"Pulang jam berapa, Nes?"
"Nggak usah jemput, Mas." Aneska tidak mau merepotkan. Mas Dikta tadi sudah repot-repot menjemput ke kantor BNN, tanpa diminta.
"Langsung pulang aja, ya. Kamu mending istirahat."
"Udah sampai sini juga. Nggak enak sama yang lain. Katanya pertemuan kali ini penting." Aneska merogoh ranselnya. Mencari masker bersih.
"Ya udah kita ke apotek dulu. Beli obat."
"Nggak usah, Mas. Aku udah biasa gini." Aneska bersiap membuka pintu setelah memakai masker.
"Oke. Tapi nanti harus telepon. Aku jemput, jam berapa pun."
Kalau tidak dituruti, bisa-bisa Aneska dipaksa pulang lagi. "Iya, iya."
Badannya luar biasa tidak keruan. Seharusnya sudah terasa tidak beres sejak kemarin. Tapi Aneska terlalu memaksa tubuhnya. Besok dia bisa tidur seharian, hiburnya pada diri sendiri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com