webnovel

Si Boros Qin Sheng

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Dibandingkan dengan kecemasan para investor, Qin Sheng justru terlihat sangat santai.

Dia menatap ponselnya, dan melihat ke arah saham dari waktu ke waktu. Siluet panjang terpantul dari bulu matanya. Kemudian dia menurunkan pandangannya, hal ini dapat memberikan perasaan damai dan tenang pada orang lain.

Para investor di sekitarnya tidak sengaja melihat sikap santai Qin Sheng, lalu kecemasan di hati mereka memudar.

Mengetahui jika gadis kecil ini sedang melihat saham yang sama, mereka memarahi diri mereka sendiri. Mereka membeli saham yang sama, tapi bahkan seorang gadis kecil ini saja tidak panik, lalu untuk apa mereka panik?

Selain itu, tidak ada gunanya khawatir.

Setelah menenangkan diri mereka, mereka mulai memainkan ponsel mereka seperti gadis itu.

Sekitar siang hari, sahamnya sudah tidak jatuh.

Qin Sheng duduk tegak, mengklik mouse, dan membeli saham dalam jumlah banyak. Agar tidak membuat orang lain curiga, dia juga membuat akun virtual dan membelinya secara bertahap.

Dia bergerak sangat perlahan agar harga sahamnya tidak langsung melonjak.

Saat Qin Sheng sedang mengoperasikan laptop, seorang pria di sebelahnya melihatnya.

"2.5 juta?"

Melihatnya menghabiskan uang 2.5 juta untuk membeli hampir satu juta saham sekaligus, pria di sebelahnya melongo.

Dia segera tersadar lalu memperingatkannya, "Gadis kecil, saham ini tidak layak dibeli sekarang. Ada kabar buruk tentang perusahaan ini beberapa hari yang lalu. Mungkin mereka akan bangkrut dalam beberapa hari. Uangmu akan habis jika begini."

"Hei hei hei, gadis kecil kamu…"

Begitu dia selesai berbicara, dia melihat Qin Sheng sekali lagi menghabiskan 2,5 juta untuk membelinya.

Pria itu memegang dadanya. Dari mana gadis boros ini muncul? Dia telah menghabiskan 5 juta!

Mendengar kata-kata pria itu, beberapa orang berkumpul di sekitarnya.

Melihat saham Qin Sheng, mereka berbisik satu sama lain.

"Gadis ini terlalu boros. Dia menghabiskan banyak sekali uang keluarganya. Dia tidak mengerti seberapa keras keluarganya bekerja."

"Dia mungkin seorang nona muda dari keluarga kaya. Lima juta bukan apa-apa untuknya."

"Bisa jadi. Orang yang bisa menghabiskan lima juta yuan bukanlah orang biasa."

Banyak orang yang mampu mengeluarkan puluhan ribu hingga ratusan ribu untuk bertaruh di bursa saham. Tapi sangat sedikit dari mereka yang mampu mengeluarkan lima juta sekaligus. Di bursa saham ini, bisa dihitung dengan jari orang yang bisa melakukannya.

Bukankah Qin Sheng anak yang sangat boros? Dia membeli banyak saham perusahaan yang hampir bangkrut.

Qin Sheng sudah mengeluarkan uang 10 juta untuk membeli saham ini. Saat dia mendengar komentar orang-orang, dia bersandar di kursinya dengan malas.

"Saham ini akan naik," kata Qin Sheng berkata dengan ringan sambil melihat ke layar laptop.

"Adik kecil, apa kamu tidak takut lidahmu akan terbakar saat mengatakan ini? Kamu kaya jadi tidak takut kehilangan uang. Tapi kami semua miskin dan tidak bisa kehilangan uang kami."

Seorang wanita melambaikan tangannya dan tidak mempercayai Qin Sheng.

Kalimat ini digaungkan oleh banyak orang. Mereka tertawa kemudian duduk kembali di kursi mereka. Mereka tidak bisa menghabiskan waktu dengan orang kaya yang sedang bosan ini. Mereka masih menunggu waktu yang tepat untuk menjual saham mereka.

Hanya orang bodoh atau orang kaya yang punya terlalu banyak uang yang akan membeli saham ini.

Tapi hanya ada satu orang pria yang dari tadi masih berdiri di belakang Qin Sheng. Matanya berbinar sambil melihat Qin Sheng dengan tatapan yang… agak aneh.

Dia menggosok tangannya kemudian bertanya dengan suara pelan, "Adik kecil, bagaimana kamu tahu saham ini akan naik?"

Qin Sheng menjawab tanpa ekspresi, "Intuisi."

Kegembiraan pria itu hilang seketika, bagai disiram air dingin, "Hanya intuisi ya."

Dia bergumam kemudian kembali duduk dengan ekspresi sedih.