webnovel

Tragedi

Editor: Atlas Studios

Setelah berpamitan dengan Dokter Li, Song Shuhang bertanya pada Zhao Yaya, "Kakak, aku ingin mengunjungi Profesor Renshui, kau mau ikut?"

"Untuk apa aku mengunjunginya, aku bukan muridnya? Aku akan kembali ke Kampus Jiangnan. Aku punya banyak pekerjaan di sana." Acara olahraga itu cukup besar, dan ada banyak orang yang terluka di perlombaan. Ia sangat sibuk sebagai dokter magang.

Berpikir acara olahraga, Zhao Yaya teringat sesuatu.

Ia menggulung hasil laporan Song Shuhang menjadi tabung, dan memukul kepala Song Shuhang. "Aku ada pertanyaan untukmu. Apa yang terjadi dengan murid berkulit gelap di lomba lari 5km itu? Aku dengar kalian berdua mengikuti lomba itu, dan awalnya kalian berdua jauh di depan para peserta lain. Tapi akhirnya, tiba-tiba dia pingsan dan terjatuh? Bahkan setelah dia sudah dibawa untuk diobati, ia terus menerus berseru: 'Juara kedua, itu milikmu! Juara kedua, itu milikku!' seakan ia dirasuki. Ada apa dengannya?"

Murid berkulit gelap?

"Dia masih teringat 'juara kedua' setelah ia dibawa ke ruang rawat? Oh, sepertinya ia benar-benar ingin menang!" seru Song Shuhang, "Anak itu sedikit berkemauan keras, meskipun ia terlalu banyak bicara. Ia terlihat ingin memenangkan perlombaan. Kami hampir tiga putaran di depan para peserta lain… di tengah jalan, aku sedikit membantunya karena aku tahu ia ingin menang. Sebenarnya, ia bisa menang dengan kekuatannya. Namun, aku sedikit lebih kuat daripadanya. Bagaimanapun, ia lawan yang bagus."

"…" Setelah jeda, Zhao Yaya berkata, "Meskipun penjelasanmu terdengar tulus, tapi aku masih bisa merasakan ironi di kata-katamu. Aku pikir aku sudah tahu kenapa dia pingsan."

"Aku tidak mengejeknya." Song Shuhang mengangkat bahu.

"Baiklah, terserah kau," kata Zhao Yaya tersenyum. "Aku harus pergi. Panggil aku jika kau perlu bantuan. Hati-hati dengan kata-katamu saat mengunjungi Profesor Renshui.

"Ya, Aku mengerti, kau tahu aku selalu berbicara dengan hati-hati." balas Song Shuhang.

❄❄❄

Setelah berpamitan dengan Zhao Yaya, Song Shuhang pergi ke rumah sakit setelah membeli sebungkus apel dan semangka diluar rumah sakit.

Harga buah itu ternyata tinggi, lebih mahal dua kali lipat daripada di pasar- khususnya apel itu. Sepertinya pemilik toko itu berharap ia bisa menjualnya per gram!

Setelah itu, Song Shuhang menemukan Gedung 8B, naik ke lantai 5, menemukan kamar no.532 tempat Profesor Renshui dirawat dan mengetuk pintu.

"Silahkan masuk, pintu tidak dikunci." itu suara Profesor Renshui. Ia tidak bisa berdiri untuk membuka pintu karena kedua kakinya patah, jadi pintu itu selalu terbuka.

Song Shuhang mendorong pintu itu terbuka dan langsung melihat Profesor Renshui.

Kali ini, profesor itu terbaring di tempat tidur rumah sakit, kedua kakinya diikat dengan perban dan di gantung. Posisi ini terlihat sangat memalukan.

"Eh, halo, kau…?" karena Song Shuhang terlihat dia kenal, Profesor Renshui pikir dia mungkin muridnya. Namun, ia tidak bisa mengingat semua nama muridnya karena ia mengajar beberapa kelas.

"Profesor, halo, aku Song Shuhang dari Jurusan 19, Kelas 43, Sekolah Merancang Mekanis dan manufaktur." Ia memperkenalkan diri, tersenyum malu, "Aku datang ke sini untuk diperiksa hari ini, dan kebetulan aku tahu kau juga disini, jadi aku mampir untuk menjengukmu."

Nama jurusannya sangat panjang sampai ia rasa ia kehabisan napas saat mencoba memberitahu seluruh nama itu sekaligus.

"Haha, maaf merepotkanmu." wajah Profesor Renshui berbinar. Murid menjenguknya- apa berarti ia agak terkenal diantara murid-muridnya?

