61 Senang Bertemu Denganmu, Namaku Song Shuhang

Translator: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Hari itu, saat di perjalanan dari menangkap roh hantu, si Bulu Lembut bilang kepadanya bahwa ayahnya mengurung roh hantu di 'Kuil Lampu Hantu'. Namun si Bulu Lembut menaklukkan dua roh hantu.

Roh hantu tidak bisa melahirkan, jadi dari mana roh yang lain muncul?

Mungkin dua roh hantu itu laki-laki dan perempuan. Mereka ditakdirkan bertemu meskipun mereka terpisah jauh, dan cinta terlarang antara keduanya?

Atau mungkin, seseorang sengaja menempatkan roh hantu di Kuil Lampu Hantu untuk merawatnya.

Jika yang pertama, itu tidak masalah.

Jika yang kedua, itu akan menjadi masalah!

Kalau dilihat, yang kedua kemungkinan besar itu benar.

'Jika yang kedua, apa dia ingin mengambil roh hantu dariku?'

Dunia pendekar selalu kejam.

Karena mereka memiliki kekuatan yang lebih hebat dari dunia biasa, pendekar yang hebat kesulitan untuk dikendalikan dengan peraturan dunia biasa.

Yang hanya terkendali hanya moral dan etikanya, dan dasar menjadi 'manusia'. Ketika moral dan etika tidak ada, penguasaan diri hilang, pendekar bisa menundukkan apapun.

Pembantaian, kekejaman, penindasan… menilai hidup manusia tidak berharga dan merusak… segala sesuatu dibuat bahaya dan kejam di dunia pendekar.

Kau mengambil hartaku, jadi aku akan membunuh seluruh keluargamu. Pendekar ekstrem yang dari sekte jahat akan melakukan seperti itu.

Song Shuhang yang belum menyelesaikan Foundation Establishment sudah ditunjukkan sisi kekejaman di dunia pendekar terlebih dahulu.

'Tentu saja, aku tidak bisa mengurangi kemungkinan yang terakhir.' Song Shuhang menggenggam batu itu. Kemungkinan yang terakhir adalah "harta dapat membangkitkan nyawa seseorang. "Ia tidak berusaha melindungi batu itu, dan orang yang ingin mengambilnya bisa melihatnya saat aku tidak waspada. Akhirnya, orang itu mulai berpikir untuk membunuhnya dan mencuri hartanya.

Jika itu benar tipe orang ini, lalu itu akan lebih mencelakai korbannya.

'Tapi, orang itu sudah masuk ke kamar, dan mendekati kasurku, jadi kenapa orang itu tidak melukaiku?' Pisau itu terjatuh di sebelah kasurnya; tidak ada alasan orang itu mundur saat keberhasilan sudah dekat.

'Apa ada orang yang melindungiku?' Song Shuhang mengingat aroma darah yang samar-samar.

Apa itu Senior Tabib?

Song Shuhang menaruh pisau itu dengan hati-hati, dan memutuskan untuk mengunjungi Tabib sebelum masuk kelas paginya.

Ia punya banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada Senior Tabib.

Lebih lagi, ia ingin bertanya cara untuk 'meningkatkan kewaspadaan' dan 'menyembunyikan harta'.

Setelah ia mandi, Song Shuhang mengambil pakaian yang ingin digunakan dan cepat-cepat keluar dari asrama tanpa sarapan.

Ketika ia keluar dari asrama laki-laki, ia melihat bayangan besar dari kejauhan, melambai ke arahnya.

"Shuhang." Bayangan itu mendekat, itu teman dari tadi malam, Nan Haomeng yang dihajar oleh Shuhang.

Song Shuhang berhenti dan menatapnya dengan ragu-ragu.

"Aku menemukan siapa yang mengincarmu." kata Nan Haomeng dengan pelan seraya ia mendekati Shuhang

Song Shuhang agak terkejut, "Kesigapan mu ternyata bagus, ini cepat juga."

Itu baru semalam, bukan?

"Itu harus. Di zaman serba cepat, jika kau tidak mempercepat kesigapan mu, kau akan tersingkir oleh dunia." kata Nan Haomeng tentang filsafat, tapi dilihat dengan bentuk tubuhnya, ada kejanggalan yang tak terucap.

Di kenyataannya, proses pencarian ini melampaui perkiraan Nan Haomeng. Ia hanya menyuruh kedua anak bodoh itu untuk mencari orang yang Song Shuhang inginkan, dan kedua anak itu dengan cepat mendapat berita tersebut.

Alasan utama karena mereka berdua melihat informasi tentang Song Shuhang setelah dihajar oleh Song Shuhang. Dengan alasan ini mereka cepat menemukan targetnya.

"Siapa itu?" Song Shuhang benar-benar memerlukan informasi ini sekarang.

"Orang itu adalah mahasiswa dari kampus kita, Lin Tao, mahasiswa tahun ke 3 jurusan Finance yang tinggal di asrama. Asramanya tidak jauh dari sini, mau kesana?" balas Nan Haomeng.

Song Shuhang mengerutkan dahinya. Bukan orang asing, tapi mahasiswa dari kampus?

