16 memulai dari awal

Matahari pagi menyinari lembut dari balik tirai putih kamar leon. Kedua pasangan itu masih terlelap dalam tidurnya dengan posisi sama dengan sebelumnya. Namun dari luar terdengar suara sedikit gaduh dan ramai. Alice yang mendengar tiba-tiba bagun dari tidurnya

"ah!" detak jantung alice berdetak cepat namun dia segera menyadari bahwa dia berada di rumah leon.

"ada apa?" leonpun terbangun dari tidurnya merenggangkan pelukannya.

"aku mendengar suara keramaian di luar"

"oo… tenang saja itu adalah pekerja rumah tangga disini, mereka biasanya membersihkan rumah dan memasak di pagi hari, namun begitu semua selesai mereka akan pergi. Kemarin aku menyuruh mereka semua libur jadi kau belum tau"

"ow begitu.."

"tapi kenapa tadi kau begitu panik"

"eh hehehe aku jadi terbiasa, karna retenir selalu mengunjungi rumah kami, kami tidak pernah tidur tenang lagi, dan sejak bunda sakit aku lebih banyak menghabiskan tidurku dirumah sakit, itu sedikit melegakan namun punggungku sering sakit karna tidur dengan posisi duduk ketika di rumah sakit"

Mendengar penjelasan alice leon mengusap kepala gadis kecil itu dan membuat gadis kesayanannya kembali dalam pelukannya lagi

"ow gadisku yang malang… mulai hari ini kau tidak perlu cemas lagi, bahkan seekor nyamukpun tidak akan ada yang berani mendekatimu, karna aku akan menjagamu"

"hahaha... baiklah. Ngomong-ngomong apa kau tidak ingin bangun dari sini? Matahari sudah terbit"

"aaaa… sebentar lagi saja" leon merengek seperti anak kecil dan mengeratkan pelukannya. Hingga terdengar suara ketukan lembut di pintu kamar mereka. Nada suara leon menjadi serius

"siapa?" suara leon sedikit kesal

"tuan ini saya.." terdengar suara lelaki paruh baya di balik pintu

"masuklah"

"eh.. ehem..sarapan sudah siap tuan" suara lelaki tua itu sedikit kaget. Dia terkejut melihat tuannya yang berbaring di tempat tidur bersama dengan seorang gadis. Sudah sepuluh tahun lebih dia bekerja dengan leon mengurus rumah tangga pria tampan ini. Namun tidak pernah sekalipun dia membawa seorang gadis ke rumah terkecuali saudara perempuannya dan itupun bisa dihitung jari dalam setahun. Lelaki tua ini segera menenangkan ekspresi mukanya dia tidak mau tuannya marah dengan sikap lancangnya.

"pak li, kau pasti terkejut… biar kuperkenalkan kalian. ini alice tuan baru di rumah ini juga, aku harap kau bisa menghormatinya seperti kau menghormatiku" mendengar penjelasan tuannya pak li tau bahwa maksud tuannya adalah untuk merahasiakan dari ayah leon dan tidak ikut campur mengenai masalah ini.

"selamat pagi nona muda" jawab pak li ramah dengan membungkukkan setengah badannya

"dan alice ini adalah pak li pengurus rumah tangga di sini, kalau kau perlu apa-apa kau bisa meminta bantuannya, tapi dia hanya ada di pagi hari. Jika kau perlu sesuatu kau bisa menelfonnya dan dia akan langsung datang"

"selamat pagi pak li" alice yang masih merasa kaget dan canggung mengucapkan salam pada pak li. Dia tidak tau lagi harus bagaimana di situasi yang canggung ini. Dia tau pasti pak li sudah berfikir yang aneh-aneh tentangnya. Berfikir apakah dia perempuan murahan yang ingin menguasai tuannya dengan cara menggoda leon.

"pak li, tolong buatkan dua porsi sarapan mulai hari ini. Dan juga siapkan alice pakaian ganti" leon berbalik ke alice lagi dan memeluk alice.

"baik tuan. Saya permisi dulu"

Apa aku tadi tidak salah lihat, selama ini aku tidak pernah melihat tuan bertingkah manja seperti itu. Dia setiap hari sesalalu memasang ekspresi dingin dan memiliki tatapan serius bahkan tidak pernah tersenyum. Namun di depan wanita itu sikapnya berubah 360 derajat. Semoga wanita itu wanita baik-baik dan tidak hanya memanfaatkan tuan.

"alice? Kenapa wajahmu memerah?"

"apa? Tentu saja karna kau membuatku malu!"

"bagaimana jika pak li berfikir yang tidak-tidak tentangku?" alice emnutup wajahnya dengan selimut putih dan memunggungi leon

"hahahaha tidak akan, tapi bukannya kau sudah berjanji akan menuruti semua yang aku inginkan"

"hm.. benar juga tapi tetap saja… "

"baiklah baiklah aku minta maaf tuan putriku" leon membalikkan muka alice menghadapnya dan mencium lembut kening alice.

"ayo sarapan" kata leon

"oke"

Beberapa saat kemudian. Leon meninggalkan kamarnya, dia sudah terlihat rapi dengan pakaian kasualnya dan juga rambutnya yang ditata dengan gaya santai. Proporsi tubuhnya yang tinggi dengan otot-otot yang tidak berlebihan membuatnya bak model yang memperagakan busana santai musim panas. Leon berjalan menuju meja makan dia meninggalkan alice yang sedang mandi.

