48 Perpisahan Akhir Pekan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Cepat kemari, peralatanku sudah siap. Aku akan di sini selama akhir pekan ini dan kau tak bisa pergi kemana pun. Tetap di sini dan biar ku periksa dirimu." Chen Lie menyeret Gu Nianzhi ke ruang kerja Huo Shaoheng di mana semua peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan telah tersusun dan tertata rumit pada posisinya masing-masing.

Gu Nianzhi merasa letih karena diseret-seret oleh seorang dokter gemuk, dan ia tidak bisa menahan tawanya. "Kakak Chen, setidaknya biarkan aku menaruh barang-barangku dan bersih-bersih terlebih dahulu, ok? Lagi, aku juga belum makan malam; Aku lapar."

"Makan malam? Tidak apa-apa melewatkan makan, anggap saja itu sebagai diet." Chen Lie terus menggiringnya, mengambil ranselnya dan membuatnya duduk di kursi pemeriksaan. Ia dengan cepat menempelkan berbagai peralatan ke kepala, pergelangan tangan, dan dada Gu Nianzhi. Gu Nianzhi tahu Chen Lie sangat terobsesi dengan obat-obatan, tetapi tidak pernah berpikir bahwa ia akan berakhir sebagai subjek uji percobaannya pada suatu hari.

Tidak ada yang bisa kulakukan, aku hanya harus bersandar di kursi pemeriksaan besar ini, menutup mataku dan membiarkan Chen Lie memeriksaku. Gu Nianzhi pasrah.

Setelah menempelkan berbagai peralatan kepadanya, Chen Lie mulai mengambil darahnya. Mata Gu Nianzhi tetap terbuka sambil menatap lengannya dan tiba-tiba bertanya, "Ngomong-ngomong, Kakak Chen, mengapa ada begitu banyak bekas tusukan jarum di tanganku?"

Tanda itu sebenarnya tidak langsung terlihat, dan beberapa bahkan sudah memudar setelah seminggu. Namun, sekarang mata Gu Nianzhi bisa melihat ada bekas tusukan bahkan yang ukurannya terkecil. Ia sibuk sepanjang minggu di sekolah dan bahkan mandi selalu dengan terburu-buru. Ia belum memperhatikan tubuhnya dengan saksama sampai sekarang.

Wajah Chen Lie tetap datar saat ia berkata, "Yah, ini semua dari darah yang aku ambil ketika kamu pingsan minggu itu."

Gu Nianzhi terdiam. Dia menatap Chen Lie dengan mantap, lalu menutup matanya dan mencoba untuk beristirahat, tetapi kata-katanya terus terngiang di kepalanya. Ia bertanya-tanya mengapa ia koma selama seminggu, padahal ia hanya terkena efek obat perangsang. Jika dirinya benar-benar baik-baik saja, mengapa Chen Lie mengambil begitu banyak darah? Juga, mengapa ia masih harus menjalani pemeriksaan kesehatan mingguan padahal sudah jelas ia baik-baik saja? Apakah selama ini betul ia hanya menderita efek terkena obat perangsang?

Gu Nianzhi adalah orang yang sangat berhati-hati. Pikiran-pikiran ini berputar-putar di kepalanya dan merujuk ke masalah yang lebih serius. Ia membuka matanya untuk melihat Chen Lie yang sedang sibuk dengan peralatannya, dan tiba-tiba bertanya, "Apakah aku diracuni?"

Ia bertanya begitu mendadak sampai-sampai orang awam pun seperti akan mengatakan kebenaran. Namun bagaimanapun juga, Chen Lie adalah Petugas Medis di Militer Kerajaan dan memegang pangkat Kolonel Senior. Ia sedari awal memang lebih siaga daripada kebanyakan orang, dan juga telah menjalani pelatihan profesional secara ekstensif. Todongan keterkejutan kecil Gu Nianzhi tidak berhasil membuatnya mengatakan kebenarannya.

Chen Lie menggelengkan kepalanya dengan tenang. "Tentu saja kamu tidak diracuni. Itu hanya sebuah obat perangsang yang kuat yang memiliki efek lebih kuat dari rata-rata. Aku harus menggali semuanya untuk merumuskan penawarnya untukmu."

"Oh benarkah?" Mata Gu Nianzhi melebar. Kedua matanya memancarkan kepolosan dan kepercayaan nyaris seperti mata anak kecil ketika ia menatapnya.

Chen Lie dengan cepat mengalihkan pandangan ke instrumen-instrumen dan data, dan menghindari tatapannya. Ia khawatir akan mengatakan kebenarannya bila ia menghadapi mata yang dipenuhi dengan kejujuran dan ketulusan. Konsekuensi yang ia tanggung di tangan Huo Shaoheng cukup mengerikan untuk bisa tetap membuatnya diam. Ia tidak ingin dipukuli sampai mati dan mengundurkan diri untuk dikurung di dalam penjara selama sisa hidupnya!

"Tentu saja! Jadi sebagai ucapan terima kasih untukku, kau harus membiarkanku terus mengamati dan memeriksamu sampai aku dapat menyempurnakan penelitian penawar ini." Kacamata Chen Lie hampir meluncur ke bawah hidungnya dan ia mendorongnya ke atas sebelum melanjutkan ekspresinya yang tegas.

Gu Nianzhi akhirnya mempercayai kata-kata Chen Lie dan menghela nafas lega. Ia berbaring di kursi pemeriksaan dan dengan ogah-ogahan berkata, "Kaka seharusnya mengatakan sesuatu tadi. Kakak kan tahu bagaimana aku cenderung berpikir berlebihan."

