"Udah selesai?" tanya Ethan ketika baru saja balik dari toilet dan melihat di atas meja sudah terdapat piring kosong dan makanan yang telah dibungkus sebelumnya oleh pelayan.
Carolina memutar bola matanya ketika mendengar itu, "Tentu saja udah selesai! Lo ke toiletnya 25 menit! Lo sakit perut atau kelamaan ngestalknya?" tanya Carolina.
"Aku gak ngestalk, kok! Aku kan tadi gak sempat ngeluarin semuanya pas lagi di rumah sakit, jadi.." baru saja Ethan akan menjelaskannya, Carolina langsung mengangkat telapak tangannya ke depan.
"Udah udah! Gue gak ingin mendengarkan informasi berlebihan itu! Lo masih ada keperluan di sini atau udah mau balik kantor?" tanya Carolina lagi yang masih mengangkat telapak tangannya.
Ethan yang mengerti bahwa wanita itu tidak ingin dia menjelaskan lebih lanjut, menggeleng, "Ayo kita kembali," ucapnya lagi dan langsung keluar tanpa menunggu Carolina.
Saat ini pikiran Ethan sedang ke mana-mana, dia memang benar tadi ke toilet untuk meneruskan urusan panggilan alamnya, tapi sementara dia melakukannya, dia juga sibuk memainkan handphone miliknya.
"Apa Ria benar-benar tidak memiliki pacar baru? Atau jangan-jangan dia sudah menikah? Tapi itu tidak mungkin, gak ada foto pria atau bayi di postingan sosmed miliknya," pikir Ethan lagi yang tetap melangkahkan kakinya untuk menuju ke arah lift.
Sementara Carolina sedikit terkejut karena pria yang biasanya ingin selalu berjalan bersamanya, tiba-tiba mulai melangkahkan kakinya duluan tanpa menunggu dirinya.
Tapi Carolina segera menggeleng dan mengambil kantong plastik berisi dessert dan rendang yang sebelumnya telah dibungkus oleh pelayan tadi, sebelum akhirnya melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan itu.
Dalam perjalanan menuju parkiran, baik Ethan dan Carolina sama sekali tidak berkata apa-apa. Ethan yang sibuk memikirkan apakah mantan kekasihnya memiliki pacar baru, dan Carolina yang sudah kenyang juga malas untuk berbicara.
Tak lama kemudian, mereka akhirnya sampai di dalam mobil.
"Ini gue boleh taruh di belakang, kan?" tanya Carolina mengangkat kantong plastik di tangannya. Dia merasa tidak nyaman harus duduk sambil memangku atau menggenggam kantong plastik yang berisi makanan itu.
"Ah!" Ethan terkejut karena tiba-tiba mendengar suara Carolina, "Kamu masih di sini ternyata," ucapnya.
Larut dalam pikirannya membuat Ethan sama sekali melupakan Carolina yang mengikutinya daritadi dalam diam.
"Tentu saja gue di sini! Lo gak berpikir untuk gue balik sendirian padahal tadi gue udah menolong lo, kan?" tanya Carolina lagi, membahas kejadian tentang Su dan Mo.
Ethan sedikit salah tingkah, dia benar-benar melupakan kehadiran wanita itu karena saat ini berbagai pikiran dan kemungkinan berada di dalam otaknya.
"Iya, iya, aku akan mengantarmu untuk balik ke kantor," ucap Ethan lagi.
Melihat pria itu yang sepertinya tidak masalah jika dia harus meletakkan kantong plastik itu di jok belakang, Carolina langsung meletakkan kantong plastik itu tanpa menunggu persetujuan Ethan lagi.
"Ah, gak usah, antarkan gue ke indekos gue, gue kayaknya mau ke kampus aja buat konsultasi," ucap Carolina yang mengambil handphone miliknya dan melihat jam yang menunjukkan pukul 1 lewat 25 menit.
Jam operasi kampus itu sampai jam 4 dan jarak hotel ini dengan kampus tidak terlalu jauh, jadi daripada balik ke kantor, Carolina ingin memanfaatkan waktu ini untuk mencari dosennya dan melakukan konsultasi proposal.
"Baiklah, masukkan saja koordinatnya," ucap Ethan yang tidak masalah harus mengantarkan wanita itu terlebih dahulu. Bagaimana pun, wanita tadi telah membantunya yang hampir saja kena tipu.
"Minimarket 9/10? Kamu indekosnya di minimarket?" tanya Ethan setelah melihat arah tujuan mereka.
"Tentu saja bukan, bodoh! Gue sekalian mau beli sesuatu dulu di sana, indekos gue dekat kok!" ucap Carolina yang sebenarnya sengaja memasukkan koordinat minimarket itu di sana.
Sebenarnya Carolina sama sekali tidak ingin membeli sesuatu di minimarket itu, dan minimarket tersebut berjarak sekitar 800 meter dari indekosnya.
Tapi mau gimana lagi, mobil yang saat ini dia tumpangi adalah Mercedes Benz, dan setelah Carolina lihat-lihat lagi, sepertinya mobil ini adalah Mercedes Benz S-Class yang kira-kira harganya sekitar 2 miliar.
Carolina bisa mengenali mobil ini karena sebelumnya dia sempat mencari-cari mobil mewah yang rencananya akan dia beli setelah lulus kuliah.
Meski kemungkinannya sangat kecil, seseorang bisa saja melihatnya turun dari mobil mewah ini di depan indekosnya.
Seorang wanita yang turun dari mobil mewah? Tentu saja akan menjadi bahan ghibah!
