"Iya Titah, gue sudah maafin elu kok sebelum elu minta maaf sama gue dan lagian juga gue gak ada rasa dendam sama sekali kok ke elu." kata Afgan yang mengingat kejadian hari ini di sekolah.
"Oh ya elu bisa gak jadi pacar gue?" tanya Titah.
"Hah.. Apa?" tanya Afgan juga.
"Iya maksud gue, elu pura-pura jadi pacar gue. Elu lindungi gue dari pembully di sekolah, gue tau semua siswa itu takut sama elu di sekolah jadi please mau ya gan?" Titah memohon pada Afgan.
"Sorry for that I can't. Sorry." kata Afgan yang kemudian pergi meninggalkan Titah sendiri di taman.
Keesokan harinya Titah di bully kembali ketika jam istirahat, teman-teman di kelasnya melempari makanan yang mereka beli di kantin sekolah dan Titah hanya bisa menangis. Afgan yang melihat itu segera melindungi Titah yang di lempari makanan dan menerima Titah sebagai pacar pura-pura nya.
Andin yang mendengar itu patah hati dan semakin dendam pada Titah, karena Afgan lebih memilih Titah daripada dirinya.
Keesokan Harinya..
SMA Garuda
Kantin Sekolah..
"Bu air mineralnya satu ya." pinta Titah.
"Ini neng, terus apa lagi?" tanya ibu kantin.
"Sudah bu itu saja." jawab Titah.
"Oh iya ini ada batagor kesukaan kamu, mau?" tanya ibu kantin lagi.
"Tidak bu, sudah itu saja." jawab Titah lagi.
"Eh tuh lihat deh anak koruptor, ngapain ya dia di sini?" tanya Andin memanas-manasi teman sekelasnya.
"Tau.. Eh elu ngapain sih di sini anak koruptor, elu gak pantes ada di sini tau." kata Rio.
"Tau pergi sana loe anak koruptor." sambung Milla.
"Huuuuu...." teman-teman di kelasnya melempari Titah dengan makanan.
"Titah.. Stop..!! What the hell are you all? Stop bothering her, she's my beautiful girl and she's also my girlfriend. Now disband all of you, go..!!" kata Afgan yang melindungi Titah dari teman-teman di kelasnya.
"Huuuu...." sorak teman-teman di kelasnya kemudian pergi meninggalkan Titah dan Afgan.
"Wih.. Afgan dan Titah pacaran." kata Ardian.
"Iya berani banget lagi nyatakan cinta langsung sama Titah, salut gue sama Afgan." sambung Rivan.
"Wih.. Harus minta PJ sama Afgan ini." kata Budi.
"Hah PJ?" tanya Ardian.
"PJ apaan dah?" tanya Rivan juga.
"Pajak Jadian." jawab Budi.
"Tapi besok saja kita mintanya, hari ini biarkan saja dulu mereka berduaan. Kita ke kelas saja yuk." ajak Ardian.
"Oke.." sorak Rivan dan Budi bersamaan.
"Sudah ya, gue sekarang sudah jadi pacar pura-pura loe dan mereka juga gak akan ganggu loe juga gak akan membully loe lagi. Sini gue bantuin bersihin di rambut loe, habis itu elu ganti baju ya." kata Afgan.
"Iya terimakasih ya gan." sambung Titah.
"Iya sama-sama."
Titah dan Afgan sudah resmi berpacaran walaupun hanya pacaran pura-pura saja. Jam pulang sekolah Afgan pun ke kelas Titah dan mengajaknya untuk pulang bersamanya.
"Eh Afgan.." sapa Andin.
"Em.. Sayangggg...." Afgan memanggil Titah dan cuek pada Andin.
"Iya siayangggg nya akyu.." kata Titah.
"Pulbar yuk.." Afgan mengajak Titah pulang bersamanya.
"Haaaahh.. Pulbar, apaan tuh siayangggg?" tanya Titah sembari memanas-manasi Andin.
"Pulang bareng maksudnya." jawab Afgan.
"Okey.. Andin duluan ya, byeee...." ejek Titah.
Afgan pun menyuruh Titah menunggu di depan sekolah, sementara Afgan mengambil motornya di parkiran motor sekolah.
"Nah elu tunggu di sini ya dan oh ya nih.." Afgan melemparkan tasnya pada Titah.
"Haduh.... Afgan Syah Rezaaaaaa.. Hmm..." teriak Titah kesal pada Afgan yang melemparkan tas miliknya pada Titah.
"Iya sayaang, upss maaf ya." Afgan mengubah ekspresinya menjadi perhatian dan sayang pada Titah ketika ia melihat Andin keluar dari sekolah.
"Hiksss.. Atit tau. Hiksss.." Titah juga mengubah ekspresi nya ketika ia melihat Andin menjadi manja pada Afgan.
"Ya sudah kamu tunggu di sini dulu ya sayang. Nanti aku jemput." pinta Afgan.
"Siap siayangggg.." kata Titah patuh.
"Eh ada Andin, belum pulangkah?" tanya Titah.