Setelah beberapa menit alice turun menyusul leon dengan tampilan segarnya, dia mengenakan kaos dan juga celana jeans panjang, dengan tubuh alice yang tinggi dan kurus itu membuat aura musim panas yang segar di pakaian yang ia kenakan semakin terlihat. Mereka berdua seperti pasangan serasi.

Perlahan alice melihat punggung pria tampan di balik kursi makan sedang berbicara dengan pak li. Seperti memberi arahan-arahan yang harus dilakukan pak li. Mengetahui alice datang leon menyelesaikan percakapannya dan menyuruh pak li pergi.

"ayo sarapan"

"wow!" alice masih tercengang dengan apa yang dilihatnya dimeja

"ada apa?"

"bukankah ini terlalu banyak?" dia melihat berbagai macam sajian makanan di meja makan

"hahaha aku sengaja supaya tulang-tulang di tubuhmu itu bisa tertutupi lagi dengan daging.. lihatlah betapa kurusnya dirimu ckckck" leon mengamati alice dengan candaanya itu

"hm.. benar juga sih, aku bahkan pernah hampir di terbangkan angin saat hujan wkwkwk" alice membalas candaan leon

"hahaha benarkah? Kau memang lucu sekali. Sarapan seperti apa yang dulu kau makan?"

"hm.. karna aku bekerja di minimarket sampai jam 6 pagi aku hanya mengambil onigiri sisa yang akan kadaluarsa dari etalse dan siang hari biasanya sella memberiku roti isi yang dia buat dari rumah.. oh iya sella! Dia pasti cemas mencariku sekarang!" sejenak alice mengingat sella

"siapa sella?" Tanya leon penasaran

"dia teman kerjaku di restoran cepat saji. tepatnya temanku satu-satunya sejak kebangkrutan keluargaku, sejak bunda meninggal dia rutin mengunjungiku, dia pasti panik aku sudah tidak ada di rumah, aku harus menemuinya hari ini!"

"baiklah aku akan mengantarmu… dan juga mulai hari ini kau tidak perlu bekerja di tempat seperti itu lagi, kau akan bekerja di nite bar, supaya waktumu untuk mencari tau masalah keluargamu tidak terganggu"

"baiklah!" senyum alice terpancar dari balik mulutnya yang penuh akan makanan. Leon tanpa sadar ikut tersenyum melihat gadis di depannya begitu manis. Mereka sejenak terdiam menikmati makanan. Namun leon selalu mengamati alice yang dari tadi makan dengan lahap seakan leon sudah kenyang dengan melihat gadis cantiknya itu makan.

"seperinya ucapan yang kau bilang benar…" leon tersenyum kecil memandang alice

"hah? Apanya" alice menghentikan kunyahannya sejenak.

"kalau lukamu akan sembuh dengan pelukan pria tampan sepertiku" leon mengamati luka di pelipis alice yang semakin memudar.

"aku akan sering memelukmu kalau begitu" bibir manis leon menunjukkan senyum hangatnya

Melihat pria tampan di depannya tersenyum memandang alice wajahnya mulai tersipu malu dan terbatuk ringan.

"ha ha ha" alice tertawa garing dia tidak tau harus bersikap apa. Hawa di sekitar tiba-tiba menjadi hangat untuk tubuhnya.

"ehem.. aku sudah selesai"

"hm.. aku juga.." lagi-lagi leon menatapi alice dengan mata coklatnya yang indah. Alice melihat sekilas dan mengalihkan pandangannya dari leon. Dia segera beranjak dari kursi makannya. Dia takut tidak bisa mengendalikan detak jantungnya yang seakan mulai memberontak keluar karna tatapan dan senyum leon.

"ayo kita temui sella, jam segini pasti dia sudah berada di restoran.." alice melihat jam dinding menunjukkan pukul 9. restoran buka pada pukul 10 pagi dan biasanya alice dan sella sudah harus bersiap-siap di restoran jam 9 pagi sebelum restoran buka.

Mereka ahirnya menuju baseman dan masuk ke mobil sport milik leon. Alice masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Dia kini berada di dalam mobil mewah yang bahkan cuma dia lihat di tv. Dan juga ini kali pertamanya keluar rumah sejak dua hari lalu. Mereka mulai keluar dan melewati jalan komplek perumahan elit.

Oh tuhan selama ini aku berada di komplek perumahan paling elite di kota ini, apakah ini sebuah mimpi?

Pria tampan, kaya dan gadis miskin? Bukankah ini seperti telenovela?

"leon bisa kau mencubitku?"

"hah kenapa? Baiklah" leon mencupit pipi alice

"aw.. bukan mimpi ternyata"

"hahaha kau lucu sekali"

"mungkin ini hadiah dari tuhan karna kesabaranmu bebrapa tahun lalu" mengerti akan perasaan yang alice rasakan leon mencoba menghibur.

Mungkin kau benar, ini hadiah sekaligus cobaan untukku.

(dear pembaca, mulai hari ini, novel "help you kill you" akan update senin-jumat sekitar pukul 8 malam ^^)

avataravatar
Next chapter