webnovel

Begitu Menarik

Editor: Wave Literature

"Aku berbicara yang baik-baik, tapi kenapa kau begitu marah…"

Ling Nian masih terdengar bercanda, tapi Ye Banxia mengabaikannya dan langsung berjalan menuju sosok bayangan hitam itu. Awalnya ia berjalan dengan sangat cepat, kemudian ia mulai berlari-lari kecil karena sudah tidak ada bayangan seorang pria di koridor panjang itu. Pria itu menghilang di sudut lain yang jauh di depan.

Benar, itu adalah dia, Jin Zhanbei, pikir Ye Banxia sambil mengepalkan tangannya. Ia tidak mungkin salah mengenali karena pria itu adalah seseorang yang sudah tujuh tahun mengejar Ye Hanyan. Dia juga sangat mungkin… Ye Banxia akhirnya berlari ke sudut itu hingga menabrak seseorang. Ia pun refleks menghentikan langkahnya dan menghindar. Dalam sekejap, sosok bayangan itu menghilang sepenuhnya.

"Banxia?" Gu Shaoting menatapnya dengan heran, "Apa yang kau lakukan hingga berlari seperti ini?" tanyanya. Dalam ingatan Gu Shaoting, Ye Banxia selalu menjadi wanita pendiam seperti tipikal wanita terkenal pada umumnya. Berlarian di koridor rumah sakit seperti ini sama sekali bukan gayanya.

Ye Banxia mengusap alisnya. Ia merapikan rambut hitamnya yang berantakan karena berlari dengan tangannya. Lalu, ia mengerutkan keningnya sambil menarik pandangannya. "Dokter Gu," Ye Banxia mengangguk dengan malu, "Aku melihat seorang teman lama yang sudah lama tidak bertemu hingga lupa tempat."

"Ternyata begitu."

Teman lama, kata yang begitu menarik, Gu Shaoting menerimanya begitu saja. Apalagi ia baru saja datang dan kebetulan melihat bayangan seorang pria. Pria itu tampaknya acuh tak acuh dan mungkin pria itu adalah teman lama yang Ye Banxia bicarakan. Hanya saja, Ye Banxia jelas-jelas 'benar' milik Tuan Mo, tapi wanita ini cukup berani mengejar pria lain di depan matanya. Ia terbatuk ringan, lalu bergumam, "Banxia, Tuan Mo memiliki temperamen buruk."

Ye Banxia memberi Gu Shaoting tatapan aneh sambil membatin, Apakah Dr. Gu samar-samar mengingatkanku agar tidak terlalu dekat dengan Mo Chenyan? Tapi, Ye Banxia sudah menikah.

"Saya tahu. Terima kasih, Dokter Gu atas pengingatnya."

Gu Shaoting berpikir bahwa Ye Banxia benar-benar mengerti sehingga ia tersenyum senang. Apakah seperti ini juga membantu Tuan Mo melakukan hal yang baik?

Ling Nian akhirnya datang dan menatap Ye Banxia dengan tatapan mendalam. "Banxia, ​​kenapa kau berlari begitu cepat? Kau menghilang dalam sekejap mata dan melewati ruangan Hanyan. Apa yang kau lakukan di sini? Tidak mungkin kau benar-benar marah hingga sengaja bersembunyi jauh-jauh dariku?"

Ling Nian berjalan mendekat dan baru menyadari bahwa ternyata Gu Shaoting juga berada di sini. Ia pun mendongak dan menyapanya, "Halo, Dokter Gu."

"Halo," Gu Shaoting membalas dengan sangat elegan, "Silakan kalian bicara. Saya tidak akan mengganggu."

Setelah sosok tegap Gu Shaoting berlalu, barulah Ling Nian berbalik dan memegang tangan Ye Banxia dengan serius. "Ada apa? Apa yang terjadi?" tanyanya.

"Niannian," Ye Banxia mengangkat alisnya dan merapatkan bibir merahnya erat-erat. Ling Nian jelas bisa merasakan tangannya dipegang dengan sangat erat. Lalu, Ye Banxia melanjutkan, "Aku baru saja melihat... Jin Zhanbei."

"Jin Zhanbei?" Ling Nian terkejut, "Bagaimana bisa dia muncul di sini?" tanyanya. Meskipun wajah Ye Banxia tampaknya tidak seperti bercanda, tapi ia ragu saat mendengar nama pria itu. "Apakah kau tidak salah lihat?"

"Tidak. Sungguh itu dia! Meskipun itu hanya bayangannya, tapi—"

Sebelum Ye Banxia selesai berbicara, pembicaraannya sudah dipotong oleh Ling Nian, "Jika kau bilang kau melihat wajahnya, itu baru bisa diperhitungkan. Beberapa tahun terakhir, sangat banyak bayangan orang yang mirip." Ling Nian bicara seperti sedang lelucon. Mungkin ia merasa canggung setelahnya hingga ekspresinya tampak tidak enak. "Banxia, d​ia tidak mungkin muncul sekarang. Sudah lebih dari setahun sejak kecelakaan Hanyan. Jika dia ingin datang, seharusnya dia sudah datang sejak awal."

Mungkin Jin Zhangbei bahkan tidak tahu perihal kecelakaan yang dialami Ye Hanyan. Di hari Ye Hanyan mengalami kecelakaan, Jin Zhangbei pergi ke luar negeri dan usahanya untuk mengejar Ye Hanyan selama tujuh tahun akhirnya berakhir. Ye Banxia tidak tahu hati siapa yang tersakiti dan hati siapa yang patah hingga menjadi kehidupan siapa.

