Zizi mengelap bibirnya lagi dengan tisu. Dia tahu sedari tadi Andres ingin menjilat bibirnya yang blepotan bumbu.
"Aku ingin menciummu," bisik prianya.
"Nanti saja di mobil," jawab Zizi sambil berbisik.
Restoran yang mereka datangi sedang ramai pengunjung. Mereka bisa menjadi pusat perhatian dan mungkin membuat keributan jika berciuman saat ini.
"Aku tidak tahan lagi," aku Andres masih dengan bisikan.
"Bertahanlah. Kamu pasti bisa. Dicen que nunca se rinde," bisik Zizi memberinya semangat.
Andres mengangguk dan menghela napas. Mereka kemudian lanjut makan. Zizi tersenyum setiap kali Andres menatap bibirnya.
"Jangan dilihat," bisiknya.
Andres mengangguk lalu menghela napas.
"Kamu membuatku gila," desahnya yang membuat Zizi tertawa.
Dia tidak paham mengapa Andres yang sangat tampan ini bisa tergila-gila padanya. Ini sungguh tidak masuk akal.
"Kamu akan kembali ke rumah sakit?" tanya Andres.
"Aku mau ke salon kalau boleh," jawabnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com