30 menggoda

Melihat leon yang sudah berdiri di sampingnya ini terasa familiar pikir alice

Ini terasa familiar? Ah benar saat siang tadi saat dia tiba-tiba menanyakan tentang ken padaku.

"alice… apa matamu sakit? Dibagian mana?"

"eh?" alice terlihat bingung dan menatap sella

"ah iya, mata kirinya sakit sepertinya ada sesuatu yang masuk.." jawab sella pada leon.

sella menatap alice seakan memberi kode.

"ah iya benar.. mata kiriku sepertinya kemasukan sesuatu" alice mengikuti arahan sella dan pura-pura memegang mata kirinya.

Sella awas saja nanti! Gumam alice dalam hati

"benarkah! Kemari biar aku lihat" leon menepis lembut tangan alice yang tadi menutupi mata kirinya.

Leon melihat mata alice begitu dekat sampai alice bisa merasakan hembusan nafas pria tampan itu di pipinya. Dia bisa melihat mata indah leon begitu dekat membuat jantungnya berdebar kencang

Sungguh mata coklat yang sangat indah..

Beberapa detik kemudian mata kiri alice mulai merasakan angin berhembuh di area mata kirinya, dia berkedip secara refleks.

"auch!" teriak alice

"leon apa yang kau lakukan?"

"meniup matamu.. apa ada yang salah?"

"heh?" alice terlihat bingung

"supaya debu dimatamu hilang.."

"ah benar juga.." alice hampir lupa jika dia tadi berpura-pura sakit mata.

"apa sudah lebih baik?" Tanya leon cemas

"eh .. iya, sudah lebih baik. Trimakasih"

Sebenarnya mataku baik-baik saja sejak awal. Maafkan aku leon gumam alice yang merasa bersalah

"lain kali kamu harus berhati-hati…" leon mengacak-acak rambut alice lembut. Senyumnya begitu hangat memandang alice.

"i.. iya"

Disaat itu dean tiba-tiba menghampiri leon dan membisikkan sesuatu padanya. Ekspresi leon kembali dingin

"suruh dia ke ruanganku"

"baik bos" dean segera pergi menghampiri lelaki setengah baya di sebrang pintu bar. Menuntun pria itu ke ruangan leon.

Lelaki itu memakai setelen jas mahal dan sangat rapi dan siapapun yang melihatnya pasti menyadari dia bukan orang sembarangan. Wajahnya terlihat tegas dan kacamata yang digunakannya menunjukkan kepintaran intelektual yang tinggi pada dirinya. Dia sedikit menundukkan kepalanya pada leon di kejauhan seakan memberi salam hormat.

Alice hanya melihat peria itu dan tidak bertanya pada leon.

"alice aku pergi dulu" kata leon ramah.

"em" alice mengangguk. Dia memperhatikan mereka pergi.

Tatapan alice kembali pada sella yang sedari tadi memperhatikan leon dan alice seakan menonton salah satu scene drama romantic di hadapannya. Senyum sella masih mengembang.

"hei! Apa ini lucu?" Tanya alice sedikit kesal pada sahabatnya itu

"wkwkwk bukankah matamu memang sakit melihat sheren yang menggoda leon sedari tadi?" jawab sella membela

"aish.." dengus alice.

Kata-kata sella ada benarnya juga

"hahaha" sella tertawa senang

"apa matamu juga sakit sella? Aku bisa meniupkannya juga untukmu?" suara maskulin menghentikan tawa sella. Itu adalah dean yang tadi menghampiri meja alice setelah mengantar tamu leon. Dia tidak sengaja mendengar percakapan antara sella dan alice di perjalanan menuju ke meja alice.

"eh… hehe tidak perlu"

Memandang kalian dari kejauhan saja bisa membuatku mati lemas. Apalagi dia meniup mataku sangat dekat hahaha gumam sella sambil membayangkan adegan alice dan leon tadi.

