2 AWAL MULA TERCIPTA NYA GENG HIGH CLASS JOMBLO

"Ges! .. Bangun dong! Udah sepuluh menit Lo gak bangun-bangun! Lo pingsan apa tidur sih Ges?." Oliv terus berusaha membangunkan Agesti yang masih belum sadar di ruang kesehatan. Karena masih pagi, dokter yang biasa menangani Mahasiswa disitu belum datang.

"Huss! Agesti pingsan Oliv bukan tidur!" Tegas Wilia.

"Habis nya kalau dia tidur juga sama, susah bangun juga!" Jawab Oliv polos.

Wilia menghembuskan nafas kesal nya setelah mendengar jawaban Oliv.

Mereka berdua akhirnya hanya menunggu Agesti terbangun dari pingsan nya diruang kesehatan dan tidak jadi ikut kuliah tatap muka di kelas nya.

Setelah beberap kali Oliv memberikan minyak kayu putih di dekat hidung Agesti agar terhirup oleh nafasnya, Agesti akhirnya pelan-pelan bisa menggerak kan kepala nya.

Namun tanpa sengaja minyak kayu putih yang terbuka tutup nya itu tersenggol oleh hidung Agesti yang mancung dan akhirnya tumpah di area wajah nya terutama hidung.

Agesti gelagapan minta tolong kepada kedua sahabat nya.

"OLIV! panas!, Will panas.. panas.. panas.. tisu basah wil." Agesti mengerang kepanasan membuat suasana ruangan kesehatan yang hanya berisi tiga orang itu menjadi heboh karena kecerobohan Oliv.

"Sorry Ges! Aduh! Gue beneran gak sengaja!." Oliv membantu Agesti mengelap bagian wajahnya terutama di bagian hidung yang terkena tumpahan minyak kayu putih tadi.

***

Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke kosan karena melihat Agesti sudah tidak memungkinkan untuk tetap pergi kuliah.

"Ges! Gue bikinin bubur ya buat Lo?."

"Gak usah Liv!" Agesti mencegah tangan Oliv yang sudah bersiap mau beranjak pergi ke dapur untuk membuat kan bubur untuk Agesti.

"Gak apa-apa kok Ges! Gue gak ngerasa direpotin Kok! Lo santai aja ya!" Oliv melepaskan tangan Agesti dipergelangan nya.

"Stok beras kita udah habis dua hari yang lalu Liv!" Wilia menjelaskan.

"Itu maksud gue." Kata Agesti lemas.

Akhirnya Oliv tidak jadi membuatkan bubur untuk Agesti karena ia lupa kalau stok beras mereka sudah habis.

Wilia dan Oliv terus memperhatikan tatapan Agesti yang kosong, mereka khawatir kalau Agesti nanti bisa sakit setelah mendengar kabar pernikahan Tio dengan Lola.

"Ges, kok Lo bisa sih gak tau sama sekali soal hubungan gelap Tio sama Lola?" Tanya Oliv penasaran.

Agesti tidak mau menjawab.

Ia malah menangis sejadi-jadi nya. Tubuh nya yang sudah tidak bertenaga itu terus saja mengeluarkan air mata kesedihan yang mendalam.

"Aduh! Gue salah ngomong ya? Sorry Ges! Maksud gue gak gitu, udah dong!" Pinta Oliv dengan rasa bersalah nya.

"Lo sih Liv pake bahas Tio segala!." Bentak Wilia.

***

Pagi yang tak terbayangkan itu pun berlalu, sekarang, sudah pukul delapan malam, Agesti tidak merubah posisi tidur nya, hanya bergeser sedikit dari awal ia berbaring.

Wilia membuka toples kuaci milik nya, karena hanya makanan itu yang ia punya.

"Rasa nya hari ini gue lemes banget." kata Agesti sambil menatap langit-langit kamar kosan nya.

"Iya lah! kan dari kemaren kita belum makan!" Celetuk Oliv.

"Huss!." Wilia melempar Oliv dengan sebuah kuaci.

Oliv dengan sigap menangkap kuaci itu dan memakan nya.

"Maksud Agesti, dia lemes karena denger berita itu..!" Jawab Wilia.

Agesti menatap Wilia haru.

"Gue laper Wil." tegas Agesti.

