"Oh iya, satu lagi! Gue bakal pindahin sekolah Keana jauh dari jangkauan kalian semua!" ucap Regan seraya menatap dengan manik tajamnya. Rautnya pun sangatlah serius memandang Abian yang lagi- lagi diam tak bersuara.
Sedangkan Abian, bagaikan disambar petir di siang hari, tubuhnya langsung kaku seketika. Maniknya pun mulai memerah entah karena amarah atau desakan air mata. Bibirnya terkatup rapat tak mampu bersuara.
Tatapan Abian mengarah pada Regan dengan arti takut kehilangan. Awalnya ia mengira Regan akan memahami posisinya, namun ternyata ia salah besar. Turut andilnya Regan dalam permasalahan keluarganya seolah menjadi jalan pemisah bagi Abian dan Keana.
Sebelumnya Abian masih tak keberatan jika Regan membawa Keana. Namun perkataan Regan yang terakhir langsung menyadarkan Abian saat itu juga. Kini lelaki itu mulai menyadari, ia tak akan pernah lagi bertemu Keana.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com