webnovel

HEY, You!

sɪᴅᴇ sᴛᴏʀʏ ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀᴅᴅʏ ɴᴇxᴛ ᴅᴏᴏʀ! Lee Taeyong, manusia paling receh dan cerewet yang pernah ada. Menyukai makanan manis akibat bergaul dengan sahabat mungilnya -Byun Baekhyun, yang selalu dengan setia menjejalinya dengan makanan manis sejak pertemuan mereka pertama kali memakai baju serba putih saat penerimaan siswa baru di Senior High School. Jung Jaehyun, manusia bertopeng seperti satria baja hitam. kalau dikampusnya ia terkenal dengan sifat dingun juga arogan, tetapi ini tidak berlaku saat ia bersama dengan sahabatnya. Tidak menyukai jika ada orang yang terlalu 'menempel' padanya.

Lemopai · Music & Bands
Not enough ratings
8 Chs

CHAPTER 1

ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 1: ғɪʀsᴛ ᴍɪsᴛᴀᴋᴇ

"Yak, kau pergi tanpa mengajakku?" Mendengar teriakan Luhan dari sambungan telepon saja membuat Taeyong dengan cepat menjauhkan dari telinganya.

"Tenanglah, Rusa. Aku kemari bersama teman-teman klub Neo. Memangnya kau akan ikut jika aku bilang kemari bersama mereka, huh?" jawab Taeyong dan ia pastikan jika Luhan akan menjawab tidak padanya.

Bukannya ia tidak menyukai teman-temannya di klub Neo, melainkan karena Oh Sehun. Pelatih tari dari klub Neo yang selama ini Luhan sukai tetapi ia tidak punya keberanian untuk mendekatinya. Ia hanya bisa memandang punggung Oh Sehun dan berandai-andai memiliki masa depan dengannya. Gila? Tunggu saat kalian tau bagaimana mimpi terindah Luhan yang digadang-gadang mempunyai peran penting tentang mengapa ia bisa jatuh cinta pada pria cadel tersebut.

"Baiklah. Hati-hati saat kau pulang." ucap Luhan sebelum ia menutup pembicaraan mereka berdua.

Hari ini ia bertemu dengan anak-anak dari klub menarinya untuk membahas soal kompetisi yang akan diikuti, hanya saja ia heran kenapa tempat pertemuan mereka harus di pub? Apa tidak ada tempat lain selain ini, huh?! Maka dari itu ia harus memberitahu Luhan keberadaannya kalau-kalau nanti setelah ini ia terlanjur mabuk dan tidak bisa pulang sendiri maka Luhan adalah opsi terbaiknya untuk dimintai tolong.

"Ah, hari ini badanku benar-benar remuk rasanya!" teriak Ten yang teredam oleh suara bass dari musik-musik yang terdengar membahana hingga mau tidak mau mereka harus meninggikan suara jika ingin berbicara.

"Sudah tau badannya sakit, bukannya pulang malah kemarin." ucap Doyoung yang sedari tadi hanya menatap gelasnya tanpa disentuh. Bukannya ia tidak kuat dengan minuman beralkohol yang disajikan di depannya. Tetapi ia harus menjadi orang yang sadar apalagi tujuan mereka kemari bukan hanya untuk bersenang-senang melainkan untuk membicarakan hal penting.

"Terkutuklah Johnny dan Sehun!! Bagaimana mungkin ketua dan wakil keparat itu malah memilih pub sebagai tempat terbaik mereka untuk berdiskusi tentang kompetisi! Memang sialan!" ucap Ten tidak kalah keras dari musik-musik disana.

"Sudahlah, tunggu saja mereka. setelah selesai kita akan pulang. Ingat, jangan sampai berlebihan dan mabok!" Doyoung mengingatkan mereka berdua.

Beberapa menit kemudian, teman-temannya yang lain juga sudah berkumpul bersama mereka, hanya menunggu ketua dan wakil ketua yang dibilang keparat oleh Ten itu saja yang belum datang.

