webnovel

Spread Wings

Di sudut yang tanpa disadari, di tempat sepi yang jauh dari keramaian kota, seorang laki-laki setengah baya menderita kerugian besar di tubuhnya. Kedua tangan ditekan ke belakang oleh tangan kokoh, kaki menekuk ke tanah, dan kepala menunduk dalam-dalam. Sudut bibir terkoyak memudahkan darah mengalir, wajah keriput diisi luka-luka lebam yang dalam hingga kebiruan, beberapa titik mengeluarkan noda merah.

Seorang laki-laki dengan perawakan besar menahan tangan paruh baya itu sementara satu lainnya lebih kecil berulang kali memukul bagian vitalnya. Dua orang itu terus-menerus melayangkan pertanyaan yang sama, "Di mana bajingan itu menyembunyikan peti hartanya, huh?"

Laki-laki paruh baya itu enggan mengatakan apa-apa, menutup erat mulutnya dan tidak membiarkan satu kata pun lolos selain suara erangan kesakitan. Sebagai anggota gangster tertua, dia tidak mungkin mengkhianati tuannya. Tubuh dan harga dirinya bukanlah sesuatu yang mahal, tidak seberharga peti harta sang tuan.

"Bajingan tua, cepat katakan atau kamu sudah tidak menginginkan salah satu kakimu lagi!"

"Jangan berharap aku akan mengkhianati tuanku!"

Laki-laki elegan dengan wajah rupawan berdiri kokoh di depannya, sebatang rokok terselip di bibir tipis yang indah, salah satu tangan tenggelam di dalam saku. Senyum di bibirnya dangkal berbeda dengan tatapan mata yang dalam memberikan rasa dingin yang tajam. Rambut hitamnya disapu ke belakang sehingga menampilkan kening sempurna dan menonjolkan hidung mancung serta garis rahang tegas.

Postur tubuh yang menarik dengan otot-otot proporsional disembunyikan baik oleh kemeja hitam, membuat siapa pun yang melihat akan tergoda karena tampilan biasa saja. Namun, ketika menatap langsung pada manik mata hitam kebiruan, energi dingin yang kejam segera melunturkan keberanian orang-orang.

"Xiao Bai, jangan buang-buang waktumu, lakukan sesuai gayamu."

He Xihuan kehabisan kesabaran. Melempar sisa rokok ke tanah dan menginjak bara api hingga padam. Tatapan matanya malas ketika melihat seorang bocah 17 tahun yang dipanggil Xiao Bai masih memainkan permainan ringan. Sebelum dia mengambil langkah maju, ingin melakukan kesenangan sesuai kebiasaan mereka, seruan nyaring terdengar dari sudut lain jalan kecil.

Seorang laki-laki berlari kencang, wajahnya memerah dengan napas tersengal-sengal. "Huan Ge, Tuan Feng menyuruhmu kembali secepatnya. Dia memiliki pemberitahuan penting!"

Dilihat dari bagaimana reaksinya, sudah jelas bahwa masalah ini tidak sederhana. He Xihuan tidak mungkin melewatkan panggilan dari Feng Yu, ketua kelompok triad Fenghuang. He Xihuan tidak benar-benar menjadi bagian Fenghuang, tetapi dia dikenali sebagai anak lain dari Feng Yu sehingga kedudukannya di mata anggota Fenghuang cukup tinggi. Selain itu, He Xihuan juga merupakan anggota muda terkuat bahkan mengalahkan penerus resmi Fenghuang, Feng Jieru. Meski begitu hubungan antara He Xihuan, Feng Jieru, dan Feng Ruo selalu baik bahkan melebihi hubungan persaudaraan darah.

Ketika ibunya meninggal dunia Feng Yu menjadi penolong He Xihuan, dia menawarkan kekuatan dan kekuasaan untuk melawan orang-orang yang menyebabkan penderitaan kepada ibunya. Feng Yu juga satu-satunya orang yang mengetahui identitas asli He Xihuan dan mengajarkan bocah itu banyak, bukan hanya mengenai kekuatan fisik saja, juga kemampuan otak.

He Xihuan dapat dengan mudah beradaptasi dengan berbagai situasi, kemampuan berpikirnya juga jauh dari kata baik, itulah mengapa dia cukup disenangi banyak anggota Fenghuang terlebih ketua dan wakil ketua, juga dewan-dewan Fenghuang. Namun, dia tidak memiliki keinginan untuk menjadi penguasa kelompok itu, ambisinya jauh lebih besar dari sekadar menjadi pemimpin kelompok yang sudah dikenal.

