Takumi berusaha mengambil butiran obat yang berserakan tapi dadanya semakin terasa terhimpit dan sakit. Napasnya semakin terengah seiring udara yang semakin menjauh.
'Apakah aku akan mati?' batin Takumi, pesimis.
Takumi membiarkan malam menenggelamkannya dalam kegelapan, seiring sebulir airmatnya yang jatuh. Sepertinya, Takumi merasa benar-benar harus pergi saat ini. Mungkin ini sudah waktunya untuk Takumi menyusul mamanya.
Remasan pada dada Takumi mengendor. Rasa sakit yang Takumi rasakan menelan semua tenaganya. Airmatanya jatuh. Takumi rindu ibunya. Takumi rindu pelukan wanita itu yang sudah Takumi lupakan kehangatan pelukan ibunya.
Takumi rindu belaian wanita itu yang selalu menentramkan dan mengobati sakit yang dirasa Takumi.
"Ma ... Taku benar-benar menginginkan Mama saat ini. Apakah ini sudah waktunya mama menjemput Taku?" Takumi berucap lirih sambil melihat ke langit-langit ruangan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com