"Weh, sudah berkumpul ternyata." kata Johnny tanpa berdosa setelah membuat mereka menunggu setengah jam dari waktu yang ditentukan.

"KAU GILA?! APA MATAMU BUTA? OH ATAU JAM MAHALMU TIDAK BERFUNGSI DENGAN BAIK?" cerca Ten yang sangat kesal pada manusia tiang satu itu. Sedangkan Sehun dengan tidak bersalah mengambil tempat duduk disebelah Taeyong.

"Sudahlah, yang penting kan kita sudah disini. Maafkan kakanda, baby. Kakanda khilaf, hehe.." jawab Johnny cengegesan.

"Cih, alasan saja kao anakonda. Cepat dimulai, aku ingin tidur. Badanku remuk semua gara-gara harus berlatih keras." ucap Ten dengan memukul lengan Johnny keras.

"Oke, oke. Pertama-tama, kompetisi ini seperti yang kalian tau dibagi beberapa tema. Individual, Pairing juga team. Nah, untuk team kita akan mengirimkan 2 team, 2 Pairing dan 1 individual." ucap Sehun yang sudah mode serius. Walaupun tampangnya menyebalkan bahkan terkenal dengan sifat dinginnya itu, jika sudah berurusan dengan klub menari maka sikapnya akan berbanding terbalik, ya walaupun tegas dan galaknya masih bersisa bahkan sepertinya lebih daripada yang ia tunjukkan kepada orang lain.

"Siapa diantara kalian yang mau mengambil Pairing juga Individual?"

"AKU... jelas tidak mau!" ucap Doyoung dengan bercanda. Mana mungkin ia mau, untuk Team saja ia harus bersusah payah mengingat step-nya apalagi jika Pairing atau Individual, bisa-bisa sudah ayan ditempat.

"Ingatkan aku lagi Kim Doyoung, untuk apa lu masuk klub menari kalau begitu saja tidak mau?!" ucap Sehun yang sudah menggelengkan kepalanya.

"Sudahlah, Hun. Kita semua tau alasan kenapa si duyung ini nekat masuk ke klub. Sudah pasti karena bapak bendahara, ya kan?" kata Johnny dengan menaikturunkan alisnya menggoda Doyoung yang ternyata berhasil membuat Taeil yang duduk di ujung juga menundukkan kepalanya.

"Berhentilah main-main, jadi siapa nih yang maju untuk Pairing dan Individual?" tanya Rose yang sejak tadi sudah menahan mulas tetapi apa daya, jika ia beranjak sedikit dari tempat duduknya maka yang ia dapatkan adalah delikan tajam dari sang ketua.

"Bagaimana kalau aku dan Taeyong untuk Pairingnya? Atau aku dan Winwin saja?" Ten mengutarakan pendapatnya seraya melihat kearah Taeyong atau Winwin yang duduk berdampingan.

"Hmm, bagaimana jika untuk Pairing Ten dan Winwin untuk tahap A, Ten dan Taeyong di tahap B. Sedangkan Individual Taeyong karena Ten sudah ambil 2 bagian di Pairing?" Sehun membuka suara setelah beberapa saat berpikir.

"DEAL! Oke, sekarang aku boleh pulang kan?" kata Ten dengan cepat memasang tasnya. Dia benar-benar tidak peduli siapa yang akan maju, jikapun dia yang terpilih ia akan berlatih nanti tetapi untuk saat ini tujuannya adalah berkencan dengan kasur yang empuk.

"Ck, baiklah. Yang ingin pulang silahkan, yang ingin disini menikmati waktu libur bisa bersenang-senang." kata Johnny.

"Waktu libur, my ass! Hanya sehari bukan termasuk libur, rehat saja itu namanya." lagi-lagi Ten menimpali ucapan Johnny sebelum akhirnya ia menarik Taeyong dan Doyoung beranjak dari tempat itu.

