webnovel

Mengikuti Tanaman Merambat untuk Mendapatkan Melon (4)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Pagi berikutnya menandai hari kedua Gu Nianzhi koma.

"Sudahkah demamnya hilang?" Huo Shaoheng berdiri di pintu agak lama, tetapi, seperti biasa, ia tidak masuk ke dalam kamar. Ia mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celana panjangnya. Mengambil satu batang dan meletakkannya di mulut, dengan cekatan menyalakannya dan kemudian menghisapnya sekali lantas menghembuskan kepulan asap. "Akankah ia bangun besok?"

"Anda khawatir? Merasa risau seketika?" Chen Lie mendengus pada Huo Shaoheng dan mengayun-ayunkan tangannya berusaha menyingkirkan asap rokok yang melayang di udara. Tak menyangka, Chen Lie mencium semburat mematikan dari Huo Shaoheng setelah komentar nakalnya. Chen Lie membenahi diri dan cepat-cepat ia berkata, "Jangan khawatir, jangan khawatir. Makan malamlah terlebih dahulu, kemudian baru merokok."

Huo Shaoheng tetap diam, salah satu tangannya ia masukkan ke dalam saku celana panjangnya sementara yang lain memegang rokok. Huo Shaoheng menatap tajam langit malam yang suram di luar jendela. Bayangan dirinya yang kuat tidak bergerak.

"Aku bukan khawatir." Huo Shaoheng mengibaskan abu rokoknya dan berkata, "Jika demam Nianzhi belum juga hilang, apa sebaiknya kita membawanya ke rumah sakit?"

"Rumah sakit? Mengapa Anda ingin membawanya ke sana selagi di sini masih ada saya?" Chen Lie memberinya ucapan tidak terima. "Di manapun saya berada, di situlah perawatan medis terbaik bisa ditemui!"

"Lalu, kenapa ia masih demam terus? Mengapa ia belum juga bangun?"

Pertanyaan-pertanyaan Huo Shaoheng tepat mengenai sasaran. Chen Lie menyerah pada kekalahan sementaranya ini karena ia nyatanya memang belum bisa menjawab hal tersebut walau dengan kejeniusan medisnya.

...

Pada saat yang sama, kediaman Keluarga Feng di Vila Dexing daerah Kota C menjadi sangat kacau balau.

Ayah Feng Yixi, Feng Guodong, telah menyaksikan berita-berita online yang beredar dan menjadi sangat murka hingga hampir memicu serangan jantung. Ia meneriaki istrinya, Hu Qiaozhen, "Lihat apa yang sudah keponakanmu perbuat! Putriku tadinya selalu taat dan pandai. Bagaimana mungkin ia memakai barang-barang itu?"

Kedua mata Hu Qiaozhen bengkak karena menangis sedari tadi. Ia sangat prihatin dan khawatir tentang masalah yang melibatkan putrinya di satu sisi, dan tentang keponakannya yang sekarang menjadi tersangka utama di sisi lain. Ia meneriaki balik suaminya, "Keponakanku juga telah dijebak! Ia dan Yixi, keduanya adalah korban!"

"Dia seorang korban?" Feng Guodong menunjuk ke arah pintu, wajahnya murka. "Ini bukan kali pertamanya memakai barang itu! Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri belum lama ini! Dan sekarang kau mengatakan padaku bahwa ia telah dijebak? Dia lah yang menjebak putriku! Keluarga besarnya menjebak putriku!"

"Feng Guodong, kau sadar atau tidak? Bagaimana mungkin keluarga kakakku menjebak Yixi? Kakak lelakiku dan istrinya memperlakukan Yixi bahkan lebih baik dari mereka memperlakukan putrinya sendiri. Apa kau begitu memandang rendah keluargaku?!" Hu Qiaozhen menutupi kesalahan-kesalahan keluarganya mati-matian. Ia dengan cepat memberi jawaban-jawaban yang cerdas selagi suaminya menuduh sisi keluarganya.

Feng Yichen berdiri di samping ruangan, kedua alisnya mengernyit hingga tampak hampir menyatu. Ia tidak tahan lagi mendengarnya. Ia kemudian menyela pertengkaran kedua orang tuanya. "Ayah, Ibu, sekarang bukan saatnya saling menyalahkan. Kita harus segera menemui Pengacara Yan untuk mengeluarkan Yixi dan Chuanxin sebelum semuanya menjadi tak terkendali."

