webnovel

Ikut Ke Kantor

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Huang Xiaoyan khawatir Qin Sheng akan tersinggung karena mendengar rumor tersebut, dia pun menambahkan, "Sheng sheng, aku percaya padamu. Dengan penampilanmu, kamu pasti bisa menemukan seorang pemuda kaya. Bukankah kamu tidak perlu mencari pria tua?"

Huang Xiaoyan mengatakan itu sambil menggembungkan pipinya. Wajahnya terlihat agak gemuk, yang membuatnya semakin imut. Qin Sheng jadi ingin menggodanya.

Dia mengangkat alisnya sedikit, menopang dagunya dengan satu tangan, "Maksudmu aku wanita simpanan?"

"Tidak, tidak, tidak. Sheng sheng pasti bukan wanita simpanan. Aku hanya membuat analogi." Huang Xiaoyan melambaikan tangannya lagi dan lagi. Dia tidak bisa membiarkan Qin Sheng salah paham padanya.

Lin Feng memukul kepala belakang Huang Xiaoyan, kemudian berkata dengan nada jijik, "Huang Xiaoyan, kamu sangat bodoh."

Lin Feng tadi juga merasa sangat khawatir. Tapi dia tidak berani menyentuh kepala kak Sheng. Qin Sheng bisa menghajarnya dengan satu tangan. Terakhir kali pergelangan tangannya dipelintir, dia masih ingat dengan jelas dan rasa sakitnya masih terasa sampai sekarang.

Huang Xiaoyan berkata, sambil menunjukkan kesetiaannya dan memuji Qin Sheng, "Kak Sheng, aku melihat ada dua orang yang menghinamu tadi. Aku akan memukuli mereka."

Lin Feng memang pemarah. Tapi dia tak akan memukul orang tanpa sebab. Hanya saja, kata-kata dua orang itu keterlaluan, dia tidak bisa menahannya lagi.

Kelas masih belum mulai, dan siswa lain di kelas Qin Sheng memperhatikan mereka. Suasana kelas sangat sunyi, jadi mereka bisa mendengar kata-kata Huang Xiaoyan dengan sangat jelas.

Mereka lalu mengungkapkan ketulusan hati mereka.

"Kak Sheng, kami semua percaya padamu."

"Kak Sheng, kak Sheng, kamu sangat hebat. Kamu pasti bukan wanita simpanan pria tua."

"Kak Sheng…"

Orang-orang di kelas empat tidak percaya bahwa Qin Sheng adalah wanita simpanan. Setelah seminggu bergaul dengannya, kini mereka telah menjadi penggemar setia Qin Sheng.

Lin Feng memelototi mereka, Dia sudah menunjukkan kesetiaannya, untuk apa mereka ikut-ikut?

Para siswa kelas empat yang ditatap dengan tajam oleh Lin Feng menciut.

Lin Feng menegakkan dadanya dengan bangga.

'Bocah-bocah ini, berani mau melawanku!'

Tentu saja, tidak lama kemudian, banyak siswa berkumpul di sekitar Qin Sheng dan menanyakan keadaannya dengan hangat.

Lin Feng menatap mereka, tapi tak ada yang memperhatikannya.

Dia menarik seorang siswa, lalu memanggilnya, "Bocah, apa kamu mengajakku bertarung?"

Tatapan dan suaranya penuh dengan ancaman.

Siswa yang ditarik oleh Lin Feng ini adalah orang yang jujur. Dia dengan polos mengatakan, "Kak Feng, bukannya kak Sheng lebih hebat darimu? Sekarang kak Sheng dalam masalah, jadi kami harus menghiburnya."

Lin Feng mengambil pulpen dan ingin mematahkannya. Dia sangat marah!

Namun, dia menyadari jika dia tidak cukup kuat untuk melakukannya kemudian melemparkan pena itu ke meja sambil memelototi anak itu.

Siswa itu menciut dan buru-buru bergabung dengan kerumunan di sekitar Qin Sheng.

Qin Sheng melihat teman sekelas yang peduli padanya, dan rasa hangat menjalar di dalam hatinya. Sungguh menyenangkan memiliki teman.

Di kehidupan sebelumnya, Qin Sheng bergabung dengan kelas satu, dan tidak pernah bertemu dengan siswa kelas empat. Karena Qin Churou, reputasinya di sekolah sangat buruk, tidak ada yang mau berteman dengannya, apalagi membuatnya menikmati perasaan dipercaya dan diperhatikan oleh teman sekelasnya.

Baru setelah bel sekolah berbunyi, semua orang kembali ke kursinya masing-masing.

Guru Lin, guru kelas empat, memasuki kelas. Dia melirik Qin Sheng, "Ikut aku ke kantor."

Setelah mengatakannya, dia keluar.

Mata para siswa di kelas empat semuanya tertuju pada Qin Sheng, mereka sangat mengkhawatirkannya. Guru Lin mereka itu sangat galak. Lin Feng melihat punggung Qin Sheng dan hanya bisa memberinya tatapan simpatik.

'Kak Sheng, jaga dirimu, aku tak bisa membantumu.'

Hanya ada sedikit guru yang ditakuti Lin Feng. Dan guru Lin adalah salah satunya. Dia akan sangat ketakutan saat melihatnya.

Guru Lin masuk ke kantor, menutup pintu, kemudian menuangkan air untuk Qin Sheng, "Duduk."

Saat ini, di kantor, hanya ada guru Lin. Guru yang bertugas untuk ketiga kelas lainnya sudah pergi menjalankan tugas mereka.

Qin Sheng duduk di kursi. Tubuhnya terlihat tegak dan postur tubuhnya sangat bagus.