60 Takut dan... Kepuasan?

Translator: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

"Masuk." teriak Altar Master dengan suara rendah.

Namun, ia hanya mendengar suara "Dong" dari luar pintu, dan tidak ada suara lagi.

Altar Master mengerutkan keningnya dan mengambil pisau belati dari mantelnya. Dengan hati-hati, ia mendekati pintu dan melihat ke luar melalui lubang pengintip.

Diluar, bawahan yang ia kirim sedang bersandar di pintu, tidak bergerak. Tidak ada orang di belakangnya.

Apa ia berhasil?

Namun, Altar Master merasa ada yang tidak beres. Ia membuka pintu dengan cepat dengan ototnya yang dikencangkan, bersiap untuk berkelahi.

Ketika pintu itu terbuka, bawahannya yang bersandar di pintu, tiba-tiba terjatuh ke arahnya.

Altar Master menopangnya dan membawanya masuk ke kamar.

Sekali lagi ia memeriksa sekitarnya untuk memastikan tidak ada orang lain.

"Apa yang terjadi?" ia menatap bawahannya di pelukannya dan bertanya dengan kasar.

Bahkan sebelum ia selesai bertanya, Altar Master merasa sesuatu tidak beres dengan bawahannya ini, karena ia hanya berkedut dan terjatuh ke lantai dengan pelan.

Altar Master langsung menekan pergelangannya untuk memeriksa nadinya- dan ternyata nadinya berhenti dan tenaga dalam dan darahnya keluar berhamburan keluar dari celah jantung-nya… ia sudah mati! Tidak ada kata-kata terakhir!

Ia mengerutkan dahinya dan memeriksa tubuh itu.

Tidak luka atau tanda perkelahian di tubuhnya, hanya ada darah di penutup muka.

Dengan hari-hati Altar Master menyingkirkan penutup muka itu dengan pisau belati dan melihat wajah yang membiru dan aroma darah busuk keluar dari mulutnya.

Ada aroma dalam darahnya. Tiba-tiba Altar Master merasa pusing ketika ia menciumnya.

'Ini racun!'

Bawahannya diracuni sampai mati, dan racun ini sangat beracun! racun ini bercampur dengan darah mayat dan berubah menjadi berbahaya. Bahkan sekarang mencium darahnya bisa meracuni seseorang!

Altar Master cepat-cepat meminum obat penangkal dan mengalirkan tenaga dalam di tubuhnya untuk membuang racun dari tubuhnya.

Bahkan uapnya sangat beracun. Seberapa beracunnya racun yang asli ini?

Ternyata Song Shuhang bukan orang biasa.

Sial, 'mahasiswa baru di Kampus Jiangnan'? "Pemuda yang baru saja berumur 18 tahun'? 'Orang Tuanya masih hidup dan ia ramah ke semua orang'? Semua informasi itu salah.

Khususnya 'ramah ke semua orang'! Bagaimana bisa orang menggunakan racun yang mengerikan itu ramah?

Aku yakin Song Shuhang menggunakan informasi yang salah untuk menutupi identitas yang sebenarnya, dan hanya… merasakan kehidupan orang biasa!

Kurang ajar, kenapa dia membuat informasi itu begitu nyata? Sial!

"Sial, racun itu tidak keluar!" Altar Master menggertakkan giginya. Racun itu sudah berakar di tubuhnya dan sulit dikeluarkan. Jika ia ingin mengeluarkan racun-racun ini dari tubuhnya, ia mungkin perlu masuk pengasingan.

Tapi sekarang, ia tidak ada waktu.

Bawahan yang bodoh! Berani-beraninya ia datang kesini setelah terkena racun? Rekan seperti babi! Ia benar-benar menuntun jalan untuk musuh!

Mungkin Song Shuhang mengejar bawahannya sampai kesini.

Ia harus pindah dari sini!

Altar Master membereskan barang-barangnya secepat mungkin.

Sebelum ia pergi, ia menaburi bubuk pengurai mayat ke tubuh bawahannya untuk menghapus semua jejak-jejaknya.

Setelah selesai semua, Altar Master menutupi mulut dan hidungnya, lalu melompat keluar dari jendela. Ia melompat dari hotel ke dalam kegelapan malam.

Begini Rencana B. Setelah ia berhasil mengeluarkan racun di tubuhnya, ia akan mencari cara untuk menghubungi "Senior Song" ini untuk bertukar dengan roh hantu.

Malam… masih panjang.

Di kegelapan malam, ada seseorang yang sedang bersenang, ada seseorang yang sedang kesal, dan ada juga yang sedang sedih… Malangnya hidup ini!

❄❄❄

6 Juni, jam 5 pagi.

Song Shuhang Membuka matanya, bersemangat.

Lalu ia mengerutkan dahinya saat membuka matanya.

Setelah meminum ramuannya, semua inderanya berubah menjadi lebih tajam daripada orang biasa. Ada aroma darah yang samar-samar.

Juga, pintu kamar terbuka- di bulan Juni, Song Shuhang dan teman-temannya tidak akan pernah membuka pintu ketika mereka tidur, ada nyamuk berkeliaran di musim ini. Tidak ada yang tidur dengan pintu terbuka jika ia tidak ingin menjadi santapan nyamuk.

'Apa teman-temanku sudah kembali?' Song Shuhang heran

Namun, melihat sekitar, ia tidak menemui teman-temannya.