Karena kata-kata ini, Feng Guodong dan Hu Qiaozhen berhenti bertengkar, tetapi mereka saling bertatapan dengan penuh amarah. Mereka berdua beralih ke Feng Yichen. "Yichen, cepat temui Pengacara Han, bawa dia ke kantor polisi untuk mengeluarkan adik dan sepupumu."

Feng Yichen menggeleng, "Ibu, ibu bawa Bibi dan Pengacara Han ke kantor polisi. Aku masih perlu membicarakan sesuatu dengan Ayah."

"Apa yang lebih penting dari adikmu dan sepupumu?" Hu Qiaozhen tampak sangat tidak senang. Ia menusukkan jarinya ke Feng Yichen dan memekik. "Apa kau bahkan mengerti apa yang sedang terjadi di sini?!"

Feng Yichen menutup matanya sebentar. Ia memberikan ponsel yang ia pegang dan berkata dengan suara yang rendah, "Tentu saja, tetapi ini adalah sesuatu yang memang lebih penting. Ini, lihatlah sendiri."

Feng Guodong dan Hu Qiaozhen membungkukkan badan untuk melihat layar ponsel di tangan Feng Yichen.

Mereka melihat sebuah artikel pengungkapan yang begitu populer di salah satu forum online Empire, berjudul, "Mari Membicarakan Teman Sekelasku---Feng Yixi, Mahasiswi Tahun Ke-4 Fakultas Hukum Kota C." Berita itu tidak hanya mengungkapkan nama asli dan identitasnya secara gamblang, tetapi juga sejarah Keluarga Feng dengan rincian yang sangat eksplisit. Berita itu bahkan memberitahukan bisnis Keluarga Feng, Perusahaan Perbaikan Rumah Fengting, akan segera diluncurkan.

Dengan beredarnya berita itu, terdapat peningkatan jumlah berbagai macam orang yang mencoba mengungkapkan hal-hal terkait Keluarga Feng. Bahkan tindakan mereka sampai berubah menjadi semacam kompetisi,memanfaatkan Internet Water Armies[1]1 untuk mengusir mereka saat sedang terpuruk. Mereka telah memanipulasi sebuah kasus kriminal menjadi insiden saham pasar yang terkait menjadi tersorot.

Bahkan sudah ada orang yang segera membuat berita-berita palsu dan memojokkan mengenai 'dibalik layar' publikasi Perusahaan Perbaikan Rumah Fengting.

Wajah Hu Qiaozhen memucat. Ia merebut ponsel Feng Yichen dan mengoceh serta mengutuk. "Tak masuk akal! Benar-benar tak masuk akal! Orang-orang ini mendapatkan untung sekejap mata dari membuat rumor dan berita-berita palsu, tapi keluarga kita yang kena tulahnya!"

Feng Guodong panik. "Apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus kita lakukan?! Jika ini mempengaruhi publikasi Perusahaan Perbaikan Rumah Fengting, maka kita akan menderita kerugian yang sangat besar!"

"Ayah," Feng Yichen berkata, "tetap disini bersamaku. Aku memiliki beberapa teman dan mereka mempunyai koneksi ke perusahaan-perusahaan Internet Water Army. Kita akan mengeluarkan sejumlah uang dan menggunakan mereka untuk menyelamatkan reputasi kita. Dan juga, kita akan membayar Qiandu[2]2 sejumlah uang untuk memblok segala jenis pencarian yang terkait dengan insiden ini, sehingga semuanya akan baik-baik saja selama berita ini tidak muncul pada mesin pencari di internet."

Feng Yichen cukup akrab dengan internet. Ia juga merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas C dan akan lulus wisuda pasca sarjana, sehingga dia mengetahui beberapa orang yang menghidupi diri dari bekerja secara online.

Reputasi pribadi Feng Yixi telah mengawali timbulnya masalah yang terkait dengan bisnis keluarga. Keluarga Feng terpaksa harus berjuang dan dengan sigap mengambil kesepakatan keputusan.

Hu Qiaozhen akan membawa Pengacara Han bersama dengan kakak lelaki dan perempuannya ke kantor polisi untuk mengeluarkan mereka berdua. Feng Guodong dan Feng Yichen akan tetap tinggal di rumah dan menghubungi Internet Water Armies yang lain serta tetap berhubungan dengan departemen perencanaan Qiandu untuk melumpuhkan istilah-istilah pencarian terkait di internet.