****

"AKHIRNYA PENGORBANAN KERINGAT DAN DARAHKU TERBAYARKAN SUDAH DENGAN SANGAT MANIIIISSSS!!!" Teriak Ten tanpa malu saat Klub Neo berada diatas panggung dan mendapatkan 4 piala penghargaan dari kompetisi itu.

Entahlah, mungkin rasa malunya tertutupi dengan rasa terharu karena tidak tanggung-tanggung mereka memenangkan berbagai penghargaan seperti Grup Terfavorit, Juara 1 untuk Individual, Juara 1 dan 2 untuk Pairing bahkan Juara 1 dan 3 untuk Team. See, terbayar semua usaha dan latihan keras mereka selama beberapa minggu dibawah tatapan tajam dari Oh Sehun. Sial, sudah tidak terhitung berapa kali ucapan Sehun yang nyelekit mampir ke telinga mereka semua. Benar-benar Iblis Keparat, seperti yang Ten katakan.

"Kau menggemaskan sekali, baby Ten!" teriak Johnny yang berada disampingnya itu, tak khayal akhirnya membuat Ten menginjak kakinya dengan keras.

"Yak! Dasar pak tua tak tau malu!!"

"Sudah-sudah. Sekarang waktunya berfoto!" Sehun menengahi pertikaian keduanya.

"IT'S TIME TO PARTY, PEOPLEEEE! DRINK TONIGHT ON OH SEHUN!" teriak Johhny yang diikuti sorakan dari lainnya.

****

"Suit..suitt! Cewek, ikut abang dangdutan yok!"

"NAJIS ANJINK! MATA KAU DANGDUTAN NOH!!"

Bener-bener ye itu mang-mang batagor. Sempet-sempetnya ngegodain anak orang padahal jualannya aja gak laku.

Saat ini Taeyong berada di tempat janjian untuk merayakan kemenangan timnya kemarin. Dia pikir jika tempat yang akan didatangi itu sama seperti waktu lalu, tetapi ini? Tempatnya lebih gelap juga suara musiknya lebih hingar sampai keluar. Gila, apa semua orang didalamnya tuli?

"Yaelah, Yong. Kaleman dikit napa." Tegur Luhan yang sedari tadi celingak-celinguk melihat apakah orang yang janjian dengannya itu sudah menampakkan batang kela— hidungnya atau belum. Ah, bukan dengannya sebenarnya tetapi lebih tepatnya teman-teman dari Taeyong diundang untuk ikut merayakan kemenangan mereka, tetapi tak apa kan jika ia berkhayal jika undangan Oh Sehun itu langsung untuknya.

"Ya lu lagi, ngapain anjing janjian di tempat remang kek gini!" Jawab Taeyong tidak terima. "Apaan anjir ini tempat belum bayar listrik atau begimana sih, lampunya aja kelap-kelip kek mau sakaratul." sambungnya lagi. Heran, untuk apa ia dan Luhan harus menunggu didepan sini menunggu yang lain datang menjemputnya?

"YAIYALAH ANJING, NAMANYA JUGA DISKOTIK SETAN!!" teriak Luhan yang sudah jengah dengan omelan sahabatnya itu. Heran deh, ini anak mulutnya gak bisa gitu ya dilepas dikit udah ngiber kemana-mana congornya.

"Lah diskotik setan, berarti lo SETAN dong!" Balas Taeyong gak kalah keras saat mengucapkan kata 'setan' di depan wajah Luhan.

"Suka-suka lu lah anjing, cape aing!"

"GELUT TEROOOS! BAKAR AE SEKALIAN TONG SAMPAHNYA NOH BIAR RAME!!" Teriak Ten yang datang bersama Doyoung berniat untuk menjemput orang anak ini. Umur boleh tua, tapi masuk diskotik saja perlu dijemput segala, hilih.

"GAK USAH BACOT LAH YA. CEPETAN AING MAU KE KAMAR MANDI NIH."

"DIH GILSS, KE DISKOTIK CUMAN NUMPANG TOILET LU, ANAK RUSA!" balas Doyoung.

