Ini Cerita Tentang Diriku, Ya Andi Takate.
Aku Terlahir Tanpa Mengetahui Kedua Orang Tua ku, Hanya Kejamnya Jalanan Yg Berbekas di ingatan ku.
Menjalani Hari Hari Yang Berat, Memikul Beban Dunia Rasanya.
Jiwa ini Seperti Sesuatu Yg Dapat Hancur Setiap Saat.
Rundungan Dari Para Preman Jalanan Hingga Ekonomi Yang Selalu Mendesak.
Tetapi Itu Tidak Berlangsung Lama, Aku Lupa Mengatakan Bahwa Kota Tempat Ku Tinggal Adalah Kota Dengan Kekuatan Super.
97% Di Kota ini adalah pengguna Kekuatan Super, Dari Yang Masuk Akal Hingga Tak masuk akal.
berbagai Kekuatan itulah Yang Menjadi Kejenjangan Sosial Yang Sangat Tinggi, Bagaikan Hukum Rimba.
Itulah Yang Terlintas Di Benak Orang Yang Mendengar Kan pertama Kali, Kota ini Memiliki Polisi Super, Mereka Memiliki Tekhnologi Mutakhir Yang Dapat Menekan Angka Kriminalitas Hingga Titik TerRendahnya.
Dan Pusat Kota ini Adalah Akademi 'Internasional Pemuda Juang Negara'
Akademi Ini Adalah Pusat Dari Kota ini, Yang Terhubung Dengan Manca Negara.
Menampung Murid Dengan Kemampuan Khusus Dari Seluruh Penjuru Dunia.
Oh Aku Lupa Mengatakan nya Lagi, Sebenarnya Tidak Hanya Kota ku saja Yg Memiliki Kekuatan Super, Melainkan Seluruh Dunia ini.
95% Penduduk Dunia Adalah Pengguna Kekuatan Super, Mereka Tidak Hanya Dari Anak anak muda, Tetapi Hingga yang Tua.
Kembali Kepada Cerita Ku Sebelumnya, Kini Kehidupan ku Mulai Membaik, Dikarnakan Kekuatan Yg Kumiliki Bisa dibilang Unik, Karna itu Aku Dimasuk Kan Ke 'internasional Pemuda Juang Negara'
Wali Kota Ku Membiayai ku Secara Penuh Dan Menjamin Kehidupan ku Setelahnya.
ini Semua Dimulai Ketika Bulan Kemarin,
Tepatnya Bulan September.
Saat itu Aku Menjalani Hidup Dengan Keadaan Suram Seperti Biasanya, Berjalan Tanpa alas kaki, Baju Compang Camping, Rambut Panjang Yang Tak Ter Urus.
Aku Berjalan Di Pinggir Jalan Yang Amat Ramai, Mobil dan motor Yang Saling Melaju Memacu Dengan Kecepatan Penuh.
Teriknya Panas Matahari Bukanlah Musuh Bagiku, Kaki Yang sudah Bersahabat Dengan Trotoar Yang Sangat Panas.
Berjalan Kesana Kemari Mengharapkan Uang Yang Sisa Atau Makanan Sisa,
Mungkin Jika Aku Melakukan Pencurian Kecil mungkin Akan Lebih Membaik Kehidupan Ku, Tetapi Aku Tak melakukan itu, Aku Juga Tak Tahu alasanya.
Disaat Aku Mengamen Seperti Biasa, Terlihat Dari Kejauhan Ada Anak Perempuan Terlihat Berlari Ketakutan Diantara Padatnya Orang.
Terlihat Dibelakang Dua Orang BerJas Hitam Mengejarnya.
Mungkin Kebanyakan Orang Tidak Menyadarinya, Tetapi Aku Menyadarinya, Dua Org itu memegang Sebuah Pistol Hitam.
Aku Hendak Menolongnya Tetapi Apa Dayaku Yang Hanya Seorang Pengamen Kecil.