Meskipun Feng Guodong dan Feng Yichen menelepon ke berbagai pihak, mereka mendapati tak ada satu perusahaan pun yang mau menerima permintaan mereka. Dan walaupun Qiandu setuju untuk bekerja mengurusi istilah-istilah pencarian, mereka memasang tarif yang sangat keterlaluan.

"50 juta?! Mengapa kau tidak pergi ke neraka saja!" Feng Guodong melemparkan ponselnya. Ia meletakkan kedua tangannya di kepalanya dan tampak seperti menangis tersedu-sedu.

...

Malam itu di Kota C, banyak orang tidak dapat tidur. Huo Shaoheng lagi-lagi tidak tidur semalaman. Ketika pagi datang, ia membuka tirai ruang kerjanya dan mendapati gerimis dan langit yang mendung di luar. Hujan musim semi sangatlah berharga seperti minyak. Akhir musim semi dan awal musim panas merupakan masa-masa terbaik di Kota C, tetapi ia sama sekali tidak tertarik untuk menikmati pemandangan ini.

Sudah memasuki hari ketiga.

"Chen Lie, Nianzhi sudah bangun?" Huo Shaoheng muncul dari kamar mandi di kamar tidur tamu. Ia menanyakan hal ini sambil mengeringkan rambutnya.

Chen Lie sedang membawa kotak medisnya setelah meninggalkan kamar tidur Nianzhi. Ia menggeleng tak berdaya. "Ia masih demam tinggi. Saya sudah menelepon Dr. Ye untuk datang dan memberinya transfusi darah."

Huo Shaoheng tidak berkata apa-apa lagi, tetapi ruang di antara kedua alisnya seperti mengeras penuh tekad. Ia selalu seperti ini sejak dulu—semakin sulit keadaan yang dihadapi, semakin mampu ia untuk tetap tenang. Banyak yang mengatakan bahwa Huo Shaoheng memiliki figur layaknya jenderal-jenderal besar, sehingga mayoritas pasukan menerimanya sepenuh hati saat ia dipromosikan sebagai Jenderal Mayor pada usia muda. Ini karena peringkat militernya telah ia tukar dengan darah dan kehidupan, yang berarti karir militernya telah menjadi jalan kehidupannya bagai mendarah daging.

Duduk dan menikmati sarapan, Huo Shaoheng memanggil Zhao Liangze. "Pindahkan rencana awal jadi satu hari lebih cepat."

Satu jam kemudian, Huo Shaoheng telah duduk di dalam sebuah sedan Chrysler perak. Mobil ini tidak mahal dan juga tidak murah. Mobil ini mobil yang tidak begitu berbeda dengan mobil-mobil pada umumnya yang diparkir di dekat Perusahaan Perbaikan Rumah Fengting. Mobil ini secara sempurna bercampur dengan berbagai kendaraan dengan warna dan model yang mirip. Huo Shaoheng duduk di bangku belakang dan diam-diam mengamati gedung bertingkat 30 di seberang jalan.

Perusahaan Perbaikan Rumah Fengting mengisi lantai pertama sampai kelima dari gedung itu. Itu bukanlah perusahaan berskala kecil, tetapi meskipun begitu, namanya yang mengudara dan sangat terkenal itu tidak wajar untuk ukuran perusahaan perbaikan rumah pada umumnya.

Zhao Lianze berada di kursi depan dan memaparkan hasil temuannya kepada Huo Shaoheng tentang keadaan Perusahaan Perbaikan Rumah Fengting. "Perusahaan ini telah dibangun selama 30 tahun lebih, tetapi tetap dalam skala kecil selama itu. Dalam 2 tahun terakhir, mereka menggalang dana untuk melakukan publikasi dan mendapatkan pinjaman dari sebuah bank besar untuk mejadikannya di depan—"

Sebelum ia bisa menyelesaikan, sebuah mobil van berhenti di depan gedung di seberang jalan itu. Beberapa orang pria dengan seragam polisi putih dan seragam sekuriti keluar dari kendaraan dan memasuki gedung. Huo Shaoheng tetap kalem saja sambil menyandarkan punggungnya di kursi mobil. Kedua matanya gelap sambil mengamati peristiwa di seberang jalan.