webnovel

Pertama Mengajar

"Siapa itu? Apa murid baru?"

"Dia mungil hahaha."

"Sebenarnya dia imut, tapi dia juga menyeramkan bukan?"

"Wajahnya seperti familiar! Ah benar~dia mirip seperti guru rhyst!"

Itulah yang murid-murid katakan mengenai nyx yang berjalan dilorong kelas menuju ke ruangannya. Dia pergi bersama jason dan entah siapa orang ini. Yang jelas dia salah satu murid disini.

"Disini ruangannya!" Ujar murid laki-laki itu dengan dingin pada nyx dan jason.

"Baik, terimakasih!" Jason yang menjawabnya, karena dialah yang meminta bantuan pada murid itu.

"Heh!" Panggil murid itu agak membentak.

Nyx hanya meliriknya, menunggu apa yang hendak murid itu katakan.

"Kau murid baru disini?" Tanya murid itu dingin, terkesan sinis.

"Sopanlah pada gurumu, Matt!" Ujar nyx yang selanjutnya memasang senyum tipis. Senyumannya lebih ke meremehkan dibandingkan dengan ramah.

"HAH?!" Matt terkejut mendengarnya. wajar saja dia terkejut, nyx itu masih muda.Bagaimana mungkin umur gurunya itu ada dibawahnya?.

Bukan matt saja, murid lain yang mendengarnya pun ikut terkejut.

"Selamat datang, nyx!" Ujar kakaknya dengan bersemangat saat nyx dan jason masuk ke dalam lalu memeluknya erat.

"Kau bisa membunuhku, kak!" Nyx merasa sesak karena menerima pelukan dari kakaknya.

"Maaf maaf~" Lalu akhirnya dia melepaskan pelukannya.

"Ini kosong sejak lama, tapi karena tempatnya bagus maka aku memilihkan ruangan ini untukmu! Aku sudah membereskannya, jadi tinggal kau tempati saja!" Lanjut kakaknya dengan bangga.

Tak heran dia merasa bangga, karena perkataannya itu benar. Ruangannya cukup besar dan terang.

Ada meja, kursi dan rak buku didalamnya. Terdapat pintu berwarna hitam juga disamping rak buku.

"Itu pintu untuk apa?" Tanya jason penasaran.

"Nahh, ini dia bagian terbaiknya!" Rhyst membuka pintu berwarna hitam itu, menampilkan sebuah kamar.

Terdapat ranjang berukuran besar, rak, nakas, dan kursi empuk berukuran panjang. Ada jendela besar juga yang mengarah ke hutan disamping sekolah.

"Hebat!" Puji jason saat melihat ke sekeliling ruangan.

"Lalu jason akan tidur dimana?" Tanya nyx yang merasa janggal.

"Astaga!" Jason pun menyadarinya.

"Tentu saja denganmu! Pikirmu untuk apa aku menyediakan ranjang berukuran besar? Selamat bersenang-senang~" Sebelum keluar ruangan, dia menepuk pundak jason 2 kali lalu tersenyum manis pada nyx.

Aku tahu dia punya niat jelek, batin nyx sebal.

Tapi menurutnya itu tak masalah, lagipula dia sudah beberapa kali tidur bersama dengan jason dalam satu ranjang. Dia juga yakin jason tidak akan berbuat hal mesum padanya.

"Setidaknya kakak menyiapkan ranjang besar! Bereskan barang-barang bawaan kita!" Titah nyx kemudian pergi keluar.

"Kita?" Ujar jason membeo.

"Kenapa aku malah malu?!" Lanjutnya yang kemudian berjalan menuju barang bawaan mereka yang disimpan didekat pintu kamar.

»»————>❁❁❁<————««

"Cepat bersiap dan pergi ke tempat latihan!" Titah nyx saat dia berada didalam kelas.

Dia langsung menyuruh muridnya untuk bersiap, tak berniat memperkenalkan diri. Setelah berkata seperti itu, dia langsung pergi ke tempat latihan tanpa menunggu mereka.

"Kenapa malah dia yang menggantikan guru Theo?!" Tanya seorang gadis agak kesal melihat kelakuan nyx.

"Perasaanku tak enak!" Ujar temannya merinding.

"Sudahlah! Cepat bersiap!" Titah ketua kelas.

Seselesainya bersiap, mereka bergegas menuju tempat latihan. Nyx pun telah mengganti pakaiannya dengan pakaian latihan yang serba hitam.

Siapapun yang melihatnya pasti terpukau. Pakaian serba hitam yang dia pakai itu pas pada tubuhnya, menampilkan bentuk tubuh miliknya yang sempurna.

"Aku ingin lihat apa yang kalian pelajari dari guru theo! 5 orang bergantian menggunakan senjata panahan!" Ujar nyx dengan dingin.

