Thea menghela nafasnya. Memperhatikan Marvin yang tampak sedang kesepian. Dia melangkah maju, mendekat dan mengusap rambut pemuda itu. Marvin hanya memperhatikannya tanpa banyak bicara. Matanya menatap nanar Thea dengan seksama, menangkap rasa kasihan di sana.
Di kasihani orang rasanya memang menyakitkan. Apalagi saat seseorang bertahan hanya karena rasa sialan itu, maka hancur sudah semuanya. Meski begitu, melepaskan tak semudah yang dibayangkan. Bahkan mungkin lebih menyakitkan daripada menerima rasa kasihan dari orang lain.
Marvin terdiam. Menangkap tangan Thea dan menggenggamnya sangat erat. Dia tertawa, memecah keheningan dan suasana sedih yang ada.
"Sudah sore, biar ku antar pulang." Kata Marvin.
Thea tersenyum, mengangguk antusias dan keluar dari kamar Marvin.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com