“Maafkan aku, Aditi.” Vidwan langsung menegakkan tubuhnya kemudian membelakangi Aditi. Sementara Aditi hanya mampu mengerjap beberapa kali sambil melempar pandangan penuh tanya. Aditi, tanpa memedulikan pakaiannya yang hampir terlepas seluruhnya, langsung bangkit berdiri lalu mendekati Vidwan. Aditi memberanikan diri memeluk Vidwan dari belakang. Ada sedikit keraguan dalam hati Aditi ketika ia meletakkan kepalanya pada punggung Vidwan. Namun hal itu segera ditepisnya dan digantikan oleh harapan untuk dapat mengetahui apa yang tengah mengganggu suaminya melalui debaran jantungnya.
“Ada apa?” Tanya Aditi dengan suara lembut sambil perlahan-lahan menyelipkan sepasang tangannya melalui celah antara lengan dan badan Vidwan. Kedua tangan Aditi dengan kompak mendarat di tempat yang sama, yakni di atas dada Vidwan. Vidwan tidak menjawab. Laki-laki itu juga tidak menunjukkan respons apa pun pada apa yang dilakukan Aditi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com