Tapi ia sadari orang yang mengincarnya itu tidak bodoh untuk melakukannya sendiri. Sekarang, dengan sedikit uang, orang bisa menyuruh orang lain untuk mencari informasi dengan mudah.

Dia yang ditunjuk untuk melakukannya

Song Shuhang melihat jam, "Masih pagi, ayo kita ke sana."

Dengan begitu, Song Shuhang mengepalkan tangannya dengan kencang.

Asrama laki-laki jurusan Finance.

Jarang Lin Tao bangun pagi. Dia sedang senang selama dua hari terakhir ini. Kemarin pagi, orang yang kaya raya berkacamata memberikannya uang yang cukup untuk menutupi kebutuhannya dalam setahun dan meminta untuk menyelidiki mahasiswa Kota Kampus Jiangnan yang bernama Song Shuhang.

Kata orang itu, putrinya sudah dekat dengan mahasiswa yang bernama Song Shuhang belakangan ini. Dia agak kuatir, jadi ia menyuruh Lin Tao untuk memeriksa informasi tentang Song Shuhang.

Saat Lin Tao mendengarnya, ia tahu ia ditipu. Tapi, melihat uang sebanyak itu, ia berpura-pura percaya orang itu.

Tidak ada orang yang menolak tawaran itu, dan itu hanya mencari informasi mahasiswa yang mudah seperti mengangkat tangan. Jadi, ia menerima uang itu, dan mencari informasi tentang Song Shuhang.

Dengan keberuntungan yang tidak disengaja, Lin Tao hidup dengan nyaman selama 2 hari terakhir ini.\

"Tok Tok," suara ketukan terdengar dari arah pintu.

"Permisi, apa ada Lin Tao disini?" suara lembut terdengar dari luar pintu; dari suaranya, orang ini terasa ramah.

'Siapa yang mencariku pagi-pagi? Lin Tao ragu-ragu tapi masih membukakan pintu.

Saat ia membuka pintu, Lin Tao merasa ada bayangan hitam yang pekat di depan matanya. Teman yang tingginya 2meter seperti menara, itu berdiri tanpa ekspresi di depan pintu, penuh perasaan menekan, itu membuatnya ketakutan.

Tanpa sadar, ia ingin menutup pintu.

"Kau Lin Tao?" suara lembut terdengar lagi.

Saat ini, Lin Tao sadar ada seseorang disebelah orang itu.

Setelah melihat orang ini, ketegangan Lin Tao berkurang sedikit, "Iya itu aku, ada apa?

"Senang bertemu denganmu, namaku Song Shuhang." ekspresi ramah Song Shuhang menghilang.

Song Shuhang, nama yang akrab…?

Oh sial, bukankah orang kaya yang menyuruh aku untuk mencari informasi orang ini?

Lin Tao langsung tersadar sesuatu tidak beres. Cepat-cepat ia melangkah mundur, meraih gagang pintu untuk menutupnya.

Tapi, Song Shuhang menahan dan mendorong pelan pintu itu, "Sepertinya, Lin Tao mengenalku."

Lalu, Lin Tao sadar pintu di tangannya tidak bergerak sama sekali.

Ia ketakutan, kekuatan macam apa ini? Lelaki ini jelas-jelas tidak terlihat kuat sama sekali, tapi ia menahan pintu dengan satu tangan. Lin Tao menggunakan seluruh tenaga dan bahkan tubuhnya, tapi pintu itu tidak bergerak sedikitpun.

"Dari reaksimu, sepertinya aku menemukan orang yang tepat. Jadi Lin Tao, kau ingin mengobrol denganku, atau kau ingin mengobrol dengan tanganku?" kata Song Shuhang dengan tekanan disetiap kata; bahkan ia akan sangat marah karena seseorang menjual informasi tentang dirinya, hampir terbunuh.

Karena informasi ini, teman-teman dan kerabatnya mungkin akan terlukai atau bahkan terbunuh! Jika ia tidak marah, ia akan menjadi penyelamatan dunia.

Sesaat, Song Shuhang terpikir untuk langsung menghajarnya habis.

"Jangan lakukan hal bodoh, ini kampus. Jika kau lakukan hal bodoh, tidak ada yang bisa terhindar dari hukumannya."

"Terimakasih peringatannya." Song Shuhang mengangguk, "Jadi, Lin Tao, apa kau tidak akan pernah keluar dari kampus ini seumur hidupmu?"

Jika kau keluar dari kampus, lalu kau akan berbicara dengan tanganku- Lin Tao itu tidak bodoh, bagaimana ia tidak mengerti arti dari kata-kata itu.

"Ayo cari tempat untuk mengobrol. Aku janji akan memberitahumu semuanya yang kutahu." Lin Tao tersenyum kecut; sudah diduga, keserakahan adalah yang paling buruk diantara tujuh dosa.

Song Shuhang melepaskan tangan kanannya yang menahan pintu, berbalik dan berjalan menuju atap.

Saat ini, Lin Tao benar-benar ingin menutup pintu, dan memanggil guru pengawas asrama, untuk minta bantuan. Tapi, melirik teman yang disebelahnya, ia menelan air liurnya dan memutuskan untuk mengurungkan niatnya.

avataravatar
Next chapter