"Hah~ itu mudah!" Ujar salah satu pria dengan sombongnya.

"Buktikan kalau itu mudah!" Balas nyx sambil tersenyum sinis. 5 orang maju ke depan dengan bergantian.

Hanya sedikit dari mereka yang melakukannya dengan benar, sisanya? Hanya sifat sombong yang mereka miliki.

"Mudah? Bahkan kau tidak mengenai papannya!" Ejek nyx pada pria yang dengan sombongnya menyebutkan itu mudah.

"Ck! Memangnya kau bisa gadis kecil?" Ejek pria itu kembali.

"Gadis kecil yang jenius maksudmu? Untuk apa aku jadi seorang guru kalau menggunakan senjata saja tidak bisa?"

Setelah itu nyx menunjukkan cara menggunakan senjata panah pada muridnya. Meski emosinya sedang tidak stabil, tapi dia berhasil mengenai papan tepat ditengah.

"Ajari mereka! Kita akan melakukan ini terus sampai semuanya bisa menggunakan senjata panahan dengan benar!" Titah nyx pada murid yang berhasil melakukannya.

Dia duduk santai melihat semua muridnya yang sedang belajar menggunakan senjata dengan benar.

"Guru tidak mau memperkenalkan diri pada kami?" Tanya ketua kelas dengan polosnya.

"Nyx!" Jawab nyx dengan sangat singkat. Tapi yah, setelahnya dia tersenyum tipis.

"Namamu bagus! Aku Lea!" Bukan ketua kelas, melainkan muridnya yang lain. Gadis itu memperkenalkan dirinya dengan senyum ceria.

"Aku Bryan!" -Ketua kelas. Alhasil yang lainnya ikut memperkenalkan diri.

Pria sombong yang tadi itu bernama Corben, namanya berarti gagak. Cocok dengannya, pikir nyx.

Setelah acara memperkenalkan diri, mereka kembali fokus dalam kegiatan belajar. Nyx hanya memperhatikan mereka sambil sesekali menyebutkan nama murid yang berhasil melakukan praktek.

Hal yang merepotkan itu, hanya corben yang tidak berhasil. Beberapa kali dia gagal dalam melakukannya, corben pun agak kesal dengan hal itu.

Bahkan tangannya sampai terluka karena terkena ujung dari busur. Daripada berlama-lama disini, nyx akhirnya memutuskan untuk mengajarinya langsung.

"Apa masalahmu sebenarnya?" Tanya nyx yang berjalan ke arah corben.

"Dia tak benar-benar mengajariku!" Jawab corben sambil menunjuk murid pria yang mengajarinya.

"Kenapa malah menyalahkanku? Yang lain kuajari baik-baik saja!" Protes yang ditunjuk.

"Pegang panah dengan benar! Posisimu saja salah! Dekatkan pada pipimu agar kau mudah membidiknya, pegang busurnya yang benar, lakukan dengan serius!" Titah nyx sambil membenarkan posisi dan caranya memegang panah.

Posisi mereka sangat dekat. Jika nyx tipe wanita yang mudah jatuh cinta, mungkin sekarang jantungnya berdegup kencang dengan pipinya yang tersipu.

Tapi nyx bukan tipe wanita yang seperti itu. Justru sekarang corben-lah yang salah tingkah dibuatnya.

"Lihat titik tengah pada papan, jika menurutmu sudah tepat maka kau tinggal melepaskan busurnya!" Ujar nyx dengan nada santai.

"Hah?!!" Corben malah terkejut mendengarnya.

"Apa? Kau tidak fokus hah?!" Bentak nyx.

"Tidak, bukan begitu!" Elak corben.

"Lakukan!" Titah nyx dingin, corben menurut padanya. Dia melakukannya tepat seperti yang nyx bilang.

"Lihat! Kau hanya perlu fokus dan jangan kehilangan kesabaran!" Ujar nyx menasehatinya.

"Corben mendapat nilai terendah saat ini, di lain kesempatan lakukanlah dengan benar! Jangan menyusahkanku!" Setelah itu nyx pergi meninggalkan muridnya yang masih ditempat latihan.

"Ayo kembali ke kelas!" Ajak bryan pada teman-teman sekelasnya.

"Kupikir dia akan lebih keras dari guru theo!" Ujar salah satu murid laki-laki.

"Beruntunglah dia orang yang tidak mudah marah!"

"Tidak mudah marah? Barusan dia membentakku!" Protes corben.

"Itu karena kau saja yang bodoh!" Ejek bryan. Temannya yang lain meng-iya-kan hal itu dan tertawa bersama.

"Ini curang!" Ujar corben kesal.

»»————>❁❁❁<————««

Next chapter