Dia juga tidak bisa mengelak dengan mengatakan mobil itu dari taksi online. Orang bodoh mana yang akan percaya bahwa mobil yang harganya sampai miliaran rupiah dipakai untuk taksi online?
Jadi Carolina memutuskan untuk turun di minimarket, dan berjalan kaki menuju ke arah indekosnya, hitung-hitung sekalian untuk olahraga.
"Oke deh," ucap Ethan akhirnya kemudian menginjakkan pedal gas mobil itu.
Sepanjang perjalanan, keadaan di dalam mobil itu kembali sunyi seperti saat mereka datang ke hotel. Ethan sibuk melihat jalan di depan sementara Carolina sibuk membaca manga lewat handphone miliknya.
Carolina yang sedang asik membaca tiba-tiba merasa heran karena baru sekitar beberapa menit mobil itu berjalan, tiba-tiba mobil itu sudah berhenti.
"Ada apa? Jangan bilang mobil lo mogok atau habis bensin!" ucap Carolina lagi ketika melihat ekspresi wajah Ethan yang kesulitan.
"Ah, bukan kok. Apa kamu bisa membantuku untuk membeli ayam goreng di situ?" ucap Ethan sambil menunjukkan papan iklan brand ayam goreng yang kelihatan di gedung yang sepertinya adalah mall.
"Lo lapar?" tanya Carolina, Ethan mengangguk.
"Kalau mau makan di situ, aku takut ketahuan," ucap Ethan yang tidak ingin mendapatkan masalah lagi seperti sebelumnya.
"Iya juga sih, yaudah mana duitnya? Beliin gue juga ya, anggap aja ongkos jalan," ucap Carolina kemudian mengulurkan tangannya ke depan, untuk meminta uangnya.
"Ah itu…," Ethan sedikit salah tingkah karena dia sama sekali tidak memiliki uang di dompetnya. Biasanya dia sering keluar bersama Agung, dan Agung yang selalu mengurus keperluannya untuk membeli sesuatu.
Selama berada di Indonesia, Ethan sama sekali belum pernah melakukan transaksi menggunakan rupiah, kecuali saat dia mengirimkan uang kepada Carolina sebagai jasa dari wanita itu.
"Lo gak punya uang kertas?" tebak Carolina. Ethan mengangguk dan tersenyum malu-malu.
"Kartu debit? Kartu kredit?" tanya Carolina lagi. Ethan menggeleng.
"Lo lapar, pengen makan, tapi gak punya uang?! Terus tadi sok-sok an gak mau makan rendang dan dessert nya?!" tanya Carolina, suaranya sedikit meninggi karena tak habis pikir dengan jalan pikiran pria itu.
"Aku punya uang, kok! Cuma masih di rekening aku, aja!" bantah Ethan. "Tadi aku lagi gak pengen makan aja, tapi sekarang aku lapar!" lanjutnya lagi.
Carolina hanya menghela nafasnya ketika mendengar hal tersebut.
��Kamu beliin dong! Nanti ku transfer uangnya, ya, ya?" bujuk Ethan lagi karena melihat wanita itu sudah tidak emosi lagi.
"Yaudah, awas aja lo gak ganti! Lo mau beli apa?" tanya Carolina yang akhirnya kasihan juga karena pria itu hanya memakan beberapa sayuran dan sup aja tadi sewaktu di hotel.
"Iya nanti kuganti, 2 dada ayam, yang original ya, jangan yang pedes sama minumnya cola,"
"Gak pake nasi?" tanya Carolina untuk memastikan. Ethan menggeleng.
"Emang lo bakal kenyang kalo mau makan gak pake nasi? Terserah lo juga sih, awas aja lo nanti ambil makanan gue!" ancam Carolina lagi.
"Iya, aku gak akan ambil makanan kamu, ini masuknya lewat mana? Apa kita bisa parkir di pinggir jalan?" tanya Ethan yang bingung karena selama ini dia hanya mengemudikan mobilnya sendirian ke kantor saja, untuk ke bandara, atau ke rumah, Agung selalu mengantarkannya.
"Tentu saja gak bisa, dasar bodoh! Tuh masuk lewat situ, pencet dulu tombolnya untuk ambil tiket parkir biar palang parkirnya kebuka," tunjuk Carolina. Ethan kemudian mengarahkan mobilnya sesuai yang diarahkan oleh Carolina.
Tak lama kemudian, mereka akhirnya memarkirkan mobil itu di basement mall tersebut karena tidak ada tempat untuk memarkirkannya di luar.
"Lo beneran bakal ganti dan membayar pesanan gue juga, kan?" tanya Carolina untuk memastikannya sekali lagi.
"Iya, apa mau aku transfer uangnya terlebih dahulu?" Ethan menawarkan karena sepertinya wanita tersebut tidak mempercayainya.
"Ah gak usah, lo nanti bisa bayar sesuai tagihannya aja!" ucap Carolina kemudian langsung membukakan pintu mobil itu dan melangkahkan kakinya keluar.
"Lumayan hari ini gak keluar duit untuk makan," pikir Carolina sambil tersenyum. Suasana hatinya membaik karena mengingat bahwa sampai malam, dia akan makan rendang, ayam goreng, dan dessert, dan yang lebih menggembirakan, dia tidak perlu keluar uang untuk memakan itu hari ini!
Makanan gratis memang yang terbaik!
Jangan lupa untuk komen, kasi batu kuasa, ulasan dan hadiah, ya!
Oh ya, sedikit info, bab berikut bakal ada adengan romantis (?) karena sepertinya Ethan dan Carolina memang butuh cipratan cipratan cinta sebelum akhirnya flashbacknya selesai, wkwk
Eh tapi kan Ethan sekarang lagi mikirin mantannya *plak