webnovel

Part 3

06.45

Pagi yang gerah dan menyebalkan. Seorang pelajar yang menggerutu didalam hatinya karena dia harus terjebak macet di jalan raya yang sangat ramai pengendara ini. Ia sedang berada di atas motor seorang ojek online. Ayahnya sudah berangkat kerja meninggalkannya, Syila maklum semua hal menyebalkan ini salahnya karena telah bangun kesiangan. Memang saat ini adalah waktu hampir semua orang memulai aktifitasnya. Syila hanya bisa pasrah jika di hari pertama ia bersekolah di sekolah barunya harus terlambat dan memberikan kesan kurang bagus di mata gurunya atau mungkin teman-teman barunya nanti. Dia harus benar-benar merubah kebiasaan bangun siangnya dan kenapa juga jarak sekolah dengan rumahnya sangat jauh sekali. Menyebalkan.

Ah iya saat ini Syila, siswi 16 tahun yang berarti sudah menempati bangku kelas 2 SMA, hari ini baru saja berpindah ke sekolah barunya di salah satu kota besar di Jawa Timur. Alasan klasik memang, ia pindah ke kota ini karena urusan bisnis Ayahnya yang mengharuskan ia ikut menetap di kota ini mungkin untuk waktu yang lama, entahlah.

Tepat pukul 07.30 Syila sampai di depan gerbang sekolah barunya. Sudah pasti gerang sudah ditutup, di sekeliling pun sangat sepi tidak ada lalu lalang murid atau karyawan sekolah. Syila berjongkok di samping gerbang bingung bagaimana iya bisa masuk ke dalam. Tidak ada siapapun yang bisa diajak bicara atau dimintai tolong. Mau pulang sangat nanggung dan malas baru saja ia sampai setelah melewati kemacetan tadi yang lama. Saat ia menggerutu sendiri, tiba-tiba ada seorang satpam yang membuka sedikit gerbang sekolah dan menghampirinya. Satpam itu dengan muka kurang ramah mengajakku bicara. Ia seperti kurang suka menanggapi siswi terlambat sepertinya, mana ia hanya sendirian. Malu Haha. Raut muka Satpam itu sedikit bingung ia tidak pernah melihat Syila bersekolah di sini. Syila menjelaskan bahwa ia adalah murid baru dan ini hari pertamanya masuk sekolah di sini, barulah satpam menyuruhnya masuk dan mengantarkannya ke Ruang Guru.

Sesampainya di ruang guru, Syila ditanyai seorang guru perempuan yang usianya tidak lagi bisa dikatakan muda tentang berkas identitas dan surat kepindahannya. Pada akhirnya Syila mengetahui yang menanyainya tadi adalah wali kelasnya. Namanya Bu Endang. Syila bersyukur mendapat wali kelas yang baik, mengetahui ia terlambat di hari pertamanya Ibu ini tetap ramah kepadanya dan mengantarkan ke kelas barunya.

Syila dan Bu Endang berjalan beriringan menuju ke kelas Syila yang katanya ada di lantai dua gedung sebelah barat. Syila mendengarkan Bu Endang menjelaskan secara umum sekolah ini kepadanya yang sambil menoleh ke kanan dan ke kiri memperhatikan begitu luasnya sekolah ini sepertinya lebih luas sekolah barunya dibanding sekolah lamanya. Fasilitasnya juga sangat lengkap, tapi terlalu banyak ruangan dan lorong. Akan sangat melelahkan jika ia mencari suatu ruangan ia malah tersesat. Sepertinya Syila membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menghafalkan nama dan letak seluruh ruangan yang ada di sekolah ini belum lagi juga menghafalkan guru-guru dan menanggapi murid-murid disekolah ini. Membayangkannya saja sudah sangat merepotkan. Dan semoga saja tidak ada hal yang menyebalkan lagi hari ini karena jujur moodnya masih kurang bagus mengingat tadi dia terjebak macet dan terlambat datang ke sekolah. Melelahkan.

Sesampainya di kelas yang dimaksud, Bu Endang meminta izin kepada guru yang sedang mengajar untuk memperkenalkan seorang murid baru di kelas itu. Jujur saja Syila sedikit kurang nyaman untuk hal-hal seperti ini. Pasti ia akan terlihat kikuk saat sesi perkenalannya.

"huuuwu"

......

"manis rekk"

........

Suasana yang mulanya sunyi menjadi sedikit riuh ketika Syila masuk ke dalam kelas.

"Hai, nama saya Syila. Hm.. Saya baru pindah dan hari ini adalah hari pertama saya di sini. Mohon bantuannya temen-temen. Trimakasih"

Mulai banyak yang berbisik-bisik dengan sebangkunya yang jelas sedang membicarakan anak baru ini.

Syila berjalan menuju ke tengah deretan bangku setelah gurunya memberitahu kursi kosong untuk Syila tempati. Lalu pelajaranpun berjalan kembali.