Melihat ke arah balkon, ia melihat pintu balkon terbuka juga.

'Apa ini pencuri?' Song Shuhang merasa gugup. Sebenarnya, di asrama laki-laki sudah biasa dengan pencuri, khususnya di lantai 2, itu kesukaannya pencuri.

'Ampun', Song Shuhang terkejut. Ia harus lebih waspada! di lemarinya, ada 32 porsi bahan-bahan ramuan1, yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Jika bahan-bahan ini dicuri, ia akan menangis sangat sedih.

Ketika ia bangkit, mata Song Shuhang tertuju ke lantai- ada pisau tanpa gagang tergeletak dilantai. Benda itu tajam seperti pisau cukur, berkilau dengan cahaya yang dingin.

Pisau yang tipis dan tajam tanpa gagang. Ini seharusnya digunakan dengan cara menjepitnya diantara jari-jari atau dengan alat lain. Diperlukan keahlian tertentu untuk menggunakan pisau semacam ini. Hanya para ahli yang bisa memegangnya. Pisau ini pasti bukan untuk memotong buah. Itu senjata yang berbahaya, membunuh tanpa mengeluarkan darah.

Pencuri tidak memerlukan dan tidak bisa menggunakan senjata khusus dan senjata berbahaya.

Di tambah, aroma darah di udara… ini bukan pencuri!

Jika bukan untuk mencuri uang, ia datang untuk membunuh seseorang?

Siapa yang ia akan bunuh?

Siapa kalau bukan…

Hanya ada dia seorang di kamar. Lebih lagi, teman-temannya hanya mahasiswa biasa, dan tidak menarik pembunuh.

Seseorang ingin membunuhnya!

Sesaat, Song Shuhang merasa jantungnya terhenti

Ia mengambil pisau itu, dipikirannya muncul segala macam pemikiran. Ia tidak bisa tenang.

Ketika seseorang itu datang untuk membunuhnya kemarin malam, ia tidur seperti kayu! Memikirkan ini, ia merasa takut. Meskipun ia tidak tahu mengapa pembunuh itu tidak membunuhnya, ia hampir terbunuh.

Meskipun ia baru memulai Foundation Establishment, ia masih mahasiswa biasa dua hari lalu. Itu akan terlihat aneh jika ia tenang setelah mengetahui seseorang mencoba membunuhnya!

Namun, Song Shuhang hanya mengizinkan dirinya panik selama tiga helaan napas, lalu ia memulai ❮Teknik Meditasi❯ dan memaksa dirinya untuk tenang.

"Aku tidak takut mati semenjak aku memilih untuk menjadi pendekar." Song Shuhang membuka matanya dan menjadi lebih mantap.

Saat ia berkata dengan keras dan menguatkan ketetapan hati sebagai pendekar, ❮Teknik Meditasi❯ yang ada di dalam tubuhnya mengalami penerobosan dan mencapai tingkat yang lebih tinggi. 'Jati Diri' nya yang ada di kesadarannya melebihi dunia manusia biasa. Ini bagaimana jati dirinya menemukan kembali dirinya. Ia bukan lagi manusia biasa, tapi seorang pendekar!

Ketika ia membuka matanya lagi, Song Shuhang menekan dadanya pelan.

Jantungnya… masih berdetak agak cepat, tapi ia tidak takut lagi.

Ia merasa sesuatu muncul dari lubuk hatinya- kepuasan!

Pembunuhan oleh orang yang ia tidak kenal dan perasaan ingin mati membuatnya merasa… agak senang!

Meskipun dirinya merupakan target pembunuhan, ia sebenarnya senang dan terhibur oleh sesuatu yang tidak akan terjadi kepada mahasiswa biasa.

Sesaat, Song Shuhang merasa agak tidak percaya, bertanya-tanya jika ada yang tidak beres dengan otaknya.

'Jika lelaki itu ingin mengambil nyawaku, mungkin… ia berhubungan dengan yang mencari informasiku pada hari lusa kemarin.'

Selagi ia merenung, ia memainkan pisau itu tangannya, bergerak seperti kupu-kupu menari.

Ia tidak terpikir dengan identitas orang ini ketika Zhuge Yue memberitahunya kalau ada orang yang mencari informasi tentang dirinya.

Pasti bukan anak berandal itu. Lagipula, mereka hanya pelajar biasa dan hidup di bawah peraturan. Itu Mustahil untuk mereka membayar seseorang untuk membunuhku hanya karena masalah kecil- jika anak berandal itu punya kekuatan itu, mereka akan menyatukan dunia dengan peraturan mereka.

Dan, ia mungkin bukan yang mengikuti Tabib, karena kebanyakan penguntit ingin meminta bantuan dari Tabib. Berpikir ekstrim, mungkin akan menculikku untuk menakut-nakuti Tabib, tapi kemungkinan itu terlalu kecil.

Lalu… itu pasti seseorang yang berhubungan dengan si Bulu Lembut. Song Shuhang mengeluarkan liontinnya, menatap batu itu.

Udara sejuk keluar dari batu itu secara terus menerus. yang membuat pikirannya jernih dan berisi dengan khayalannya.

Memikirkan si Bulu Lembut, Song Shuhang teringat sesuatu yang paling ia prihatin!

avataravatar
Next chapter