webnovel

Bukti

Kyra berjalan perlahan di samping Presdir kemudian memencet tombol lift.Disisi lain Kira melirik Presdir beberapa kali,dan Presdir tersenyum sesaat.

Sudah beberapa hari ini Presdir nya terus keluar bersama skretarisnya untuk meeting.

Mereka sampai di lantai atas,lalu Kyra perlahan mengikuti dan menyerahkan beberapa dokumen.

Kyra melihat wajah bosnya yang sedikit muram dengan lingkar hitam di sekeliling mata nya.

"Apakah bapak lelah?" tanya Kyra perlahan

Semenjak Presdir nya itu menjalani hubungan diam-diam dengan Kira.Dia sedikit lembut meskipun kadang sedikit lesu san tidak semangat.Maka nya Kyra memberanikan diri untuk bertanya.

"Ya,saya lelah dan bosan." jawab Sean

"Kalau begitu bagaimana jika saya pesankan minuman?" tanya Kyra lagi

"Ehm,tidak perlu..saya tidak yakin minuman akan cukup baik" ucap Sean

"Tapi saya rasa minuman ini bisa membuat suasana hati bapak sedikit tenang." ucap Kyra lagi dan tersenyum

Sean melihat wajah gadis di hadapannya itu,mengangkat alis dan kemudian menutup dokumen yang baru saja dia lihat.

"Benarkah?" tanya Sean

Kyra mengangguk,kembali dengan senyuman.

"Kalau begitu,pesankan." jawab Sean lagi

"Baik,Pak.." ucap Kyra sembari keluar dari ruangan san tersenyum

Sekitar 10menit Kyra datang dengan minuman ditangannya.Secangkir coklat panas yang dia pesan online.

"Permisi,Pak..ini minumannya." ucap Kyra

Dia lalu menaruh cangkir itu yang kemudian langsung di sambut Sean.

Sean menatap Kyra dengan wajah bingung.

"Secangkir coklat panas?" tanya nya

"Iya,Pak.." jawab Kyra.

Sean menatap wajah gadis itu sekali lagi,kemudian melihat cangkir yang dia pegang..kemudian menghirupnya perlahan.

"Ini enak." ucap Sean

"Tentu Pak..semoga suasana hati Bapak lekas membaik." ucap Kyra tersenyum

Presdiri itu berdiri sembari membawa cangkirnya san berdiri melihat pemandangan kearah luar dari balik dinding kaca nya.Mengingat lagi kapan terakhir kali seseorang memberikannya coklat panas.Gadis kecil yang sangat menyukai coklat panas.

Dia menoleh Kyra yang baru saja permisi hendak keluar kembali keruangannya.

"Tunggu." panggil Sean menghentikan langkah Kyra

"Sejak kapan kamu tau?" lanjut nya lagi

Kyra menatap bosnya bingung dan tidak menjawab.

"Maksud saya,apakah kamu suka minum ini?" tanya Sean seraya mengangkat cangkur tmyang dia pegang

"Saya suka itu sejak dulu Pak,dan seseorang menyukainya.Jadi saya fikir mungkin bapak juga akan menyukai nya." jawab Kyra sopan

Sean mengangguk,mungkin seseora g yang dia maksud adalah kekasihnya..fikir Sean.

"Baiklah,terima kasih." jawab Sean

Kyra mengangguk dan tersenyum,kemudian melangkah keluar ruangan.

Seperti biasa malam itu Sean mengantar Kira pulang.

Diperjalanan tidak seperti biasa nya Sean hanya diam,Kira yang melihat itu merasa bingung.

"Sean,apa hubunganmu dengan Lia?" tanya Kira

Sean menoleh melihat Kira,kemudian dia menjawab

"Dia sekretarisku." ucap Sean

"Oh ya?bagaimana dia bisa menjafi sekretarismu?" tanya Kira lagi

Sean melirik Kira dan meneliti.

"Ada apa denganmu?apa kamu cemburu?" tanya Sean

"Yah,aku cemburu..aku tidak suka melihatmu dekat dengan wanita lain." ucap Kira

Sean tersenyum canggung..mendengar ucapan Kira untuk pertama kali cemburu padanya.Sedikit aneh,karena Kira yang dulu tidak pernah paham tentang hal seperti ini.Dia terlalu polos,bahkan untuk cemburu.

"Dia teman sahabatku." ucap Sean lagi

"Sahabatmu?siapa?" tanya Kira tanpa mengalihkan pandangannya pada Sean

"Andrean." ucap Sean

Kira memalingkan muka nya dengan kesal.

"Jadi itu Andrean yang mereka bilang memasukkan Lia bekerja." ucapnya dalam hati

Sean melihat wajah Kira yang kesal dan tersenyum.

"Kamu benar-benar sudah dewasa." ucapnya dalam hati

Baginya,Kyra dulu seperti kertas polos.Jangankan cemburu,dia bahkan tidak mengerti dan paham dengan baik ucapan yang begitu sensitif terhadapnya.

Kecuali ucapan itu berhubungan dengan cemo'ohan.Tapi Kira yang dihadapannya sekarang,bukan hanya cemburu..tapi mulai menutupi banyak hal darinya.Bahkan berusaha bermain tarik ulur.

Sean sampai di depan rumag Kira,tidak ingin bertanya lagi..Sean segera pamit pulang.Dia tau akan ada saatnya Kyra berniat mengajaknya masuk kerumah menemui Mama dan Papa nya.

Sean pulang kerumah,dan melihat Bunda nya duduk sendirian di sofa.

