webnovel

Gita Cinta Gladys Dan Rahmat

Sinar matahari pagi merambat masuk dari balik tirai yang sedikit terbuka dan menerangi hampir seluruh ruangan. Lampu tidur disebelah masih menyala. Rasanya tidak ingin bangun dan memulai hari. Siapapun pasti ingin berlama lama bermalasan di kasur yang empuk dan wangi. Hhhmmm...sedetik kemudian mata Metta terbuka perlahan mencoba menyesuaikan dengan cahaya di ruangan. Namun sepertinya ada seseorang yang sedang duduk di depannya, bayangan seseorang dengan memakai setelan jas lengkap. Tunggu dulu, apakah itu seorang pria. Ia sedang duduk di sebuah kursi namun pandangannya menengok ke arah samping. Ia sedang melihat keluar. Tapi dia siapa?

Andromeda_Venus · Urban
Not enough ratings
381 Chs

20

Sofia tidak percaya melihat keberanian Hera masih memiliki malu untuk muncul di depan rumahnya. Tanpa basa basi, Sofia langsung menghardik Hera di depan pintu.

"Ngapain Nenek kemari!" Sofia bicara dengan nada tinggi. Hera terlihat merasa bersalah karena Fey, putranya akhirnya meninggal.

"Sofie, Nenek kemari untuk minta maaf sama kamu," ujar Hera lalu masuk ke dalam rumah tanpa ijin. Sofia tidak mau menggubris Hera dan masuk kembali ke kamar Ayahnya membereskan sisa barang. Ia sudah bertekad akan tinggal di villa Arsenio sampai mereka menikah nanti. 

"Nenek gak perlu kemari lagi. Aku bahkan gak tau apa masih pantas panggil kamu Nenek atau gak!" hardik Sofia makin kasar. Hera benar-benar merasa bersalah. Secara tidak langsung ia ikut membuat putranya meninggal dengan tragis.

"Kamu mau kemana?"

"Pergi dari rumah ini!"

"Tapi kemana?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com