"CEPETAN ANJIR, INI KAKI AING KESEMUTAN!" teriak Taeyong yang juga ikut-ikutan ngegas.

Ah maaf, mungkin dari awal kesannya Taeyong kalem. Bodo amad anjir, itu anak kagak ada kalem-kalemnya. Kerjaannya mah ngegas mulu ke kebocoran gas elpiji, dikit tapi nyelekit.

Setelah perdebatan kecil mereka yang gak ada faedahnya sama sekali akhirnya mereka berempat masuk ke dalam tempat itu dan menuju ke sebuah sofa panjang yang sudah dipenuhi oleh anak-anak dari Klub Neo.

"Annyeong sunbae, maaf terlambat." sapa Taeyong yang langsung duduk diapit oleh Ten dan Luhan. Luhan sih bodo amat mau nyapa, yang ada dia langsung mukul kepala belakang Kai sambil nyengir.

"Gila, Han. Tenaga lu makin hari makin kek bison tau gak njir! Sakit lho goblok." ucap Kai sambil mengusap kepalanya yang masih nyeri akibat tepokan sayang dari Luhan.

"Kagak usah akting lo, jelek tau gak." sahut Luhan. Meraka berdua itu teman sekelas jadi sudah biasa aja tuh bercanda kuli.

"Ke bar gih, ngambil minum. Disini mah alkoholnya keras, mending uke-uke macam lu pada pesen yang alkoholnya ringan." kata Johnny yang langsung mendapatkan sentakan yang serempak.

"MATA KAO tuh uke!!" sahut Taeyong, Ten, Doyoung dan Luhan bersamaan. Sedangkan Lucas, Johnny dan Kai tertawa puas.

****

"Hai, sendirian?" sapa seseorang yang menghampiri Taeyong. "Kenalkan, namaku Daniel. Kau siapa?

"Ah, maaf?" Taeyong yang kebingungan hanya merespon sedikit dan tidak menghiraukan sambutan tangan dari orang itu yang berniat untuk mengajaknya kenalan.

'Aish, mereka berdua lama sekali! Apa toiletnya berada di Antartika?' dumel Taeyong dalam hati menunggu Ten dan juga Luhan kembali dari toilet. Situasi seperti ini yang sangat Taeyong hindari, bertemu dengan orang asing dan mengajaknya bicara. Dia bukan introvert hanya saja ia merasa canggung dan tidak tau harus berbuat apa di hadapan orang yang baru atau bahkan tidak dikenalnya.

"Tak apa jika kau tidak ingin mengatakannya sekarang, mungkin kita bisa bersenang-senang malam ini." ucap pria itu lagi dengan sangat percaya diri.

"EHEM. Maaf ya tuan, tetapi teman kami ini bukan menu take away yang bisa kau cicipi malam ini." sahut Ten membalas pria yang bernuat mendekati temannya itu hingga pria itu merasa canggung dan pergi meninggalkan mereka.

"Gila, baru ditinggal bentar udah ada aja nih jaring yang dimakan." kata Luhan sambil bertepuk tangan.

"Lo pikir aing nelayan apa?!" balas Taeyong tidak terima. "Udah ah, mending gabung lagi sama anak-anak. Capek dari tadi aing berdiri nungguin kalian." kata Taeyong seraya menarik kedua temannya itu menuju tempat duduk bersama anggota yang lain dan tidak lupa juga membawa minuman yang telah mereka pesan tadi.

***

"WAH GILA! TERNYATA DI DISKOTIK SETAN JUGA SERU YA! HAN, LIAT ADA KUYANG TERBANG! WOOAAAH!!" Teriak Taeyong yang sedari tadi berusaha menaiki meja yang mereka pesan sambil menunjuk-nunjuk ke arah atas lampu-lampu yang menerangi tempat itu.

Taeyong mabok. MABOK!!

