webnovel

His Daddy (21+)

"Jika Aku mengatakan kau milikku maka kau adalah milikku, Baby Boy!" (Ashlan, a sexy and Hot daddy) Lucas Dalton (19 tahun) bertemu dengan Ashlan Wright (35 tahun) di sebuah bdsm hardcore club. Ashlan yang baru pertama bertemu Lucas tapi dia langsung menyatakan kepemilikannya. Ingin tau bagaimana jawaban Lucas? Fufufu first chapter is down below, baby!

Akigasuki · LGBT+
Not enough ratings
25 Chs

You are mine!

"What the fu*k! apa yang kau inginkan dasar brengsek, kenapa kau membanting ku seperti itu?!" teriakku geram.

Bukan menjawab, pria itu malah menunjukkan aura yang mengerikan – intimidating, aku hanya diam terpaku melihatnya yang menatapku seperti itu.

'Apa dia marah? kenapa? memangnya aku salah apa? apa dia akan memukulku?' fikiranku melayang memikirkan hal buruk yang mungkin terjadi, bagaimana jika dia benar memukulku? tidak... aku harus pergi dari sini, sekarang.

Dengan tubuh gemetar ku raih ujung ranjang dan kuturunkan kakiku kelantai, belum kakiku menginjak lantai pria itu berkata.

"Mau kemana kau baby boy?" aku merinding seketika, suaranya yang tadi lembut sekarang berubah kasar dan mengancam.

"A-Aku mau pergi" ucapku terbata-bata

"Tidak... tidak... kau akan tetap disini sampai kau tahu siapa aku, bukankah kau sendiri yang ingin tahu tadi?"

Insting bertahan hidupku mengatakan untuk lari jadi, dengan tubuh yang masih bergetar hebat aku meloncat ke sisi kanan ranjang dimana dia tidak akan bisa meraihku, jadi aku bisa langsung lari kepintu dan bebas.

"Baby... bukan begitu cara berkenalan" dengan satu langkah dia berhasil menangkapku yang bahkan belum sampai pintu, kenapa ruangan ini besar sekali, sh*t!!

Tangannya yang berotot berhasil menangkap pinggangku dan membawaku kembali ke atas kasur.

"Tidak... aku tidak ingin mengenalmu, lepaskan aku dasar psycho, lepaskannn!!"

"No, my baby...darling, bukan begitu cara bicara dengan daddy"

"Apa? kau gila? sejak kapan kau jadi daddy ku? dasar gila lepaskan!"

Kutendang kakiku ke segala arah agar terlepas dari cengkraman lengan sialan itu.

"Sshhh baby... tenanglah, daddy tidak akan melakukan apapun padamu" suaranya yang mengancam kembali melembut sekarang, orang ini benar-benar psycho. Dia berubah dari satu pribadi ke pribadi yang lain.

Keinginan untuk kabur semakin besar, kupukul dadanya dan kugigit lengannya agar dia melepaskanku, tapi ternyata yang kudapatkan adalah sebaliknya. Dia memelukku... iya dia memelukku.

Aku terkejut, kepalaku berputar mencari jawaban kenapa dia memelukku, bukankah tadi dia berusaha mengancamku? menyakitiku dengan lengannya yang besar itu?

"Good boy, That's my baby boy..." pujian terus mengalir dari mulutnya, sementara telapak tangannya mengelus kepalaku yang kemudian turun ke punggungku dengan lembut.

Aku tidak bisa berfikir, tidak kutemukan jawaban dari pertanyaan yang berputar dikepalaku. Aku diam, perlahan kurasakan sentuhan-sentuhannya dipunggungku melambat kemudian dia melepaskan pelukannya dan menatap wajahku lekat.

"Sekarang kau sudah tenang sweetheart, bagus. Jadi apakah bisa kita mulai perkenalannya?"

Tanpa kusadari aku mengangguk, dan dia tersenyum. Oh My God, senyum apa itu? apakah seseorang memang bisa tersenyum seperti itu? Menawan? Yes.

Setelah kejadian tak terduga tadi akhirnya sekarang aku bisa memperhatikan wajahnya dengan seksama. Tampan, itulah kata yang otomatis muncul dikepalaku, rambut berwarna coklat yang tertata rapi kebelakang, mata yang tajam dan mempesona, apa itu biru? iya, matanya berwarna seperti langit dimusim panas, dan yang paling penting, bibirnya... Oh My... pria dan wanita manapun pasti rela mengantri panjang hanya demi merasakan bibir itu meskipun cuma 1 detik.

Tunggu! tapi wajahnya seperti tidak asing, apa aku pernah melihatnya di tv? atau mungkin dia memang model? atau mungkin kita pernah bertemu di The Playroom'?