"Sudah pulang?" tany Bunda

"Iya,Bun..kenapa Bunda belum tidur?" tanya Sean,kemudian dudul disamping Bundanya

"Ayah belum pulang Bun?" tanya nya lagi

"Belum,Ayahmu naik pesawat besok pagi.Ada kerjaan yang belum selesai katanya." jawab Bunda

Ayahnya Sean masih sering berangkat keluar kota,untuk mengurus beberapa investor dan menjalin kerjasama dengan perusahaan lain.

"Bunda,tumben.." ucap Sean lagi

Kemudian Bunda melihat Sean serius.

"Gimana hubungan kamu sama Farah?Bunda dengar kamu akhir-akhir ini sibuk?" tanya Bunda

Sean memejamkan matanya sesaat.

"Yah,aku sibuk Bun..aku tidak sempat mengunjunginya." jawab Sean

"Sean,luangkan waktumu jika tidak sibuk..bagaimanapun juga dia tunanganmu,dia membutuhkan perhatian darimu." ucap Bunda lagi

Sean hanya diam tidak menanggapi.

Bunda memeperhatikan wajah anaknya itu.

"Bagaimana jika kamu segera menikahi Farah?" tanya Bunda

Sean langsung menoleh terkejut mendengar ucapan Bundanya.

"Aku lelah Bun,aku akan segera kekamar." jawab Sean datar

"Baiklah,Bunda harap kamu segera memikirkan masalah pernikahanmu..tidak baik membiarkan seorang gadis menunggu lama." ucap Bunda lagi

"Bun,aku tidak mencintai Farah." ucap Sean perlahan kemudian beranjak pergi meninggalkan Bunda nya

"Cinta bisa tumbuh karena terbiasa,Sean.." ucap Bunda pada Sean yang segera berlalu tanpa menanggapi

Sean merebahkan tubuhnya dikasur,memikirkan perkataan Bunda membuat nya kesal.Menikahi seseorang yang tidak dia cintai,itu tidak mungkin.Jangankan untuk menikah,bertunangan seperti ini pun sudah terlalu menyakitkan bagi Sean.Fia hanya ingin menikahi Kyra,dia sadar yang dia rasakan pada Kyra bukan hanya sekedar rindu seorang bocah..jauh melebihi itu.Sean benar-benar ingin memilikinya.Dia teringat bagaimana sikap Kira yang dia temui saat itu.

"Ahhh.." teriaknya

"Ada apa denganmu Yumii?kenapa aku seperti tidak mengenalmu?" tanya nya dalam hati

Wajahnya gusar sampai dia teringat kembali dengan secangkir coklat panas tadi siang,dia tersenyum..

"Gadis itu." gumamnya dalam hati

"Dia dan coklat panasnya,itu sama dengan Kyra." lanjutnya dan tersenyum lagi

Dia teringat kembali saat Kyra memberikan coklat panas tiap kali dia sedang dalam kondisi buruk.Baik itu marah,sedih,ataupun habis diamarahi Bunda.Kyra yang dia kenal sangat menyukai coklat panas.Mengingat itu kembali dia jadi memikirkan sebuah ide.Dia hendak mengajak Kira pergi esok nya.

Disebuah kafe,Kira duduk bersama Sean.

Sean melihat menu minuman dan melirik Kira.

"Apa kamu mau secangkir coklat panas?" tanya Sean

"Tentu,apapun yang kamu pesan." jawab Kira

Sean hanya tersenyum,mungkin Kira akan membahas sesuatu setelah meminum coklat itu.Mungkin Kira akan kembali mengingat masa kecilnya dan mulai bernostalgia akan hal itu.Kemudian pelayan mengantarkan minuman mereka,dengan sandwich di tangannya.

Sean melihat Kira yang meniup dan perlahan meminum coklatnya.Dean menunggu,menatap wajah Kira..tapi Kira tidak bicara apapun.Menatap Kira bingung,Sean merasa sedikit kesal.

"Gimana rasanya?" tanya Sean

"Lumayan." jawab Kira

Diluar dugaan,jawaban Kira membuat Sean terbatuk.Tidak ada respon sama sekali dari Kira bahkan setelah meminum apa yang dia sukai.Dan itu dia sebut lumayan.

"Ini tidak mungkin." ucap Sean dalam hati

"Ada apa denganmu?" tanya Kira cemas melihat Sean terbatuk

Sean menggelengkan kepalanya.

"Kira,apa kamu masih ingat bagaimana Bunda memanggilmu?" tanya Sean lagi

"Apa maksudmu Sean?tentu Bunda memanggilku dengan ucapan sayang." jawa Kira

Dia bukan tidak tau Bunda Sean memperlakukan nya dengan baik,dsri apa yang Sean ceritakan.Sudah seharusnya dia menjawab dengan mengambil posisi aman.Tapi jawaban yang Kira berikan tak kunjung membuat Sean puas.

"Maksudku.." belum lagi Sean melanjutkan tiba-tiba seseorang menghampiri mereka

Sean menoleh,melihat Farah muncul.

"Farah.." ucap Sean

Kira menatap Farah sinis,begitu pun Farah.

"Aku sudah menduga-duga dimana kamu berada Sean,ternyata..." tidak melanjutlan Farah langsung melirik Kira

"Ada perlu apa?" tanya Sean dingin

"Tidak sayang,aku punya sesuatu yang mengejutkan buatmu." jawab Farah kemudian mengeluarkan sebuah amplop di tangannya

"Lihat dan fikirkanlah." ucap Fqrah lagi

"Apa ini?" tanya Sean

Kira melihat amplop itu dengan perasaan gugup.

"Apa yang wanita ini inginkan?" ucapnya dalam hati