Tetapi Hati ku Tidak Bisa Diam, Melihat Anak Perempuan Se Usia Ku,( Aku Berumur 15 Tahun.)Dalam Masalah Dan itu Terjadi Di Hadapan ku.
Aku Lekas Mengejarnya, Menerobos Kerumunan Orang Yang amat Padat, Sebagian Risih Ketika Bersentuhan Dengan Ku Tetapi Aku Tidak Menghiraukanya.
Sesak Rasanya Terhimpit Oleh Orang Lain Apalagi Ketika Teriknya Matahari Begini.
Dan Juga Jarak Diriku Dari Anak Perempuan itu Di Trotoar Sebrang.
Tetapi Dengan Kebetulan Anak Perempuan itu Berlari Kesebrang Sini.
Aku pun Mulai Dapat Menyusulnya.
Anak Perempuan itu Berlari Menuju Lorong Lorong Kecil Kota Kemudian Di Susul Oleh Dua Pria Berjas itu.
Mereka Berlarian Kesana Kemari Di Sempitnya Lorong
Hingga Akhirnya Anak Perempuan itu Terhenti Dikarnakan Telah Menemui Jalan buntu, Tertutup Dinding Yang Menjulang Tinggi.
Anak Perempuan itu Membalikan Badan Dan Menatap Dua Pria itu Dengan Sorot Matanya Yang Pasrah Dan Ketakutan.
"Menjauhlah Kalian!!! "
Dua Pria itu Tak Menghiraukan nya, Terus mendekat Sambil Menodongkan Pistolnya.
Aku Menghela Nafas Yang Cukup Panjang Dikarnakan Selama ini Aku Tak pernah Mencampuri Urusan Orang Lain, Tetapi Entah Kenapa Kali ini...
"Hei..."
"Paman Kau Ingin Melakukan Apa Denganya?..."
"...Tidak Kah Kalian Malu? Melukai Gadis Kecil Dengan Badan Kalian Yg Besar"
Cemooh Ku Tanpa Pikir Panjang.
Dua Pria itu Menoleh Ke Arah Ku.
Disaat itu Pula Anak Perempuan itu Mengeluarkan Cahaya Berwarna Hitam Yang Memancar Dari Tangan Kirinya...
"...Black Dragon : Hell Fist"
Tangan nya Memukul Ke Udara Dan Menghasilkan Tekanan Udara Yang Mendistorsi Udara Sekitarnya.
Kemudian Cahaya Lurus Melesat Ke Arah Salah Satu Pria itu, Memotong Udara Dan Melesat Bagaikan Peluru.
Tetapi Dengan Cepat Pria Yang Menjadi Targetnya Menembakan Pistolnya Ke Arah Cahaya Yang Di Lesat kan itu.
"....Twiingg!!!...."
Terjadi Distorsi Udara Yang Hebat Ketika Peluru Dan Cahaya itu Saling Bertabrakan.
Dentuman Yang Menggetarkan Sekitar
Cahaya itu Menghilang Seketika, Tetapi Peluru itu Terus Melesat Tanpa Terluka Sedikitpun.
saat itu Pula Aku Menyadarinya, Bahwa Pistol Mereka Adalah, Senjata Yang Dapat Menetralkan Seluruh Kemampuan, Heaven Disaster.
Dan Peluru Itu Menembus Lengan Kiri Anak Perempuan itu.
"Arrgghh.. "
Anak Perempuan itu Menahan Sakitnya sambil Memegangi Lengan Kirinya.
"Jika Kau Melakukan Lebih Dari itu Maka Kau Akan Menyesal...."
Ya, Begitulah Yang Kupikir kan Dan Hendak Ku Ucapkan.
"...Pergilah Aku Tidak ingin Bantuan Mu "
Suara Sayunya Memecah Hayalan Sejenak Ku
Matanya Yang Berkaca Kaca Sembari Memegangi Lengan Berlumur Darah itu
Menyuruh Ku Pergi Meninggalkan nya
Aku Tanpa Berpikir Panjang Berlari KeArah Dua Pria itu
Mereka Dengan Sigap Menembakan Heaven Disaster, Beruntun Ke Arah ku
" Bagaimana Jika : Patahkan
Jalur Peluru "
Ucapku..
