dia berbincang-bincang denganmu? Ah, kau menaruh hati padanya bukan...?"

"Diam!" Lusia berteriak. Ia menutup kupingnya. "Jangan bujuk aku untuk melakukan hal-hal yang akan kusesali seumur hidupku!"

"Aku tidak membujukmu... Aku menawarkan pilihan.... Sekarang lihatlah di belakangmu..." suara itu kembali bergaung di telinganya.

Jantung Lusia berdebar-debar. Ia menoleh ke belakang dengan perasaan was-was. Jantungnya berdetak kencang saat melihat potongan daging dan tulang berserakan di belakangnya, disertai ceceran darah segar. Bau amis tercium di hidungnya. Ia ingin muntah.

"Apa itu?!" Lusia menjauh dari tumpukan berdarah itu.

"Itu adalah kedua temanmu. Mereka belum sempat dicerna oleh sesuruhanku yang telah kau bunuh itu. Makhluk yang aku ciptakan sebagai pengabdi yang setia padaku!"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com