"Huan Ge, bajingan tua ini serahkan padaku, aku akan menyelesaikannya dengan cepat. Kamu pergilah temui ketua!" Xiao Bai berteriak senang. Tanpa campur tangan He Xihuan, dia akan mendapatkan beberapa ketenaran.

Senandung ringan terkesan dingin diberikan He Xihuan sebagai jawaban. Dia melirik sekilas pada Xiao Bai yang bersemangat sebelum melenggangkan langkah lebar meninggalkan tempat itu. Lagi pula, isi peti harta yang sejak awal diperebutkan hanya beberapa serbuk ilegal. Xiao Bai dapat menanganinya dengan baik.

Tempat tinggal Feng Yu tidak kecil meski tidak sebesar milik konglomerat atau pengusaha-pengusaha kelas atas. Keluarga Feng sendiri didukung oleh sumber daya yang baik, ada beberapa bisnis bar di kota-kota besar di China. Salah satu yang terbesar ada di Shanghai, tempat mereka saat ini. Alasan mengapa Fenghuang menjadi salah satu kelompok triad terbesar juga karena dukungan sumber daya tersebut, ada juga beberapa kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar.

He Xihuan memasuki rumah keluarga Feng yang sudah sangat akrab baginya, tanpa panduan dari siapa pun, dia dapat menemukan ruangan Feng Yu. Ruangan itu cukup luas dengan warna dasar putih sedangkan furniturnya berwarna hitam dan merah. Ada meja berbentuk lingkaran di salah satu sudut, di situ Feng Yu tengah menyeruput tehnya bersama seorang pemuda belasan tahun yang membantu menuangkan teh.

"Halo, Tuan Feng," He Xihuan menyapanya dengan sopan membuat Feng Yu mengangguk puas.

"Duduklah dan minum teh bersamaku."

He Xihuan patuh mengikuti intruksi, duduk di sisi lain Feng Yu. Pemuda belasan tahun yang bersama mereka, Feng Ruo menuangkan teh ke dalam cangkirnya dan berkata dengan semangat, "Huan Ge, kamu datang terlambat, tapi aku akan memaafkanmu karena telah menyelamatkanku dari omelan ayah."

Di detik berikut kipas lipat dengan lukisan burung phoenix mendarat di kepala Feng Ruo dan amarah Feng Yu lepas kendali. "Kamu bocah bau, sudah berapa usiamu, mengapa masih kekanakan?"

Lalu perdebatan antara anak-ayah terjadi seperti biasanya. Feng Ruo memang memiliki sifat yang bertentangan dengan kakaknya, Feng Jieru. Meskipun sikapnya kekanakan dan sulit diatur, Feng Ruo sangat cocok menjadi pengurus Fenghuang bagian dalam selanjutnya, berbeda dengan Feng Jieru yang pandai mengambil hati orang-orang di luar dalam berbisnis.

Setelah perdebatan selesai dan Feng Ruo sepenuhnya dibungkam, Feng Yu benar-benar memasang wajah paling serius. Ketika berekspresi seperti itu, siapa pun tidak berani menginterupsinya termasuk wakil ketua.

"Xihuan, kamu sudah berusia dua puluh satu tahun, usia emas yang cocok untuk melakukan hal-hal besar. Sudah saatnya kamu mewujudkan ambisimu. Di Los Angeles, kelompok kita membutuhkan ketua baru. Ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan banyak koneksi dan lebih dekat dengan banyak kelompok mafia di daratan Amerika."

He Xihuan mengerti maksud pembicaraan ini sehingga ia menganggukkan kepal dengan patuh. Tentu bukan jenis kepatuhan seorang bawahan, tetapi karena dia memahami statusnya. Dia sudah lama memikirkan masalah ini, jika ingin mewujudkan ambisinya, dia tidak bisa tetap di negara ini. Amerika adalah tempat paling baik untuk berkembang dan mengumpulkan banyak rekan.

Dia harus membalas kehidupan buruk yang dialami ibunya, ketidakadilan selama ini, dan kematiannya. "Tuan Feng, aku akan pergi ke sana dan mengikuti instruksimu."

Feng Yu mengangguk puas, dia bengkit berdiri untuk menepuk pundak He Xihuan sebelum membawa langkah ke sisi lain ruangan untuk lanjut membuat kaligrafi China.

Next chapter