Seketika Peluru Yang Beruntun itu Kembali Mengenai Dua Pria itu, Hampir Melubangi Seluruh Tubuhnya.
Mereka Seketika TerJatuh Ditanah Tak Dapat Bergerak Sedikit pun
Aku Dengan Cepat Mengeluarkan Saputangan Milik ku Dan Mengikatkan Pada Lengan nya, Berharap Mengehentikan Pendarahan nya Sementara.
Anak Perempuan itu Hanya Diam Membeku Tatap an Matanya Seolah Berkata,
Apa Yang Telah Terjadi..
Apa Yang Dilakukan Nya...
Begitulah Pikir ku.
Setelah Selesai Mengikat Sapu Tangan itu Aku Lekas Meng Gandeng Tangan Kanan Nya Dan Berlari Menuju Keluar, Kabur Dari sana
Badanya Pasrah Hanya Mengikuti Arus Tarikan Tangan Ku
Tangan nya Dingin Bagaikan ES
Denyut Nadinya sangat Terasa
Ketegangan nya Mengalir Melalu Tangan Yang Terhubung ini.
Kita Hampir Sampai Diluar
Sorot Cahaya Mulai Terlihat Jelas
Lorong Yang Tak Tersentuh Cahaya Matahari Yang Terik ini Lumayan Mengerikan juga...
Sesaat Setelah Kita Sampai Di Luar Lorong
... Sliiingg!!.....
Rentetan Pisau Meluncur Tepat Ke wajah Ku
" Bagaimana jika : Patahkan Jalur Pisau"
Ucap Ku Sembari Mencoba Menghindar Untuk Menghindari Kemungkinan Gagal.
Rentetan Pisau Itu Seketika Menusuk Kembali Orang Yang Melemparkanya
"Arrrgghhh... "
Teriak nya Membuat Orang Sekitarnya Melihat Ke Arahnya
Memancing Keributan Di sekitar, Beberapa Nya Berlari Panik
Aku Mengambil Kesempatan itu Berlari Menjauh Dari Tempat itu.
Aku Merasa Sudah Berlari cukup Jauh Dari Tempat itu Tetapi
Aku melihat Dari Kejauhan Dua Pria Yang Menggunakan Heaven Disaster Berlari Mengejar, sempoyong an.
Badan Yang Mencucur kan darah Di Sepanjang Jalan nya.
Mereka Kali ini Menembakan Heaven Disaster Beruntun secara Bersamaan, Berdua.
Sekali Lagi Rentetan Peluru Beruntun Melesat Ke Arah Kami
Aku Hendak Mengubah 'Akibat' Yang Disebabkan Peluru itu Tetapi Jika Kulakukan Sekali Lagi Maka Aku Akan Benar Benar Membunuh Dua Pria itu.
".....Hapuskan Lah Peluru Yang Dilesatkan ini"
Ini Untuk Mencegah Kematian Mereka Berdua.
Seketika Rentetan Peluru Beruntun itu Menghilang Di Udara, Tak Menyisakan Apapun Bekasnya.
Anak Perempuan Yang Ku Gandeng Tangan nya Sekali Lagi Tertegun Melihat Ku Melakukan hal itu
Matanya Seolah Mengatakan
Kemampuan Macam Apa ini...
Dua Pria itu pun Terkejut apa Yang Telah dilihat Mereka, Tetapi Mereka Menghiraukan Dan Melanjutkan Mengejar Kami Berdua.
"... Hei Kau, Kenapa Mereka Mengejarmu? "
Tanya Ku Sambil Berlari Menjauh Dari Dua Pria itu
Akhirnya Anak Perempuan itu Tersadar Dari Lamunan nya.
