97 Orang yang Ditakdirkan Terpisah oleh Satu Lantai

Translator: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Ketika Song Shuhang keluar dari kamar untuk mengejar paman itu, paman itu tidak terlihat dimana-mana.

Ia mencari di setiap gang di lantai 5 secepat mungkin, tapi tidak menemukan.

"Bagaimana ia bisa berlari dengan sangat cepat? Kemana dia pergi dalam sekejap mata?" kata Song Shuhang dengan murung. Bukannya hanya beberapa kata yang diperlukan untuk menjelaskan ke Profesor Renshui bagaimana ia bertemu dengan paman itu?

Apa paman ini bisa melarikan diri darinya- sang 'penipu'- dengan kecepatan lari 100 meter?

Sialan, pasti ada batasan untuk kesalahpahaman, bukan?

Akhirnya, Song Shuhang mendesah dan berjalan menuju lantai 4… ia hanya bisa menemukan paman itu di perjalanan keluar dari rumah sakit. Bagus jika bertemu, tapi kalau tidak, terserahlah.

Ia tidak punya waktu untuk mencari ke seluruh gedung hanya untuk mengembalikan 150 RMB. Paman itu bodoh, tapi tidak berarti ia juga harus ikutan bodoh juga, kan?

Ketika Song Shuhang meninggalkan lantai 5, sosok melompat dari pojok langit di lantai 5- paman itu! Paman itu menempel dengan keras seperti Spiderman ke langit-langit untuk menghindari Song Shuhang.

"Tsk, penipu itu mencoba menemukanku? Terlalu naif!" Cibir paman itu, lalu mengikuti nomor kamar dan memasuki setiap kamar satu per satu. 533, 534, 535!

Junior Klan Su, kau tidak bisa lari dari genggamanku! Aku akan mencari ke seluruh lantai 5 untuk menemukanmu jika aku perlu! Paman itu penuh percaya diri. Ia mempunyai firasat ia akan beruntung hari ini!

Saat ia pergi dari rumah hari ini, ia memiliki peramal yang memberitahu keuntungannya. Peramal itu berkata ia akan bertemu seseorang yang ditakdirkan bertemu!

Seseorang yang ditakdirkan untuk bertemu? Hmph, di lubang neraka seperti ini, selain junior Klan Su, siapa lagi yang ia temukan untuk ditakdirkan bertemu?

Shuhang mengelilingi lantai 4 sekilas, tapi ia masih belum bisa mendapatkan hasil.

Paman itu mungkin berlari ke lantai atas?

Terserahlah, aku biarkan saja.

Jika mereka bertemu lagi… ia akan memukul paman itu dan menahannya tanpa berkata apapun! Ia tidak membiarkan paman itu berbicara atau melarikan diri lalu ia akan menjelaskan dengan benar!

Bahkan biksu yang terkenal jika dituduh berkali-kali akan marah!

Selagi Song Shuhang berpikir begitu, ia mengepalkan tangannya dengan kencang dan membayangkan paman itu di depannya. Ia berteriak dengan pelan dan meninju ke udara kosong dengan kencang, seakan pukulan ini mengenai wajah paman itu!

Lalu, ia menyadari orang-orang di sekitarnya melihatnya dengan tatapan aneh… jika kau sedang berjalan, lalu tiba-tiba seseorang di sebelah berteriak dan meninju udara kosong terus menerus, kau akan kebingungan dan menatapnya.

Song Shuhang ingin menutupi wajahnya.

Benar-benar malang!

"Uhuk uhuk." dengan keras ia batuk dua kali dan menunjukkan ekspresi tenang, melanjutkan berjalan menuruni tangga.

❄❄❄

Kelihatannya hari ini ia sedang zamannya bertemu orang yang ia kenal.

Di tangga menuju lantai 3, Song Shuhang melihat wajah yang ia kenal- itu gadis kecil berambut pendek dan cantik. Ia berpegangan di pegangan tangga, berjalan turun dengan pincang.

Bukannya gadis ini yang di kabedon, lalu menyalakan mode dewa dan menghajar anak berandal untuk bersikap baik?

Mungkin ia merasakan tatapan Shuhang dan dengan cepat ia menoleh untuk menatap Shuhang.

Song Shuhang menggaruk kepalanya dan tertawa hambar, "Yo, kebetulan, kau juga dirumah sakit?"

Sebenarnya ia tidak ingin berbicara dengan gadis ini… ia terlihat terlalu dingin dan acuh tak acuh, jadi berbicara dengannya seperti menempelkan wajahnya ke balok es. Namun, sekarang kedua mata mereka bertemu; Song Shuhang rasa tidak baik untuk membiarkan gadis ini, jadi ia hanya menyapanya.

Gadis itu berkedip seakan mengingat sesuatu, Sesaat kemudian, ia mengangguk, "Oh, itu kau."

"Haha, iya ini aku. Kakakku membawaku kesini untuk diperiksa. Kau sendiri, apa kakimu sakit?" Song Shuhang melihat gadis itu berpegangan di pegangan tangga sambil berjalan.

"Ya, sedikit cedera." Tatapan gadis itu ke arah bawah selagi ia membalas.

Hari ini, gadis ini terlihat bisa berkomunikasi!