"Memangnya menurutmu apa itu?"

"Aku pikir aku telah diracuni dan masih ada residunya yang terlacak di dalam tubuhku." Gu Nianzhi terkikik dan segera tertidur di kursi pemeriksaan perlahan-lahan.

Lebih baik ia tidur saja. Chen Lie telah menyuntikkan obat untuk membuatnya tertidur nyenyak dan lebih baik membiarkannya begitu demi melanjutkan pemeriksaan observasi seluruh fungsi tubuhnya. Selama dua hari, Gu Nianzhi berada di bawah pengaruh obat bius. Chen Lie juga memanggil Ye Zitan untuk membantunya merawat Nianzhi. Ia adalah seorang dokter wanita dan untuk hal-hal tertentu tentunya lebih nyaman dengan bantuannya. Mei Xiawen menelepon Gu Nianzhi beberapa kali di sepanjang akhir pekan, tetapi Gu Nianzhi tidak menjawab seperti hilang ditelan bumi. Mei Xiawen sangat khawatir. Ia bahkan pergi ke Daerah Fengya, tempat dimana apartemen Gu Nianzhi berada seperti yang ia katakan sebelumnya kepada Mei Xiawen. Namun, kali ini dia bahkan tidak bisa memasuki daerah Fengya. Ia kemarin bisa masuk karena bersama Chen Lie setelah ia mengatakan kepada keamanan untuk mengizinkan Mei Xiawen masuk. Kali ini, Chen Lie tidak ingin ada gangguan dengan pemeriksaan Gu Nianzhi, dan tentu saja tidak ingin Mei XIawen masuk dan mengganggu.

Gu Nianzhi baru sadar kembali pada hari Minggu malam. Ia bangun, duduk di tempat tidurnya, dan melihat Ye Zitan sedang merapikannya.

"Dr. Ye, kapan Anda tiba di sini?"

Ye Zitan berbalik dan tersenyum padanya, "Kamu sudah bangun! Lapar? Chen Lie memesan makanan, jadi mari kita makan sama-sama."

Begitu makanan disebutkan, Gu Nianzhi mengangkat selimutnya untuk bangkit dari tempat tidur. "Wow, mana? Aku sangat lapar sekarang sampai bisa-bisa makan seekor sapi utuh!"

"Tidak ada sapi, tapi bagaimana kalau perut babi rebus pedas?" Chen Lie menjulurkan kepalanya ke dalam dan tersenyum senang melihat keadaan Gu Nianzhi yang langsung bersemangat. Ia mengelus-elus janggut di dagunya. "Ini adalah makanan dari kafetaria di pangkalan, kamu tidak bisa mendapatkannya di tempat lain!"

Gu Nianzhi melihat Chen Lie dan berlari lalu menarik sikunya. Ia memiringkan kepalanya dan tersenyum. "Kakak Chen, kafetaria di pangkalan memiliki perut babi pedas rebus? Jangan bercanda!"

"Haha, dasar kau anak bodoh, semakin nakal saja!" Chen Lie menegaskan usianya yang lebih tua. "Kalau diingat-ingat lagi... Saat pertama kali bertemu denganmu, kamu seperti seekor hewan kecil, mencakar siapa pun yang kamu lihat. Tanganku masih memiliki bekas goresan dari kukumu!"

Gu Nianzhi menutup mulutnya, tertawa, "Aku melakukan itu? Aku tidak ingat sama sekali."

Saat keduanya bercanda, Ye Zitan sudah menyiapkan meja lalu memanggil mereka untuk makan. Gu Nianzhi makan sampai kekenyangan, dan akhirnya meletakkan sumpitnya.

Sudah larut dan Ye Zitan masih harus kembali ke pangkalan. Chen Lie khawatir padanya karena pergi sendirian dan mendiskusikan ini dengan Gu Nianzhi.

"Nianzhi, aku akan kembali ke pangkalan dengan Dr. Ye. Apa kamu tidak apa-apa di sini sendirian?"

Ia tahu Gu Nianzhi jarang tinggal di sini sendirian karena ia biasanya bersama Huo Shaoheng. Namun, terakhir kali sebelum ini ia pernah sendirian. Seminggu sebelumnya, Chen Lie pulang cepat dan Gu Nianzhi ditinggal sendirian selama satu malam. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali ia sudah kembali ke kampusnya.

Gu Nianzhi merasa dirinya harus terbiasa hidup sendiri sesegera mungkin, jadi ia tidak meminta Chen Lie untuk tinggal. Tak baik bagi Ye Zitan untuk kembali ke pangkalan sendirian, dan yang lebih penting, Gu Nianzhi tahu Chen Lie diam-diam memiliki perasaan kepada Ye Zitan tetapi ia tidak berani untuk memperjuangkannya. Chen Lie sudah sangat baik pada Gu Nianzhi; tentu saja ia harus membalas budi.

Gu Nianzhi mengedipkan mata padanya. "Jangan khawatir, jangan khawatir, Kak Chen. Kembalilah bersama Dr. Ye. Aku masih punya banyak hal untuk dilakukan."

Chen Lie menoleh ke Ye Zitan. "Dr. Ye, saya masih memiliki beberapa data untuk didiskusikan dengan Anda, kita dapat mendiskusikannya di perjalanan pulang."

"Oke, kedengarannya bagus. Kebetulan saya juga punya masalah untuk dikonsultasikan denganmu." Ye Zitan bangkit untuk mengambil tas laptopnya.

avataravatar
Next chapter