39 Apakah Ada Arti Khusus Baginya?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mereka melakukannya sekali di kamar mandi. Lalu, mereka melakukannya sekali lagi di atas ranjang yang besar setelah mereka keluar dari kamar mandi. Setelah mereka selesai dan saat Ye Banxia masuk lagi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, Mo Chenyan mencari-cari alasan bahwa Ye Banxia tidak bisa mandi sendiri dengan keadaan seperti ini dan ia harus membantunya. Kemudian, Mo Chenyan ikut masuk lagi ke dalam kamar mandi.

Itu adalah pertama kalinya Mo Chenyan berkata bahwa ia tidak bisa berbuat terlalu banyak untuk Ye Banxia. Ye Banxia hanya bisa mencibir sejenak karena ia merasa terlalu lelah hingga seluruh tubuhnya tidak ingin bergerak. Kemudian, ia perlahan-lahan tertidur. Ye Banxia tertidur hingga makan malam dan itupun karena Mo Chenyan memanggilnya. Mo Chenyan mencubit wajah Ye Banxia yang putih bersih, lalu berbisik, "Jangan tidur lagi. Bangunlah untuk makan."

Ye Banxia berbalik memunggungi Mo Chenyan dan bergumam, "Bibi Li tidak ada, tidak ada yang memasak… Aku tidak ingin pergi keluar. Aku tidak mau makan..."

Ye Banxia sekarang tidak memiliki kekuatan sama sekali. Jika Mo Chenyan memintanya untuk berganti pakaian dan pergi keluar untuk makan, mungkin ia akan benar-benar menangis. Wajah Mo Chenyan menjadi gelap, tapi Mo Chenyan dengan sabar membujuknya, "Makanan sudah siap. Kita tidak akan keluar. Cepat bangun."

Semua kantuk Ye Banxia menjadi terganggu. Ia kembali membalikkan badannya untuk menatap Mo Chenyan. Kini wajah merahnya tampak lebih cerah. Gambaran wajah Mo Chenyan yang memerah dan detak jantungnya beberapa jam yang lalu masih melayang-layang di pikiran Ye Banxia. Ia tidak tahu bagaimana harus bersikap di hadapan Mo Chenyan sekarang, tapi pria ini tetap tampak anggun dan elegan seolah tidak terjadi apa-apa. Saat Ye Banxia melihat tubuh Mo Chenyan yang berbalut kemeja dan celana panjang, sebuah kata tiba-tiba muncul di benaknya.

Mo Chenyan melirik Ye Banxia dan menatapnya dengan linglung. Lalu, ia langsung menggendong Ye Banxia dari ranjang dan membawanya ke lantai bawah. Ye Banxia berpikir, S​udah luar biasa jika Mo Chenyan memasak mie, apalagi yang lain. Ia tidak berharap untuk melihat nasi. Lagi pula, mie yang dimasak Mo Chenyan juga sangat enak sehingga ia juga tidak keberatan makan malam dengan mie. Namun, begitu ia melihat empat hidangan goreng yang lezat di meja itu, ia tertegun.

"Mo Chenyan... Apakah Sekretaris Chi memesan makanan ini dari restoran dan membawanya pulang?"

Mo Chenyan berjalan keluar dari dapur dengan wajah yang dingin dan segera meletakkan makanan di hadapan Ye Banxia. Ia melirik Ye Banxia sambil tersenyum dan menjawab, "Nyonya Mo, aku tidak menyalahkanmu jika kau tidak memiliki keterampilan untuk bertahan hidup, tapi tidak semua orang seperti itu di usia muda."

Wajah Ye Banxia memerah dan ia menundukkan kepalanya dengan canggung. Diam-diam ia berpikir, Meskipun aku tidak memiliki keterampilan bertahan hidup yang mahir dan mumpuni, bukan berarti aku tidak memiliki keterampilan sama sekali? Dan juga, apa yang dia maksud dengan usia muda?! 

Di tengah-tengan makan, Ye Banxia tiba-tiba mendongak dan bertanya dengan aneh, "Oh, ya. Mengapa di sebelah vila ini ada ..... jembatan kayu yang tidak dibangun oleh para profesional? "

Ye Banxia menebak bahwa berdasarkan watak Mo Chenyan, pria ini pasti akan meminta yang terbaik dan bukan para orang yang tidak profesional. Saat Ye Banxia berdiri di jembatan kayu, ia bisa menilai dari reaksi Mo Chenyan bahwa pria itu pasti sudah tahu bahwa jembatan itu tidak cukup kuat. Dia masih mempertahankan jembatan kayu dalam keadaan seperti itu? Apakah ada arti khusus baginya? pikir Ye Banxia.

Wajah Mo Chenyan tiba-tiba membeku dan alisnya berkerut hingga menunjukkan ekspresi yang aneh. Ye Banxia jarang melihat pria itu begitu tidak nyaman sehingga rasa penasarannya muncul. 

"Keripik kentang lada hijau, kau menyukainya," Mo Chenyan tiba-tiba mengambil makanan dan menaruhnya di piring Ye Banxia sambil membuka topik pembicaraan lain. Ye Banxia tahu bahwa tidak ada drama sehingga ia melanjutkan makan dalam diam.

———

Mo Chenyan ada pertemuan keesokan harinya. Ye Banxia dan Ling Nian sudah membuat janji untuk bersama-sama pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ye Hanyan.