"Entahlah Aku Juga Tak Mengerti.. "
Ucapnya Dengan Raut Wajah Ragunya.
Aku Tidak bertanya Lanjut, Dikarnakan Aku paham itu bukanlah hal Yang Bagus untuk Dibicarakan.
Kedua pria itu Terus mengejar Seperti tanpa kelelahan sedikit pun, Walau Jika Dilihat Tubuh Mereka Yang Penuh Luka.
dengan inisiatif aku berbelok kesebuah persimpangan jalan
dan tak sengaja menabrak seorang pria paruh baya berjas hitam rapi.
Aku merasakan firasat buruk setelah beradu pandangan denganya
tetapi itu semua seolah tertiup angin rasa buruk Sangka itu.
"Paman Agvez.... "
Seru Anak Perempuan itu Dengan Girang
Seketika Raut wajah Yang Dingin Dan Tak ramah itu menjadi pribadi yg Baik.
"Elvy, Apa Yang kau lakukan disini?... "
".... Dan siapa Anak Laki ini? "
Tanya Nya Dengan nada lembut sembari membungkuk kan Tubuhnya, Seseorang Yang berpostur tubuh Tegap Dan Gagah Kini menjadi Sama Dengan anak Berusia 15 Tahun.
"Paman Agvez Tolong Aku, Dua Pria Asing Berlari Mengejar ku Saat ini... "
"..... Dan Anak ini Aku Tidak mengenalnya Tetapi dia lah yang menolong ku sedari Tadi"
Ucapnya Sambil Memegang erat Jubah Hitam Panjang milik Pria paruh baya itu, Bernama Agvez.
Saat itu Juga Aku Melihat Rentetan Peluru Dari Heaven Disaster Kembali Ditembak kan, Semua itu Mengarah Ke Kita Ber Tiga.
Dengan Cepat Aku Berdiri Di depan Pria Paruhbaya yg bernama Agvez dan Anak perempuan Bernama elvy itu.
"Bagaimana Jika : Lenyapkanlah Seluruh Peluru Heaven... "
Aku Tak Sempat menyempurnakan Kata Kataku
Tiba tiba seluruh rentetan peluru itu terbelah menjadi 4 bagian, Terpotong Rapi seolah seorang koki memotong daging dengan rapi dan teliti.
Mata ku tak dapat menangkap sosoknya, dia begitu cepat
Tebasanya Seolah Menghentikan waktu
kecepatan peluru dan jarak aku dengan peluru sangat lah tidak memungkinkan untuk ditolong Berkisar 2 Meter,Tetapi dia berbeda.
Terlihat Postur Tubuh Wanita Jika Dikisarkan Dia Berumur 20 Tahun
Memakai Kaos Putih Bersih, Rambut Berwarna Hitam Sedikit Keunguan, Diikat.
Mengenakan Celana Biru Tua Pendek dengan Kaos Kaki Hitam panjang Menjulur.
Membawa Pedang Katana, Terlihat Sangat Tajam,
Seolah Dapat membelah Segalanya.
"Dek Elvy, Paman Agvez.... "
"....Apa Yang Kalian Lakukan? Membiarkan Orang asing Melindungi kalian? "
".....Heaven Disaster Tidaklah Mengerikan Sampai Kalian Mengandalkan Orang lain Melindungi kalian, Apalagi Dia Seorang anak kecil. "
Ucapnya Dengan Wajah Kesal, Menggengam Erat Katana Yang Dipegang nya.
"Ohh Vaneza, Sudah Lama Tidak Bertemu kita, Bagaimana Kabarmu? "
Kata itu Yang pertama Diucapkan Agvez Setelah mendengar Ocehan Gadis yang Bernama Vaneza.
"Haa?! Kau Tidak Menjawab Pertanyaan ku Setidaknya Jelas kan apa Yang Terjadi Saat ini"
Jawab Vaneza Dengan Kesal.
Lalu Matanya Menatap ku Dengan Serius
Aku merasa Dirinya mengancamku, Seolah Berkata
Siapakah Kau ini...