"hm.. baiklah" nada dean seolah kecewa.

seperti anak kucing kecil yang menggemaskan dia berjongkok dan menyandarkan wajahnya pada kedua tangannya yang berpangku di meja sambil menatap sella.

"apa ada yang salah dengan wajahku?" Tanya sella gelagapan. Jantungnya sedari tadi berdegup kencang karna tatapan dean.

"tidak ada, hanya saja wajahmu begitu cantik" goda dean dengan senyum mautnya membuat lesungpipinya sedikit terlihat.

"hehhhh" nafas sella seakan terhenti dan menjadi semakin cepat

Plakk.. tiba-tiba kepala dean di hantam lembut sebuah tangan

"aduh"

"hei dean jangan main-main dengan temanku" ujar alice sedikit tegas

"dia itu gadis baik-baik yang hanya berkutat dengan tugas-tugas kampus setiap harinya, bahkan tidak sempat memiliki pacar" lanjut alice santai

"oh benarkah? Menarik sekali" senyum dean sambil menatap sella yang masih kebingungan

Terima kasih alice kau menyelamatkanku!, selama ini aku tidak pernah sempat memperhatikan masalah percintaan, aku hanya fokus untuk lulus dengan nilai bagus dan mendapat pekerjaan yang bagus demi keluargaku. Untuk membeli makeup saja aku tidak bisa. Heh sadar sella dia hanya menggodamu..

Menghilangkan kepanikan dari godaan dean dia segera mengambil kopi lattenya dan meminumnya sambil mengalihkan pandangannya dari dean

"apa kau mau berkencan denganku?"

Bbrrrrr uhuk uhuk!

Semua minuman kopi di mulut sella sekarang sudah berada di muka dean. Sella terkejut dengan ucapan dean dan ahirnyan menyemburkan semua air kopi yang dia minum ke muka dean

"ahh.. maafkan aku!" sella mengusap muka dean dengan panik

"hahahha tidak apa-apa" dean mengambil tisu dari tangan sella dan meninggalkan mereka berdua. Dia kembali ke posisinya sebagai bartender

Menarik… gumam dean sambil tersenyum.

Sementara itu di ruangan leon. Leon duduk di kursinya sambil sibuk dengan berkas yang di bawa pria tadi.

"bagus berkas ini sudah lengkap semua" kata leon dengan nada dinginnya

"iya tuan, saya telah membuat sesuai dengan yang anda perintahakan" jawab pria di sebrang meja

"apa papa mengatakan sesuatu?"

"tuan besar hanya memerintahkan saya untuk memberikan ini. Dan juga nona lea beberapa minggu ini akan pulang. Dia ingin anda hadir saat acara makan malam"

"hm.. begitu, aku akan memikirkannya"

" ok pak hans kau bisa pergi sekarang"

"baik tuan"

Pak hans meninggalkan ruangan leon. Dia sekilah memandang alice dan begegas meninggalkan nite bar. Di dalam mobilnya dia menyalakan handphonenya dan membuat satu panggilan telfon

"halo"

"tuan saya telah memberikan berkas kepada tuan leon"

"bagus,… apa kau melihat sesuatu yang mencurigakan?" Tanya seseorang di balik telfon

"tidak ada hanya saja saya melihat ekspresi hangat pada wajah tuan leon saat dia berbicara dengan seorang wanita"

"hm.. menarik"

"dilihat dari pakaian yang ia kenakan sepertinya dia bekerja di nite bar.. apakah saya harus menyelidikinya?" Tanya pak hans

"tidak perlu, aku sudah berjanji padanya untuk tidak menyelidikinya, kita lihat saja perkembangannya. Dan jangan biarkan lea tau atau masalah ini akan membesar"

"baik tuan"

Seseorang di balik telfon mengahiri percakapannya. Dia tersenyum sambil melihat rekaman video cctv yang di ambil di mall xing grup beberapa hari lalu. Terlihat rekaman itu menunjukkan leon dan alice yang berbelanja di ruangan VIP.

avataravatar
Next chapter