"Apa kita pernah bertemu?" ups, apa yang kukatakan.... diriku sadarlahhh

"Tidak baby boy, kita belum pernah bertemu. Tapi mungkin kau pernah melihatku disuatu tempat"

'Tempat? tempat apa?' tanyaku dalam hati

"Siapa namamu?" Oh My God aku sudah hilang kendali atas kesadaranku sendiri... kenapa bibirku terus bertanya seolah aku penasaran?

'Ingatlah dia tadi berusaha menyakitimu, eh wait, dia tadi menyelamatkanku dari perkelahian sialan itu.'

Bukannya menjawab pertanyaanku dia malah tersenyum LAGI, deg... deg... jantungku, kenapa? apa aku sakit jantung? apa aku akan segera mati?

Panik, Aku meloncat kebelakang menjauhinya.

"Kenapa baby boy?"

"Apa kau mendengarnya? aku sakit jantung!" teriakku panik, kupegangi dadaku bersiap kalau tiba-tiba jantungku akan berhenti berdetak

"Kau sakit jantung?" dia terlihat heran dengan jawaban yang kuberikan

"Iya!! bagaimana ini? apa aku akan mati sekarang? dengar! jantungku berdetak kencang sekali!"

"Ha ha haaaa..." Bukan khawatir tapi dia malah tertawa. Apa dia benar-benar sudah gila? dan parahnya jantungku berdegup semakin kencang.

"Baby... baby..." dia menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajahku dan menatap langsung ke mataku, DEG. 'aku akan mati sekarang'

"Darling, itu bukan sakit jantung, kau lucu sekali, my adorable baby boy"

Aku diam, tapi masih bernafas. Aku tidak mati, wow...

"Baby itu hanya kau yang tidak kuat menahan keinginan untuk menjatuhkan diri dipelukanku, karena itulah jantungmu berdegup sangat kencang" tambahnya

"Benarkah?" tanyaku tak percaya, tentu saja aku tidak percaya. Bagaimana mungkin aku ingin memeluknya? sangat tidak masuk akal.

"Tentu saja" ucapnya dengan penuh percaya diri.

"Baiklah baby, sekarang biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Ashlan Wright, umurku 35 tahun, aku single, belum pernah menikah dan tidak punya anak tentunya. Kau bisa bertanya apapun padaku"

"Kau single?!"

'Oh gosh...shut up myself' gerutuku dalam hati

"Tentu saja baby, apa kau pikir aku akan mengajakmu kesini jika aku memiliki kekasih?"

Aku menggeleng, dengan wajah seperti itu tidak mungkin dia single, aku tidak akan tertipu!

"Jadi bisakah kau mengatakan tentang dirimu?" tanyanya lagi

"Aku... namaku Lucas Dalton"

"Lucas... nama yang cantik, tepat seperti orangnya"

Bisa kurasakan sekarang wajahku memanas, 'dia bilang aku cantik' kuharap aku bisa menyembunyikan wajahku diselimut tebal ini.

"Wait... aku bukan milik mu, dan kau tidak bisa memanggilku baby boy" Aku tidak akan semudah itu jatuh dengan rayuan murahanmu, kau fikir semudah itu untuk menjadikanku one night stand? jangan mimpi!

"Jika aku mengatakan kau milikku maka kau adalah milikku baby boy" ucapnya tegas, nada lembut yang tadi membuaiku sekarang hilang digantikan suara berat dan tegas miliknya.

Mataku otomatis mengarah kebawah, kupandangi jari-jariku yang berada diantara aku dan dia. ingatan-ingatan yang tak kuinginkan mengalir deras dikepalaku membuatku tak bisa berfikir jernih,

"Be a good boy and I will reward you with anything you need" Kalimatnya membuatku kembali mengarahkan pandangan kearahnya.

'Apa dia akan memaksaku untuk melakukan apa saja? Apa maksudnya dengan 'be a good boy'? Apa dia akan memaksaku berhubungan sex dengannya? Aku takut...

Kudorong tubuhnya dengan seluruh kekuatanku sampai dia tersungkur, kemudian aku berlari kearah pintu, sempat kudengar suaranya yang memanggil namaku tapi aku tidak peduli, aku tidak ingin menjadi sex slave. Kupercepat lari ku dan kuterobos kerumunan orang-orang yang ada di club.

Aku berlari...

terus berlari...

Sampai kurasa aku cukup jauh dari orang gila itu aku berhenti, nafasku memburu, tubuhku masih bergetar dan parahnya kakiku mulai terasa sakit. Perlahan hujan jatuh membasahi tubuhku tiba-tiba kurasakan sesuatu mengalir melalui kelopak mataku...

'apa aku menangis?'