"Nah! kan! apa gue bilang!" Oliv merebut toples kuaci yang tengah di genggam Wilia.

Wilia hanya menggeleng kepala, pasal nya mereka benar-benar sedang tidak punya uang, yang tersisa hanya mie instan beberapa biji dan itu pun untuk sarapan besok pagi.

Wilia menyender ke tembok, meratapi nasib nya yang malang di perantauan, terlebih ia baru saja berpisah dengan kekasih yang dicintai nya, Lim.

"Kenapa ya! Lim putusin gue karena alasan itu! padahal kan sejak awal memang kita udah sepakat buat bisa saling berdampingan satu sama lain diatas perbedaan keyakinan kami." Tanya Wilia.

Membuat Oliv yang masih asyik melahap kuaci di tangan nya itu juga ikut berempati, ia lalu ikut menyender di tembok kamar kosan yang sempit itu.

"Kenapa ya, Andre juga lebih milih perempuan itu daripada gue, padahal kan, gue lebih cantik dari dia, gue gak matre dan gak pernah minta apa-apa." Curhat Oliv sambil memainkan kuku jari nya mulai memanjang.

Agesti yang berada di antara mereka berdua melirik ke arah Wilia dan Oliv.

"Hmm, terus kalian pikir gue juga gak keheranan, gue sama Tio udah dari SMA, eh tiba-tiba dia mau nikah sama musuh SMA gue! masih untung gue gak nenggak racun."

Wilia dan Oliv kompak saling menatap.

mereka bertiga adalah gadis yang malang, ditinggal begitu saja dengan kejam nya oleh kekasih hati nya.

"WIL! LIV!..." Agesti tiba-tiba bangun dari kasur nya mengagetkan kedua teman nya.

"Kalian sadar gak sih! kita sebenarnya cuma jadi korban dari lelaki yang gak baik aja! bukan berarti kita ini gak baik kan? setuju gak?! , Gue, elo, sama elo.. kita ini semua cantik! , kita setia, dan gak pernah minta apa-apa sama cowok-cowok kita! padahal kan sebenarnya kita juga mau punya selingkuhan, dan juga pengen apa-apa! tapi ya karena kita baik hati dan penyayang, jadilah kita ini sebagai batu loncatan lelaki doang! bener gak?" tanya Agesti lagi.

Wilia dan Oliv saling menatap dan mengangguk perlahan, seolah tidak mengerti kenapa Agesti tiba-tiba berpidato seperti ini.

"Nah! gue ada ide! gimana kalo sekarang kita bikin sebuah geng yang suatu saat nanti bakal buat kita terkenal dikampus!" Jelas Agesti.

"Geng?. kita kan gak punya motor Ges." Jawab Oliv dengan wajah polos nya.

"Bukan geng motor Oliv sayang! Hmm.. gimana kalo gue kasih nama geng kita ini.. High Class Jomblo, setuju gak?" seperti biasa jari telunjuk Agesti langsung menyasar kepada keempat bola mata sahabatnya.

Karena rasa traumatik dari ketiga nya terhadap suatu hubungan dengan laki-laki, Agesti yang Menjadi otak pertama dibuat nya geng High Class Jomblo ini berhasil mengajak Oliv dan Wilia untuk sepakat pada moto di Geng High Class Jomblo. mereka menganggap kalau semua laki-laki tidak bisa dipercaya, mereka tidak percaya dengan sebuah hubungan yang didasarkan pada kata 'Pacaran' mereka harus siap menjadi seorang High Class Jomblo sampai benar-benar menemukan Cinta sejati yang membawa mereka ke pelaminan.

"Hmm boleh juga tuh Ges! lucu nama nya, High Class Jomblo." Oliv tersenyum sendiri sambil menatap tembok.

"Lucu kan Wil?." tanya Agesti pada Wilia yang terlihat masih bingung melihat Agesti dan Oliv yang mulai sepakat.

Wilia menggaruk kepala nya dan pasrah mengikuti apa yang mereka katakan saja.

"Gue yakin, dengan berdiri nya geng High Class Jomblo ini, harga diri kita gak akan terinjak laki-laki lagi."

(High Class Jomblo by Shintya Agesti Munaf)

avataravatar
Next chapter