Begitulah Pikir Ku
Tetapi Sekali Lagi rasa buruk sangka itu Hilang bagaikan Tertiup angin
"Jadi Kau Ya Yang Menyelamatkan Adik Tercinta ku?... "
"... Aku Berterima kasih Kepadamu, Aku Berhutang Budi Karna Kau Telah Menjaganya"
Ucapnya Dengan senyuman Indah miliknya
elvy Mendengar itu pun Wajah Nya Sedikit memerah
"Kak Apa yang kau katakan, Jangan Membuat Ku malu... "(Memalingkan muka)
Ucap Elvy
Suasana santai itu hilang seketika ketika dua pria itu berjalan mendekat ke arah kita semua
"itu!! Mereka yang
mengejarku dari tadi... "(Menunjuk Ke Arah Dua Pria itu)
Ucap Elvy dengan Nada Tinggi
agvez Dan Vaneza Terkejut Melihat Dua Pria itu, Seolah Mereka Telah Melihat Sesuatu Yang Menakutkan
" Mereka... "(Agvez)
"Mereka Adalah Agent Tingkat A, Yang dimiki Sekolah internasional Pemuda Juang Negara... "(Vaneza)
".... Tetapi Mengapa Mereka Mengejar Elvy, Dan Siapa Membuat Mereka Begitu Hancur"
(Vaneza Sambil Melihat Ke Arah ku)
"... Jadi Begitu Mereka Telah Bergerak, Bukankah ini Terlalu Cepat... " (Agvez)
Seketika Wajah Vaneza Memerah Dia Berjalan Ke Arah Agvez Dengan Penuh Emosi..
"...APA MAKSUDMU PRIA TUA!! BUKAN KAH KAU YANG TELAH MENGEHENTIKAN PRAKTIK ITU?!! "
(Memegang Kerah Baju Agvez)
Suasana Yang tadinya Senang kini menjadi Runyam
Dari Arah Depan Terdapat Dua Agent Yang Berjalan Mendekat, Bersiap Menembak kan Heaven Disaster Sekali lagi.
Dan Dibelakang Ada Pertengkaran Vaneza Dengan Agvez.
Aku Dan Elvy Hanya Diam melihat Posisi Yang kurang menguntungkan.
Dan Benar,
Dua Agent itu Menembak kan Rentetan Peluru Heaven Disaster,
Tetapi Kali ini mereka Hanya Mengarahkan Hanya Pada Elvy.
Pertengkaran Vaneza Dan Agvez Terhenti Seketika Mereka Tak Dapat Menolong Elvy Dikarna Kan Jarak Dan Waktu Yang Lumayan Jauh Dari jangkauan.
"ELVYYY!!!."
Aku Pun melesat ke depan Elvy dan menahan semua peluru itu,
Tetapi aku telah mengurangi massa dan Kecepatan peluru itu, Sekaligus Kemampuan Dari peluru Yang saat ini Dilesatkan.
Rapalan milik ku Terlalu lama Jika aku membelokan atau menghapuskan nya.
"...Bagaimana Jika : Mengubah Peluru"
Beruntungnya Aku Dapat Bertahan Dari Semua Rentetan Peluru itu.
Hanya Sedikit Luka Tembakan yg kudapat kan, itu sangatlah baik dibandingkan terkena Kemampuan langsung dari Rentetan peluru Tersebut
Seketika Mereka Semua Panik Melihat ku Menahan Semua Rentetan Peluru Tersebut Dengan Telanjang badan
"Hei Kau... Apa kau baik baik saja? "
(Menyentuh Bahu ku)
Tanya Elvy Dengan Sedikit Raut Wajah Khawatir,
Aku Tidak mengharapkan Hal itu, Aku Sadar Aku hanyalah orang baru dia temui beberapa jam lalu Tetapi aku bersyukur baru kali ini ada seseorang yang Mengkhawatirkan ku.