"Lalu… apa kau perlu bantuan? Apa kau tinggal di dekat Kota Kampus Jiangnan?" kualitas Song Shuhang yang baik hati keluar lagi. Gadis itu melukai kakinya, jadi jika ia tinggal di dekat Kota Kampus Jiangnan, ia bisa mengantarkannya.

"Tidak perlu." Gadis itu menggelengkan kepalanya lalu berpegang ke pegangan tangga, dengan pincang menuruni tangga.

Melihat gadis itu kesusahan, Song Shuhang berpikir sejenak, lalu mengingatkan dia, "Sebenarnya, rumah sakit ini mempunyai lift. Jika kakimu terluka, kau bisa menggunakan lift ke bawah."

"…" gadis itu terdiam sejenak. Ia benar-benar lupa lift itu. Diingatkan oleh Song Shuhang, ia terlihat malu.

Ia memutar balik dan mengabaikan Song Shuhang, mempercepat langkahnya menuruni tangga.

Meskipun ia bisa berbicara hari ini, gadis ini masih kurang mudah berinteraksi. Song Shuhang menghela dalam hati. Terserah, ia bukan tipe orang yang baik hati untuk memaksa menolong orang yang tidak ingin ditolong.

"Omong-omong, apa kau baru turun dari lantai 5? Apa kau lihat paman yang berpakaian kantor yang sedang terburu-buru?" Tanya Song Shuhang sambil lalu.

Ia berpikir, lalu menggeleng, "Aku tidak melihatnya."

"Kelihatannya paman itu lari ke lantai atas." Song Shuhang mengusap dahinya; orang biasa tidak bisa mengetahui jalan pikir orang bodoh!

Tidak, aku tidak harus memikirkan paman itu; hanya memikirkannya, hatiku sakit.

Setelah ini aku harus pergi ke tempat Tabib!

Ia berjanji kepada Tabib setelah selesai dengan Zhao Yaya ia akan membantu melanjutkan percobaan untuk meningkatkan resep ramuan.

Ditambah lagi, ia perlu mencari tempat untuk makan.

Gara-gara Altar Master, ia sibuk dari siang sampai sekarang, dan belum minum air sama sekali.

❄❄❄

Shuhang berpikir sambil berjalan, dengan segera tiba di lantai 1.

Meskipun gadis itu bersusah payah menuruni tangga, kecepatannya tidak selambat daripadanya! Ia baru saja tiba di lantai 1, tapi langkah gadis itu tepat di belakangnya.

Apa itu karena harga diri yang aneh hingga ia tidak ingin ketinggalan Shuhang?

Namun, seraya ia melepas pegangannya, kakinya tidak ada kekuatan untuk menahan dan ia terjatuh ke samping.

Shuhang langsung menjulurkan tangannya untuk menopang gadis itu.

"Bagaimana kalau aku membantumu ke pintu masuk rumah sakit, dan mencari taksi untuk mengantarmu pulang?" Shuhang mencoba bertanya.

Gadis itu merenung, dan setelah beberapa lama, ia mengeluarkan 2 kata, "Terima kasih."

Song Shuhang terdiam sejenak dan tersenyum, "Terima kasih kembali."

Selagi ia membantu gadis berambut pendek itu keluar dari rumah sakit, Song Shuhang berencana mencarikan taksi untuknya.

Tapi, saat ia tiba di pintu masuk, ia tertegun.

Ada banyak taksi, tapi mereka tidak mungkin mendapatkan taksi.

Hari ini ada banyak pasien- saat taksi itu berhenti, penumpang akan langsung naik dan whoosh taksi itu langsung pergi.

"Bagaimana kalau kita pergi agak jauh, ke persimpangan tidak jauh dari sini? Seharusnya akan lebih mudah mencari taksi di sana." tanya Song Shuhang.

"Ya, tidak masalah." Balas gadis itu dengan lemas.

Jadi, Song Shuhang membantu gadis itu dari rumah sakit dan mereka menuju persimpangan tidak jauh dari rumah sakit.

Saat ini, rumah sakit Gedung 8B, di lantai 5.

Paman itu menghela napas panjang, dan membuka pintu kamar terakhir dengan tangan yang gemetar. Kamarnya kosong.

Paman itu yang penuh percaya diri… ketakutan.

Apa dia kehilangan jejak lagi?

Semua peramal itu penipu! Apa yang terjadi dengan orang yang ditakdirkan untuk ia temukan? Ia tidak bisa menemukan junior Klan Su sama sekali.

Dan penipu yang ia temukan hari ini membuang banyak waktunya! Jika penipu itu tidak merepotkannya, ia mungkin sudah menemukan junior Klan Su!

Lain kali ia bertemu penipu itu, ia pasti tidak akan membiarkan penipu itu berbicara. Ia akan menyerangnya dan memukul penipu itu.

Paman itu membayangkan wajah penipu itu di depannya. Ia mengepalkan tangannya dan meninju ke arah udara kosong, seakan pukulan itu mengenai wajah Shuhang!

Bisa dilihat, lain kali Shuhang dan paman itu bertemu, keduanya akan berdiam diri, saling menyerang dan saling memberikan 'Pukulan Perusak Muka Teman'- memukul adalah kewajiban mereka!

avataravatar
Next chapter