Ia diam-diam mengingat nama Song Shuhang, dan memutuskan untuk memberikan sedikit kejutan nilai semester ini.

Shuhang duduk dan berbincang dengan Profesor Renshui dengan gembira.

Mereka membicarakan hal yang lucu yang akhir-akhir ini terjadi di sekolah, acara olahraga yang sedang berjalan dan mengeluh tentang pidato Kepala Sekolah yang tidak berubah di acara pembukaan.

Profesor Renshui itu pandai bicara. Dituntun olehnya, percakapan mereka berdua agak hidup.

Pemandangan yang indah.

❄❄❄

Kali ini, di lorong lantai 5, paman berpakaian kantor sedang mengetuk setiap pintu kamar satu per satu.

"No.530… bukan yang ini. Sial, kamar mana si junior Klan Su bersembunyi?" Geram paman itu dan mendorong kamar no. 531.

lelaki tua yang kurus di dalam melihat ke arahnya. "Kau cari siapa, anak muda?"

"Maaf, aku salah kamar." paman itu tertawa hambar dan menutup pintu lagi.

Samar-samar ia merasakan bau si junior Klan Su di gedung ini. Namun, saat ia mengikuti bau itu ke lantai 5, tiba-tiba ia menutupi baunya.

Ia hanya dapat yakin junior itu di lantai 5, tapi ia tidak tahu dikamar mana.

Untuk menemukan target, ia menggunakan cara yang paling bodoh- memeriksa kamar satu per satu.

Namun, setelah ia memeriksa 30 kamar, ia masih belum bisa menemukan junior itu.

Apa dia kehilangan jejak junior itu lagi?

Aku harus bergegas, jangan-jangan ia pergi dari rumah sakit, yang akan menghabiskan waktuku, pikir paman itu.

Ia menyemangati dan memotivasi dirinya, lalu menuju kamar 532, mengetuk pintu.

Lalu, ia tersadar pintunya tidak terkunci. Untuk menyimpan waktu, ia langsung mendorong pintu dan masuk ke kamar.

"Eh? Siapa kau?" Profesor Renshui mendengar suara dan menoleh ke arah orang aneh, berpikir siapa dia.

Song Shuhang juga menoleh dengan ekspresi terkejut.

"Maaf, aku salah kamar… Ah, penipu?" seraya ia berbicara, tiba-tiba ia melihat Song Shuhang dan memanggil

Song Shuhang merasa urat di dahinya berdetak kencang!

"Hei, 'tiga kali dan kau keluar', ini ketiga kalinya kau menuduhku! Meskipun aku baik hati, aku akan marah!" Song Shuhang memijat pelipisnya dengan geram.

"Maaf… maafkan aku. Aku salah kamar, aku pergi!" Lelaki itu berbalik dengan ekspresi wajah yang menjijikkan seakan ia tidak ingin berurusan dengan Song Shuhang- 'penipu yang tidak tahu malu'.

Song Shuhang cepat-cepat memanggilnya, mencoba memberhentikannya. "Hei, jangan pergi!"

Namun, lelaki itu melarikan diri secepat mungkin seakan hantu sedang mengejarnya, tidak memberi kesempatan untuk menjelaskan.

Mendongak, Song Shuhang benar-benar merasa seperti mengutuk. Kebetulan ia bertemu lelaki itu tiga kali dalam sehari. Namun, kebetulan ini berakhir tragedi!

"?" Profesor Renshui menatap Song Shuhang, bertanya-tanya apa yang terjadi diantara mereka berdua.

"Aku menyerah." Song Shuhang memijat pelipisnya, dan dengan singkat memberitahu Profesor Renshui apa yang terjadi diantara mereka.

Profesor Renshui tertawa terbahak-bahak. Lelaki itu benar-benar keterlaluan! Profesor Renshui tidak merasa sendirian, jelas ia bukan orang yang tidak beruntung di dunia. Ia merasa lebih tenang.

"Profesor, bagaimanapun, aku akan mengembalikan uang ini ke orang itu hari ini. Ini buah untukmu, aku akan mencari lelaki itu sekarang. Sampai jumpa!" Song Shuhang berdiri untuk berpamitan.

"Ya, beritahu dia apa yang sebenarnya terjadi. Aku pikir ia bisa mengerti kau jika ia bukan orang yang bodoh. Ingat untuk tutup pintunya." Profesor Renshui melambaikan tanganya dengan senyuman yang lebar.

Namun masalahnya… paman itu memang bodoh!

Song Shuhang berpamitan, pergi dari kamar dan mulai mencari paman itu.