Kakiku Tak Tahan Menahan Rasa Sakit ini,
Aku terjatuh ketanah Tetapi Ku menahan agar Tidaklah Tumbang Saat ini
Selama Dua Agent itu masihlah sadar..
"Sudahlah Nak.. "
"Serahkan Sisanya Kepada ku... " (Sambil Menggenggam Erat Katana Miliknya)
ucap Vaneza Melangkah Ke arah dua agent itu
Tangan nya Terlihat bersiap Menarik Katana itu dari sarungnya
Sorot matanya Terlihat sangat Kelam Seolah mengatakan
Beraninya kalian Menyerang adik ku..
Begitulah Yang kupikirkan.
Dua Agent itu Terlihat Ragu, Tangan nya bergetar ketakutan Saat melihat Vaneza berjalan mendekat
Aku mengira Bahwa Vaneza Akan Menebas Mereka Dari Kejauhan
Tetapi aku Terkejut apa yang Dilakukanya
Vaneza Membuat Medan Energi Berjarak 3000 Meter
Kerumunan Orang Sekitarnya Terbekukan Oleh waktu, Hanya kita ber enam saja Yang Dapat bergerak.
Vaneza Menebaskan Pedang nya dengan Seluruh Kekuatan nya Membelah Ruang antara Dirinya dan Dua agent itu,
Tebasanya Sangatlah Cepat, Mata Normal Seperti ku Tak Dapat melihatnya
Dia Menebaskan katananya...
Lalu Kembali Mengembalikan Ketempatnya.
Kedua Agent itu mengira diri mereka Tak Terluka Hanya Berpindah Jarak, Mereka Tertawa Menghina Vaneza.
Aku mengira dia Meleset,
Tetapi aku Telah salah
Ruang antara dirinya dan Dua agent itu Telah Terputus,Maka Jarak Mereka pun Tak lebih Hanya Menjadi Dua Langkah Kedepan saja
Kukira Hanya Seperti itu saja Sepertinya itu Belumlah Berakhir
Tiba Tiba setelah tebasan itu Tubuh Dua agent itu Hancur Tak Bersisa, Hanya Potongan daging Dan Darah Yang Bercucuran Kemana mana.
Bagaikan Seorang Putri Yang Sedang Bermandi kan hujan, Diri Vaneza Terlihat Lebih Cakap Dan Hebat.
Kemudian disusul Oleh SEPANJANG jalanan Kota, Hancur Terbelah Menjadi Dua
Ku pikir itu akan Menjadi Pemandangan Yang sangat Mengerikan Bagi Elvy
Tetapi Sekali lagi Dugaan ku Salah.
Elvy menangis, Bahagia Karna Telah Terlepas Dari Kejaran Dua Agent itu Atau Karna Melihat Banjir darah itu.
itu yang Sempat ku pikirkan Tetapi Sekali Lagi Dugaan ku Meleset.
"Kenapa?... "
"... Kenapa Kakak Membunuh Seseorang lagi, Dia Sudah Berjanji Tidak akan Mengotori Tangan nya Untuk Selanjutnya, Tetapi kenapa??!"
Ujar Elvy Sambil Memegang erat Jubah Agvez, Deras Air Mata Yang mengalir.
Aku Tidak Paham Apa Yang salah Dari perbuatan Vaneza, Memanglah Membunuh Orang Bukan hal yang benar
Tetapi itu bukan Sesuatu yang harus disesali selama Bukan kau Yang melakukan nya sendiri.
Aku Tak ingin Mengungkapkan Kata kata itu..
"Apa Ada Sesuatu Yang Terjadi Diantara Mereka Berdua, paman?.. "
Tanya Ku Kepada Agvez.
Agvez hanya Diam Membisu Tak mengatakan Sepatah katapun.
Aku Tak melanjutkan Pertanyaan ku Aku Tahu Saat ini Bukan lah saat yang tepat.
Vaneza Akhirnya Berjalan Kembali
Tubuhnya Berlumuran Darah, Tangan Kanan Memegang Heaven Disaster milik Dua Agent itu.