———

Ye Youran dan Li Hanchuan sudah berada di vila keluarga Li. Hari ini bukan pertama kalinya Ye Youran melihat orang tua Li Hanchuan. Hanya saja, ia baru bisa bertemu dengan mereka beberapa kali sebelumnya karena ada Ye Banxia. Namun, kali ini adalah pertama kalinya ia datang sebagai pacar Li Hanchuan sehingga ia tidak dapat menyembunyikan perasaan gugup di dalam hatinya. Ia berdiri di depan pintu dan tersenyum sopan kepada mereka sambil membawa hadiah di tangannya, "Halo, Paman Li, Bibi Li."

Ayah Li Hanchuan, Li Yanzheng, sedang duduk di sofa sambil membaca koran dengan serius tanpa senyuman di wajahnya. Li Yanzheng perlahan meletakkan korannya dan hanya sedikit mengangguk kepada Ye Youran. "Halo," balasnya.

Ibu Li Hanchuan, Song Shan, adalah seorang wanita cantik yang sangat elegan. Kecantikannya tidak memudar setelah tahun demi tahun berlalu. Song Shan yang sedang membuatkan teh untuk Li Yanzheng pun melirik ke arah mereka. "Sudah pulang?" tanyanya. Lalu, ia menundukkan kepalanya dan membawa dua buah gelas.

Meskipun reaksi keduanya tidak dingin, mereka benar-benar tampak tidak antusias. Ye Youran hanya berdiri di sana dengan agak canggung. Tentu saja ia tahu bahwa orang-orang seperti Li Yanzheng dan Song Shan telah bertahun-tahun berada di situasi yang sangat mudah. Jika mereka mau, mereka pasti punya ribuan cara untuk tidak membuatnya canggung. Kuncinya tergantung pada sikap mereka terhadapnya. Ye Youran ingat bahwa ketika mereka terakhir kali datang ke keluarga Ye, Song Shan bersikap dengan begitu baik hati seperti seorang ibu terhadap Ye Banxia.

Jantung Ye Youran berdetak kencang. Li Hanchuan menarik Ye Youran berjalan masuk ke dalam dengan acuh tidak acuh dan meletakkan barang yang dibawa Ye Youran di atas meja di depan sofa. Bibir tipisnya terbuka ringan dan ia berkata tanpa ekspresi, "Ayah, Ibu, ini adalah hadiah dari Ye Youran untuk kalian."

Ye Youran memberi sebuah papan catur yang terbuat dari batu giok untuk Li Yanzheng dan sebuah syal sutra untuk Song Shan. Song Shan berjalan perlahan sambil membawa teh dan hanya melirik syal itu dengan ringan. "Nona Ye memiliki penglihatan yang bagus dalam menilai barang. Terima kasih," kata Song Shan pada Ye Youran. Bicaranya sangat sopan, tapi Ye Youran tetap merasa sikapnya sangat asing.

"Bibi, tidak perlu sungkan. Ini pertama kalinya saya datang sehingga sudah seharusnya dilakukan," kata Ye Youran. Ia merasa tertekan dan jari-jarinya mengepal, tapi wajahnya masih menyunggingkan senyum manis dan polos.

Setelah setengah jam, Ye Youran hampir selalu aktif mencari topik pembicaraan. Setiap kali ia mengatakan satu kalimat, Song Shan akan membalasnya dengan sopan. Namun, ketika ia tidak tahu harus berkata apa, suasananya menjadi canggung. 

Tiba-tiba ponsel Li Hanchuan berdering di ruang tamu yang sunyi. Ia melirik panggilan masuk yang muncul di layar, tatapan matanya langsung berubah. Ia pun segera bangkit dan pergi ke teras untuk menjawab telepon. Ye Youran melihat tampak punggung Li Hanchuan yang cepat-cepat berjalan keluar, matanya tampak terkejut dan ia mengerutkan keningnya. Apa yang membuat Li Hanchuan begitu senang? pikirnya.

Sementara itu, Li Hanchuan mengangkat teleponnya. Tanpa menunggu suara dari ujung telepon, ia segera bertanya, "Apakah ada kabar mengenai Ye Banxia?"

"Tuan Li, Nona Ye sekarang sedang menjenguk kakak perempuannya di rumah sakit."

Setelah menutup telepon, Li Hanchuan segera kembali ke ruang tamu. Ia menghampiri Ye Youran dan berkata dengan ringan, "Aku ada urusan yang harus dikerjakan di luar. Kau mau tetap di sini atau ikut bersamaku?"

Tanpa sadar, Ye Youran hampir membelalakkan matanya. Aku pertama kali datang dan hanya duduk selama setengah jam, lalu memintaku pergi? Aku bisa mengerti jika Li Hanchuan ada urusan. Tapi, kenapa Li Hanchuan bertanya seperti itu? Tanyanya.

Ye Youran menjawab Li Hanchuan, "Aku ikut pergi denganmu. Nanti kita kembali lagi melihat Paman dan Bibi." Kemudian, ia menoleh untuk tersenyum pada Li Yanzheng dan Song Shan. "Paman dan Bibi, sampai jumpa di lain waktu," ujarnya.

Li Hanchuan bahkan tidak mengantar Ye Youran sendiri dan berpura-pura seakan terjadi sesuatu. Ia malah sopir di rumah untuk mengantar Ye Youran pulang. Ia takut jika ia datang terlambat, Ye Banxia nanti sudah tidak ada lagi.

Ye Banxia… Ye Banxia... Hati Li Hanchuan merasa sangat marah saat teringat nama itu hingga matanya menggelap bak ditutupi kabut. Ia menarik dasi abu-abu perak yang menempel di lehernya dengan kuat, lalu segera menginjak gas mobilnya dalam-dalam. Kemudian, mobil Lamborghini itu segera menuju ke rumah sakit.