webnovel

Gadis polos "dihati Andrean"

Malam itu Kira menuju sebuah kafe tak jauh dari kantornya.Dia akan menemui seseorang yang menelfonnya siang tadi dengan nomor tidak dikenal.Kira sedikir khawatir,karena orang itu tau tempat dia bekerja dan apa yang dia lakukan bersama Presdir beberapa bulan terakhir.

Kira sampai ditempat perjanjian,tapi dia tak kunjung melihat orang yang berpenampilan aneh yang patut dia curigai.Sampai seseorang melangkah masuk dan tersenyum sinis padanya.

"Lama menunggu?" tanya Farah

Kira kaget dan sedikit gugup.Melihat Farah tiba-tiba muncul dihadapannya.

"Kamu yang menelfonku tadi siang?" tanya Kira

Farah tersenyum kemudian duduk.

"Ya,itu aku." jawabnya pelan

"Ada apa?" tanya Kira langsung berharap tidak perlu basa basi.

Jelas Kira tau tujuan Farah menemuinya,karena orang yang menelfonnya mengetahui hubungan nya dan Sean.

"Sepertinya kamu tampak lebih berani dari terakhir kali kita bertemu." ucap Farah

Kira membuang muka nya dan sedikit tak sabar.

"Katakanlah apa yang kamu inginkan?" tanya Kira lagi

"Aku ingin kamu berhenti mengganggu Sean" ucap Farah tegas

Kira yang mendengar itu lalu terkikik dan mengejek.

"Apa hakmu melarangku?" tanya Kira

Membuat Farah geram,Farah menghela nafas..

"Bukankah sudah jelas,aku dak Sean sudah bertunangan." jawab Farah

"Lalu?" tanya Kira lagi

Farah mengernyitkan dahi menatapa perempuan dihadapannya itu,kemudian kembali menenangkan dirinya dan tersenyum.

"Aku dan Sean akan menikah,tidakkah kamu lihat dirimu dalam posisi yang tidak pantas." ucap Farah mengejek

"Apa hakmu mengatakanku pantas dan tidak?" jawab Kira cukup keras

Farah kembali tersenyum.

"Bukankah sudah jelas,kamu menjalin hubungan dengan pria yang akan segera menikah.Tidakkah kamu terlihat murahan?" cibir Farah

Kira yang mendengarnya kesal dan langsung berdiri.

"Jaga mulutmu!" bentak Kira keras

Semua orang yang ada di kafe itu menoleh menyaksikan mereka berdua.Farah tersenyum melihat Kira yang mudah di provokasi.Dia tertawa salam hati..

"Bagaimana mungkin wanita selerti ini di bandingkan dengannya?" ucapnya dalam hati

"Apa kurang jelas,kamu seperti seorang j*la*g" cibir Farah pelan seraya berbisik di telinga Kira

Pernyataan Farah membuat Kira hendak menampar wajah Farah.Belum lagi itu terjadi Farah memegang tangannya.

"Aku sudah cukup jelas memperingatkanmu,jika kamu terus mengusikku..jangan salahkan aku jika kamu kehilangan pekerjaanmu." ucap Farah

Kira menatap wajah Farah tajam,menarik tangannya lepas dari cengkeraman Farah.Dia menarik nafas pelan seraya mencibir.

"Jangan lupa juga,Sean tidak akan menikahimu jika aku masih bersamanya.Bukankah kamu tau siapa aku?sahabat masa kecilnya yang dia rindukan." ucap Kira pelan seraya tersenyum dan berbalik meninggalkan Farah

Farah terdiam dan berdiri kaku.Sekali lagi,baru saja dia hampir menjatuhkan pertahanan Kira.Dia sudah di kembalikan pada kenyataan dimana Sean tidak akan menoleh padanya,selama Kira ada.Selama sahabat kecilnya itu memilih bersama nya.Sementara Kira berlalu dan tertawa dalam hati melihat Farah yang tidak mampu bicara lagi setelah mendengar ucapan terakhirnya.

"Bagaimana bisa dia menjadi sombong hanya karena Sean tunangannya?" cibir Kira dalam hati

Kira tau semua itu dari apa yang Sean tanyakan.Bagaimanapun dia tidak mengerti dan bingung harus menjawab apa pada Sean.Dia jelas tau kalau Kira yang Sean maksud adalah sahabat masa kecilnya.

"Apa istimewanya sahabat masa kecil?" ucap Kira dalam hati

Pagi itu Kyra bangun dari tidurnya,dan bergegas mandi.Hari itu libur,Kyra menelfon mama nya yang tengah sibuk memasak.Dan membicarakan mama yang sekarang tengah sibuk membantu tante Sinta di butik..

Sudah hampir jam 07.30

Kyra keluar dari kamarnya,rumah itu sepi..karena setiap hari libur,Bi Siti akan pergi mengunjungi keponakannya.

Kyra memegang perutnya,dia merasa lapar.

Dia menuju dapur,dan mencium bau harum dari dapur.

"Bi siti?" panggil Kyra

Mungkin Bi Siti tidak pergi hari ini,fikirnya.