"Diam loe ya tah.." kata Andin kesal pada Titah.
"Biasa ajeh keles, gue kan nanya baik-baik." sambung Titah yang akan pergi untuk menjauh dari Andin.
" Ih.... Titah.. Gara-gara loe, Afgan gak jadi milik gue dan nih rasain.. " kata Andin di dalam hati dan mendorong Titah.
Andin mendorong Titah hingga terjatuh dan Afgan yang melihat Titah di dorong oleh Andin segera menolongnya, lalu Afgan memarahi Andin.
"Aww...." teriak Titah kesakitan saat di dorong oleh Andin.
"Rasain tuh. Hahaha.. Emangnya enak itu balasannya karena elu sudah merebut orang yang sudah lama gue suka." kata Andin.
" Ada Afgan, kesempatan nih.... " kata Titah di dalam hati saat melihat Afgan menuju ke arahnya.
"Titah.. Andin.. Ngapain ya mereka? " tanya Afgan di dalam hati.
"Kalau gue ada salah sama elu, gue minta maaf ndin.." kata Titah.
"Gak ada maaf buat orang kayak elu, oh ya sebelum gue pergi nih rasain." kata Andin mendorong Titah lagi.
" Titah di dorong Andin.. " kata Afgan di dalam hati ketika Andin mendorong Titah.
"Sayangggg...." teriak Afgan yang melihat Titah di dorong oleh Andin.
" Afgan waduh gawat gue harus kabur. " kata Andin di dalam hati ketika melihat Afgan.
"Kamu gak apa-apakan sayang?" tanya Afgan.
"Aw.. Hikss.... atit siayangggg huuuu.. Hikss..." rengek Titah dan manja pada Afgan.
"Eh Andin, tunggu loe." pinta Afgan.
"Apa sih Afgan?" tanya Andin.
"Apa maksud loe dorong cewek gue hah.. Gue peringetin ya sama loe jangan pernah elu sentuh Titah. Paham loe....?" bentak Afgan.
Afgan dan Titah pun pergi meninggalkan Andin sendiri di sekolah.
"Ihs.... Titah awas loe ya tunggu balasan dari gue hmm.." Andin kesal pada Titah.
Kemudian Afgan menghentikan motornya di taman dekat dengan sekolah. Kemudian Afgan menyuruh Titah turun dari motornya lalu Afgan mengeluarkan buku dari dalam tasnya, Ternyata Afgan meminta Titah mengerjakan PR nya.
Taman Garuda..
"Lho.. Lho.... Berhenti sih?" tanya Titah.
"Turun.." pinta Afgan.
"Hah.. Turun, maksudnya?" tanya Titah lagi.
"Sudah turun dulu, jangan banyak tanya. Nanti juga tahu, cepet.." jawab Afgan.
"I-iya.. Iya.." kata Titah patuh.
"Tunggu sebentar."
"Iya.."
"Nih.." Afgan memberikan bukunya pada Titah.
"Haaaa.... Apaan nih?" tanya Titah ketika Afgan memberikan buku padanya.
"Loe bisa lihat kan, mata loe juga kaga buta kan. Ini buku masa loe kaga tau?" tanya Afgan juga.
"Ya iyalah mata gue masih bisa lihat jelas keles. Dan gue juga tau ini buku Afgan Syah Rezaaaaaa.." jawab Titah.
"Emm.. Terus kenapa nanya?"
"Bukan begitu Afgan Syah Rezaaaaaa, maksud gue ini buku buat apaan?"
"Ini kan ada buku Fisika, loe kerjain tugas gue." jawab Afgan.
"Haaaa.." Titah terkejut mendengar jawaban dari Afgan.
"Anggap saja bayaran gue lah, karena gue sudah bantu loe buat jadi pacar pura-pura loe sampai lulus sekolah nanti." kata Afgan.
"Oh jadi elu nolong gue kaga ikhlas gan?"
"Ikhlas kok.."
"Kalau ikhlas kenapa elu minta bayaran ke gue?"
"Eh sorry gue ralat bukan bayaran, tapi elu bantu gue untuk ngerjain tugas Fisika gue. Gimana mau gak?"
"Tunggu gue pikir-pikir dulu ya."
"Buruan jangan kelamaan, loe lama gue tinggal nih.."
Bruuuumm.... Bruuuumm.... Bruuuummmm....
"Gimana? Cepetan.."
Bruuuumm.. Bruuuumm.... Bruuuummmm....
"Cepetan mau gak? Cepet, gue tinggal ya."
Bruuuumm.. Bruuuumm.... Bruuuummmm....
"Ah.. Lama.." keluh Afgan tidak sabar menunggu jawaban dari Titah.
"Hey wait, don't leave me." pinta Titah.
"If you don't want to eat, I'll just answer quickly, okay, on the count of three, you don't answer, I'll just have to answer, one, two..." pinta Afgan juga.
"OK, yes, I want to. I do it every time you have physics assignments."
"Okay, deal?"
"Deal.."