Entah bagaimana ceritanya, anak itu meminum minuman dari gelas yang berada di meja mereka. Padahal seperti kata Johnny jika minuman-minuman yang ada disana alkoholnya sangat tinggi. Mereka tau itu dan mengatakan diawal karena tidak ingin Taeyong ataupun anggota lainnya yang tidak terbiasa malah mencoba. Tetapi yah, buktinya sekarang Taeyong menari dengan bebas diatas sofa yang mereka tempati sambil meracau tidak jelas.

*Sigh* "Gini nih anak teka yang pertama kali dilepas. Yong, jangan malu-maluin napa! Baru juga satu sloki anjir lu udah mabok!" Ucap Luhan yang menarik Taeyong duduk di sebelahnya.

"Maaf ya. Temen aku emang gini, rada gila plus kampungan." Ucap Luhan pada pria di depannya yang mengajaknya untuk bertemu bersama teman-teman lainnya. Apalagi disana bukan hanya ada anggota Klub Neo saja yang datang, tetapi teman-teman Sehun dan Johnny datang untuk memberikan selamat pada mereka. Sejak tadi ada satu orang yang Luhan sadar terus melihat kearah Taeyong. Entahlah, mungkin karena kelakuannya yang membuat malu itu atau bagaimana dan Luhan benar-benar merasa ingin menendang Taeyong tetapi apa daya, disana ada Oh Sehun —gebetan yang sangat diidolakannya. Tidak mungkin dia berlaku barbar.

"Ugh, perut Yongie kayak di-mixer nih. Cacing di perut Yongie lagi demo bikin kue. Hueeekk..."

Alamak! Hancur sudah image kalem dari Taeyong. Sekarang yang ada hanyalah Taeyong si bocah polos.

"HOEK…!"

"BAJINGAN TAEYONG! Muntah jangan disini dong!" Dengan cepat Luhan menyeret Taeyong ke arah kamar mandi. Dia benar-benar kapok tidak akan membawa kucing kecil ini ke tempat ini lagi.

****

"Wiih, keren airnya bisa manjat turun!" Sorak Taeyong yang melihat air keran di depannya meluncur dengan bebas saat keran diputarkan oleh seseorang yang sedari tadi menatapnya dari arah bilik kamar mandi di samping wastafel.

Saat ini Taeyong berada sendirian di kamar mandi, Luhan kembali ke meja karena Ten dan Doyoung juga ternyata sudah mabuk berat. Untung saat ia berada di depan pintu toilet seseorang yang ia kenal menawarkan diri untuk mengurus Taeyong terlebih dahulu dan ia bisa mengurus Ten dan Doyoung. Mereka berjanji untuk segera berkumpul di depan gedung untuk pulang karena waktu juga sudah menunjukkan dini hari.

"Ugh.. Luhanie mana sih?! Yongie kan ngantuk, mau bobo! Hiks…" Rengek Taeyong tetapi setelah itu ia langsung mendekati seseorang itu dan secara spontan melingkarkan tangannya di pinggang orang tersebut.

"Ih ada pangeran… Pangeran, pangeran. Tau gak Luhanie dimana? Yongie mau bobo tapi disini dingin." Ucap Taeyong.

Sialan, bagaimana ia bisa tahan kalau harus berhadapan dengan kucing menggemaskan seperti ini? Bahkan daerah selatannya juga otomatis bereaksi.

"Yongie mau bobo enak?" Tanya pria tersebut dengan suara parau, tetapi sekejap Taeyong mendengar suaranya ia langsung meluncur bebas kepelukan si pria tersebut.

"Hehe.. ih tuan tiang, kok harum sih? Yongie jadi enak kan. Hehe…" ucapnya sambil mengelus-elus kepalanya di dada pria itu.

"Waaah.. ada papan cucian! Tuan tiang tukang laundry ya?" Tanya Taeyong dengan polis saat dia merasakan otot perut dari si pria tersebut.

"Iya, Yongie mau dicuci biar seger dan basah?"

"Yongie gak mau basah, dingin. Brrr…"

"Basahnya beda, Yongie. Ini mah basah enak, mau kan?"

"Skuuy deh, tapi abis itu Yongie bobo ya?"

"Gak janji deh ya.."