Dengan demikian, Gentar menjadi geram dan semakin emosi. Sembari menahan rasa sakit di dalam dadanya, ia kembali mengeluarkan semua jurus yang sudah diajarkan oleh Syaikh Maliki.
Tanpa merubah sikap berdirinya, Gentar langsung menangkis serangan lawannya. Di antara berkelebatnya tangan musuh serta sambaran percikan api yang terus memburu dirinya, terlihat pula Ramdakala masuk ke arena dan langsung menyerang Gentar bersama dengan pendekar lainnya.
Sementara itu, Zekawana hanya berdiri sambil mengamati pertarungan rekan-rekannya. Ia tampak seperti menahan rasa sakit karena dada dan pundaknya sudah mengalami luka parah.
"Ternyata pendekar muda itu memiliki kesaktian, ilmu silat dan jurus tenaga dalamnya sangat tinggi. Pantas saja, Sri Wulandari sangat menghargainya?" desis Zekawana sambil terus mengamati pertarungan tersebut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com