Baru lah dia berfikir itu Bi Siti,ketika penampakan seorang pria berdiri tengah menghadap kompor dengan spatula di tangannya.Dia terkejut tapi kemudian dia sadar sosok itu,orang yang dia kenal.

"Andrean.." panggil nya

Andrean menoleh melihat Kyra.Dia tersenyum melihat gadis di hadapannya.

"Sudah bangun?bukankah ini libur?aku fikir kamu akan bangun jam 12 nanti." ucap Andrean masih dengan senyumnya

"Apa kamu berharap aku tidak menyaksikan hal ini?bagaimana mungkin kamu bisa memasak." ucap Kyra seraya mengendus dan melihat nasi goreng yang tengah di masak Andrean

Andrean tertawa kemudian mengambil 2 piring.

"Aku tau Bibi tidak ada,dan kamu suka nasi goreng kan?" ucap Andrean sembsri mengisi nasi kedalam piring

"Dan aku juga suka memasaka,aku memasak di apartemenku sendiri." lanjut Andrean

"Kamu memang koki terbaik" Kyra mengacungkan kedua jempol nya lada Andrean

Kedua nya tertawa.

Kemudian Kyra membantu Andrean membawa nasi goreng dan memulai sarapan.Hari itu libur,mereka menghabiskan waktu berdua.Menonton dvd dan sesekali Andrean menanyakan pekerjaan Kyra.

Kyra membuat 2gelas coklat panas,kemudian mereka duduk di sofa.

"Kamu suka coklat panas?" tanya Andrean

Kyra mengangguk dan perlahan menghirup coklat yang baru dia tiup.

Dia melirik Andrean beberapa kali.

"Andrean,bolehkah aku bertanaya sesuatu?" ucap Kyra

"Tentu." jawab Andrean kemudian wajahnya menghadap Kyra

Sedikit ragu,Kyra pun melanjutkan.

"Apa kamu tidak merindukan keluarga mu?ehm maksudku kedua orangtuamu?" tanya Kyra perlahan dan gugup

Andrean tersenyum mendengar pertanyaan Kyra.

"Aku merindukan mereka." jawab Andrean

Kyra sudah tau jawabannya,karena Kyra bermaksud Andrean menceritakan tentang kedua orangtua nya.

"Lalu kenapa kamu tidak mengunjungi mereka?" tanya Kyra lagi

Masih tenang,Andrean tetap tersenyum setiap kali Kyra bertanya.

"Mereka sangat jauh.." jawab Andrean

Kyra mengernyitkan dahinya,pria ini sangat sulit bicara tentang kehidupan pribadinya.Dari semua pertanyaan Kyra dia menjawabnya dengan singkat.

Kyra menghela nafas dan memilih pertanyaan yang mungkin tidak menyinggung perasaan Andrean.

"Jika itu cukup jauh,kenapa kamu tidak menyuruh mereka tinggal disini?" tnaya Kyra hati-hati

Andrean terdiam sesaat meng

dengar pertanyaan Kyra.Kemudian kembali dia menatap wajah Kyra,berbeda dengan tadi..kali ini dengan tatapan yang sangat dalam dan lembut.

"Lia,kedua orangtua ku sudahh meninggal." jawab Andrean perlahan

Kyra tidak langsung menanggapi,karena dia bingung akhirnya pertanyaan dia berhasil.

"Ah,Andrean maafkan aku." wajah Kyra merasa bersalah.

Andrean menggelengkan kepalanya dan tersenyum menatap Kyra.

"Sudahlah tak apa,Bibi padti sudah menceritakannya padamu." ucap Andrean

Kyra sontak merasa tidak enak,ucapan Andrean benar-benar tepat.Dan Andrean tersenyum melihat reaksi Kyra yang terkejut seolah membenarkan.Andrean tertawa..

"Ada apa denganmu?wajahmu memerah.." ucap Andrean jahil seraya mengacak rambut Kyra

"Andrean,aku benar-benar minta maaf.Aku tidak bermaksud menyinggungmu." ucap Kyra menyesal

"Sudahlah..itu semua sudah terjadi." ucap Andrean lagi

Kyra sedikit merasa sedih dan cemberut mengetahui Andrean yang paham dengan situasi dan pertanyaan yang Kyra tujukan pada nya.

"Apa kamu tidak kesepian?" tanya Kyra

Andrean menggelengkan kepala nya dan tersenyum menatap mata gadis di hadapannya itu.Bagimana mungkin dia kesepian ketika ada orang yang mampu membuat hari nya sibuk dan bisa melihatnya hampir setiap hari.

"Tidak..selama kamu disini." ucapnya pelan

"Oh itu tentu,selama Tuan mengijinkan." jawab Kyra semangat dan terkikik

Seolah mengerti akan kepolosan gadis di hadapannya itu,Andrean hanya tersenyum.Kyra berfikir selama ada dirinya dan Bi Siti,Andrean tidak akan merasa sepi..karena rumahnya penuh dengan suara dan kehadiran mereka setiap hari.