Dengan panik Hayati berusaha untuk mematikan nada dering dan panggilan teleponnya. Akan tetapi, karena dia sangat gugup. Handphonenya kemudian terjatuh ke lantai, kini dia tidak bisa menghindari semuanya lagi. Terlebih, saat semua pengunjung perpustakaan melihat ke arahnya. Petugas perpustakaan juga meminta agar Hayati tidak berisik di dalam perpustakaan.
"Kamu, Hayati. Sudah tahu ini perpustakaan, kenapa kamu tidak menyeting handphonemu terlebih dahulu ke mode diam?" tanya Fandi.
"Aku lupa, Fandi. Untuk melakukan hal itu," jawab Hayati.
"Kalau sekarang seperti ini bagaimana? Semua orang melihat ke arah kita, termasuk Akbar dan juga Silvi," ujar Fandi.
"Iya, aku mengerti aku salah. Tapi nasi sudah menjadi bubur dan tidak akan menjadi nasi lagi," ucap Hayati.
"Ya sudah sekarang kita diam saja, soalnya Akbar dan juga Silvi sedang berjalan menuju ke arah kita," ujar Fandi. Hayati semakin tidak karuan, dia kebingungan apa yang harus dia lakukan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com