"Hai, kenalan dong. Aku Indah, jangan sungkan kalo mau tanya-tanya, ya"

Seorang gadis yang berada di samping Syila mengajaknya berbicara dengan senyum lebarnya dan mengulurkan tangan untuk berjabatan dengannya. Syila menoleh kepadanya memperhatikan sekilas seseorang yang baru saja mengajaknya berbicara ini. Senyum manis dengan suara lembut tubuhnya ramping sedikit berisi dan rambutnya lurus terurai sampai ke punggung. Sesuai namanya, Indah. Batin Syila mendiskripsikan orang di sampingnya itu.

"Makasih Indah, karena kamu udah nawarin ntar aku ngerepotin kamu ya haha"

Syila balas menjabat tangan Indah dan berusaha tidak begitu canggug. Okay, teman pertama yang semoga saja baik dan sabar menghadapi Syila kedepannya.

Mereka kembali fokus ke pelajaran yang sedang berlangsung.

Tringg ~ Trringg ~

Selang beberapa jam, tiba waktuistirahat. Saat bel istirahat berbunyi, mulai banyak murid yang berhamburan keluar kelas menikmati waktu istirahat. Ada juga yang tetap berada diruang kelas atau ke perpustakaan, tetapi yang pasti tempat paling ramai adalah kantin sekolah. Hampir seluruh penghuni sekolah ini menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin termasuk Syila dan Indah yang baru saja duduk di bangku paling ujung kantin setelah mengantre bakso.

"Syila, kamu kok putihan gitu makan baksonya? Aneh banget, emang enak gitu doang?"

Indah merasa aneh melihat Syila yang menikmati baksonya tanpa kecap atau saos seperti kebanyakan orang biasanya makan bakso.

"Haha iya. Emang udah kebiasaan gini kalo makan yang berkuah palingan aku tambahin sambelnya aja nih yang banyak."

"Kuat pedes ya kamu, La. itu banyak banget sambelnya gilak. Bisa nih diajakin hunting seblak bareng"

"Mau dong diajakin nyari seblak yang manteb. Apa aja deh makanan yang pedes-pedes."

"Gampang. Kamu masih baru kan ya di sini, ntar aku ajak muter-muter njajan enak."

"Thanks ndah, Sekalian dibayarin lebih seneng lagi aku hahaha."

"Eits.. aku belum kaya La, uang saku pas-pasan. Kalo cilok depan sekolah aja sih aku bayarin tuh lima ribu dapet banyak hahaha."

"Bercandaaa.. gampang deh ntar aku traktir dikit-dikit. Yaa, hitung-hitung ucapan terimakasih udah jadi temen pertamaku disini. Itu kalo kamu jadi ngajakin jalan-jalan sih."

"Asikk.. dapet temen anak orang kaya nih hahaha..."

"Apaan sih ndah.. ngga gituu. Biasa ajaa."

Selama hampir 30 menit mereka berdua mengobrol sambil memakan bakso yang mereka beli tadi. Saling mengenal hal-hal kecil dan bercanda menghilangkan rasa kaku diantara mereka berdua.

Setelah selesai makan, mereka berjalan menuju kelas sambil Indah mengenalkan tempat-tempat yang ada di sekolah mereka. Beberapa anak juga menyapa ketika berpapasan. Ada sekedarnya saja menyapa dengan raut muka mereka yang terlihat sedikit bingung ketika melihat Syila. Mungkin karena mereka belum pernah melihatnya dan tidak tahu jika Syila adalah anak baru di sekolah ini. Ada juga yang langsung mengajak kenalan, terutama anak-anak cowok. Hm, biasalah anak cowok kalau penasaran langsung gerak gesit. Dan salah satunya adalah Randy, Adit, dan Fahmi. Tiga cowok yang ikut berjalan berdampingan bersama Indah dan Syila sekaligus kenalan dan mengobrol random.

"Jadi ini anak-anak dari kelas sebelah kita, la. Ini Randy, Adit, sama Fahmi." Indah menunjuk satu per satu mengenalkan mereka bertiga kepada Syila.

"Halo, aku Syila." Syila menyebutkan namanya dengan sedikit tersenyum ke mereka. Lalu mereka saling berjabat tangan.

"Gimana hari pertama di sekolah, La?" Adit bertanya ke Syila.

"Seneng sih, suasananya enak. Anaknya banyak yang welcome." Jawab Syila sambil tersenyum ke Indah. Syila bersyukur kenal dengan Indah yang selalu mengajaknya berbicara dan mengajaknya berkeliling sekolah.

"Syukur deh kesan pertama dihari pertama baik." Fahmi yang barusan berbicara.

"Hm.. nggak juga sih. Tadi pagi sempet kesel banget pas berangkat kena macet terus telat masuk ke sekolah." Timpal Syila teringat kejadian menyebalkan yang ia alami tadi pagi.

"Wah.. hari pertama udah telat masuk sekolah." Randy bertepuk tangan dan sedikit tertawa.

"Lagian kamu kenapa bisa kena macet terus dateng telat sih la?" tanya Indah.

"Bangun kesiangan hehe" jawab Syila jujur sambil menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. Malu juga ternyata.

"Parah-parahh"

Teman-teman Syila hanya geleng-geleng kepala mendengar alasan Syila barusan.

Mereka terus mengobrol banyak hal selama di lorong menuju kelas. Ketika sampai di depan kelas, Indah dan Syila berpisah dengan ketiga cowok tadi dan masuk ke kelas masing-masing.