Sebelum pergi, Li Shen berkata dengan khawatir, "Nyonya, hati-hati di jalan."

Ye Banxia sepertinya tiba-tiba mengingat sesuatu. Ia kemudian tersenyum dan menjawab, "Bibi Li, Tuan bilang kau sudah berada di sini selama bertahun-tahun. Ketika Bibi pertama kali datang, apakah kau pernah melihat jembatan kayu di tepi sungai di luar vila?"

Li Shen sejenak terdiam dan membeku. Lalu, ia bertanya, "Nyonya tidak tahu bahwa dua tahun lalu jembatan itu dibuat sendiri oleh Tuan Mo?"

...Tidak profesional. Mata Ye Banxia sejenak bercahaya dengan senyum tipis, Kesukaan Tuan Mo terkadang mengejutkan. Ia tidak bisa membayangkan pria yang mengenakan jas berendam di dalam air dan mempelajari bagaimana caranya membangun jembatan kayu.

"Awalnya saya tidak tahu, tapi sekarang saya tahu," Ye Banxia mengangguk pada Li Shen dan ada senyuman di sudut bibirnya. "Oh, ya, Bibi Li. Jangan beritahu Tuan bahwa saya bertanya soal ini," pinta Ye Banxia. Tanpa menunggu Li Shen berbicara, ia langsung menjelaskan, "Jembatan kayu itu tiba-tiba ambruk kemarin. Padahal, itu adalah buatan Tuan sendiri. Saya rasa wajar jika Tuan merasa sedih. Kita jangan mengingatkan hal yang menyedihkan ini di depan Tuan."

Li Shen tidak berpikir tentang itu. Perkataan Nyonya Mo tidak akan pernah salah dan ia segera mengangguk. "Baik, Nyonya. Saya mengerti."

———

Ketika Ye Banxia tiba di pintu masuk rumah sakit, kebetulan Ling Nian juga tiba. Ia melambaikan tangan ke arah Ling Nian dan berjalan ke arahnya sambil tersenyum. Ling Nian mengangkat alis begitu melihatnya. "Banxia, bagaimana ekspresi wajahmu setelah dicintai? Ingin mengejekku yang lajang?"

...Apa yang disebut dengan ekspresi setelah dicintai? batin Ye Banxia. Ia langsung memasang ekspresi wajah datar dan dengan serius menyangkal, "Kau lajang bukan karena masalah pada dirimu sendiri? Banyak pria yang mengejarmu. Kau bisa memilih salah satu di antaranya. Aku khawatir ada anak sekarang."

Wanita yang berdiri di seberangnya langsung tertawa kecil. "Apakah kamu pikir semua orang seperti Tuan Mo?" gurau Ling Nian. Keberuntungannya tidak sebagus Ye Banxia yang bertemu dengan seorang pria yang berkualitas tiba-tiba muncul di hadapannya. Ling Nian perlahan berkata, "Jika yang datang sepersepuluh dari Tuan Mo, aku akan bangga dan menerimanya!"

Ye Banxia merasa seakan ia baru mendengar sesuatu yang lucu. "Dia tidak sebaik yang kamu katakan?"

"Jangan berada di dalam dalam berkat dan bertingkah seolah-olah tidak mendapat berkat," Ling Nian menepuk pundak Ye Banxia, lalu tiba-tiba meraih telinganya dengan ambigu dan tertawa, "Lihat penampilanmu sekarang… Jujurlah, Ye Banxia. Tuan Mo bisa sembuh dan menyentuhmu tanpa minum obat, atau kau membawanya pergi ke dokter yang hebat sampai kemungkinannya sangat tinggi untuk disembuhkan?"

"Memangnya aku terlihat seperti apa?" tanya Ye Banxia. Wajahnya memerah dan ia melirik Ling Nian dengan aneh. Masalah ini, kau juga dapat melihatnya? pikirnya.

"Ya, bagaimana mengatakannya…" Ling Nian menatap Ye Banxia sambil menyentuh dagunya, "Mungkin, terlihat sangat cantik dengan kulit yang merona kemerahan dan lembab. Ada sedikit pesona wanita dewasa."

...Begitu aneh? lanjut Ling Nian dalam hati. Ia menatap wajah Ye Banxia dengan ekspresi serius, lalu tiba-tiba matanya melebar karena terkejut. "Ye Banxia, ​kau terkejut karena perkataanku? Kau dan Tuan Mo, kalian benar-benar... melakukan itu?"

Wajah dan telinga Ye Banxia memerah saat ditanya oleh Ling Nian, "Bukannya kau bilang kau melihatnya?"

Ling Nian terdiam dan membeku sesaat. Lalu, tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak di dalam lift. "Kau juga percaya ini? Nona Ye Banxia, aku ini gadis muda yang belum menikah. Dari mana aku bisa mendapatkan pengalaman teoritis yang mendalam?"

Ye Banxia merasa gelisah dan menatap Ling Nian dengan marah. Kebetulan saat itu pintu lift perlahan terbuka. Ia pun segera melangkah keluar dan cepat-cepat berjalan menuju ke ruangan Ye Hanyan. Namun, matanya tiba-tiba menangkap sesosok hitam ramping di sudut ruangan.

avataravatar
Next chapter