Aku Hanya Menatap Dengan Mata Kosong Tak Sanggup melihat matanya, Saat ini Mata Vaneza Sangat Dalam.
"Elvy maaf.. "
dua Kalimat itu saja yang dia ucapkan kemudian Pergi bagaikan Angin.
Aku Tak Dapat Membantu Banyak Hal Dalam Urusan Pribadi seseorang.
Kali ini aku hanya diam membisu Melihat Semua yang terjadi.
Tak lama Medan energi Pun Menghilang
Seketika Orang Orang Sekitar Pun Berteriak histeris Melihat semua hal yang dilakukan vaneza sebelumnya.
Agvez pun Bangkit sambil mengandeng Elvy
"...Nak Terima kasih untuk semua nya, Mungkin Jika Kau berada Dalam Masalah Kau bisa Mencari ku, Agvez Elhorge"
Ucapnya Sembari Berjalan Menyatu di Tengah panik nya semua orang.
Kini mereka bertiga Benar Benar Telah pergi.
Tak ada lagi yang perlu ku lakukan, Mungkin ini saatnya aku kembali Bekerja.
Ketika Aku Hendak Meninggalkan Tempat itu
Telapak Tangan Yang Cukup Besar Memegang bahu kanan ku
Hanya keringat dingin yang aku keluarkan saat itu, Aku menduga dia adalah Teman dua agent sebelumnya.
"Hei Nak,Aku Telah Melihat
Semua nya.. "
"....Kau Dapat membalikan, Menghapus Serangan Para Agent itu, Sebenarnya apa yang kau lakukan"
Nada yang berat, Mendengarkan nya saja Sudah membuat Jiwa ku Bergetar.
Disetiap kata yang di ucapkan nya Terasa Hawa intimidasi yang nyata.
Membuat ku Tak sanggup Melihat ke arahnya
Aku Menjawab Tanpa melihat Wajahnya, Tetapi Yang pasti Satu hal Dia Sepertinya bukan para agent itu.
Dia mengenakan Jacket Putih panjang Menjulur ke kaki
Celana Hitam Dan sepatu Yang Tidak mungkin dikenakan oleh Seorang agent.
"What if : Subjective Reality... Nama kemampuan Yang kumiliki... "
"...Memang benar aku dapat melakukan semua itu selama mereka semua Masih didalam Realitas"
"...Dan Apa Tujuan mu setelah Mengetahui Hal itu, Apa Kau Akan Membunuhku? Dikarnakan Kemampuan aneh yang kumiliki? "
Aku Merasakan Dia Tertawa Kecil Setelah mendengar jawaban milik ku.
"Untuk Apa aku membunuh mu? Seseorang yang sangat Berpotensial seperti mu Sangat Sangat Disayangkan jika kehilangan nyawanya" (Genggaman Di bahuku mulai Melemah)
Kini Aku Merasa Kata kata nya Tidak Seberat Yang Awal.
Aku mengira bahwa Dia Dapat memanipulasi kata katanya.
"Baiklah Ikutlah Dengan ku Nak.. "
Ucapnya Sambil mendekatkan bahuku ke Perutnya.
Tiba Tiba muncul Spektrum Cahaya Berwarna Biru Muda
Mengelilingi Tubuh kita berdua
mereka membentuk kata Kata Yang tak kumengerti Artinya.
Dan Saat itu juga Tubuh ku Terasa sangatlah panas
Nafas menjadi sangat sesak
gaya Grafitasi seperti meningkat 100 kali lebih banyak Sampi lutut ku Tak dapat Menahanya.
itulah Teleportasi, Jika aku melihat teleportasi milik pria itu berbeda dari selama ini yang ku tonton.
Dia Menjadi kan tubuh Targetnya sebagai partikel yang sangat kecil berjumlah Tak terhitung lalu Memaksa memindahkan nya Ke Tempat yang dia tuju.
Dan inilah Awal Dari Cerita Ini....