174 Satu Mangkuk yang Sama

"Sarapan dulu, Sayang!" ucap Megalani saat melihat Keana baru turun dari lantai dua. Manik wanita itu tampak sangat hangat dan penuh perhatian pada sang gadis yang tak lain adalah putri tercinta.

"Iya, Bun!" jawab Keana sembari terus berjalan untuk sampai di meja makan. Sebuah senyum riang pun telah ia sungging di bibirnya yang kemerahan.

Namun senyuman itu seketika hilang saat maniknya menemukann Abian. Lelaki yang tengah duduk di meja makan seraya terus menatapnya dengann sangat mencurigakan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter